Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Haji 2025

Prof Arifuddin Ahmad Khatib Salat Jumat di Hotel 'Jamaah Embarkasi Makassar' Makkah

Setelah azan, khatib Prof Arifuddin Ahmad, langsung menyampaikan khotbah Jumat kepada jemaah haji.

Penulis: Mansur AM | Editor: Sakinah Sudin
Media Centre Haji
EMBARKASI MAKASSAR - Suasana Salat Jumat di Hotel 311 Moro Al Alameyah Kawasan Syisah Mekah, 23 Mei 2025. Mayoritas jamaah asal Embarkasi Makassar atau UPG tinggal di sektor ini. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKKAH - Jemaah haji Indonesia tetap khusyuk menunaikan salat Jumat meski tidak di Masjidil Haram.

Sebagian jemaah haji salat Jumat di masjid sekitar hotel karena pembatasan terminal bus Shalawat.

Petugas haji Indonesia mengimbau jemaah haji salat Jumat di musala hotel atau masjid terdekat.

Musala Hotel 311 jadi salah satu lokasi salat Jumat bagi jemaah haji Indonesia.

Hotel tersebut juga menjadi lokasi Kantor Sektor 3 Daerah Kerja Makkah.

Pantauan pada Jumat (23/5/2025), musala dipadati jemaah pria dan wanita.

Azan zuhur berkumandang pada pukul 12.17 waktu Arab Saudi.

Setelah azan, khatib Prof Arifuddin Ahmad, langsung menyampaikan khotbah Jumat kepada jemaah haji.

Khatib mengajak jemaah untuk jujur dan ikhlas dalam beribadah haji.

Kejujuran sangat penting terutama jika ada pelanggaran ihram saat umrah wajib.

"Kalau ada pelanggaran, kecil atau besar, harus tetap jujur," ujar khatib.

Khatib juga mengingatkan pentingnya menjaga sikap selama berhaji.

Menurutnya, haji bukan hanya sah, tapi harus dikejar agar mabrur.

"Haji mabrur tak ada ganjaran selain surga," lanjut khatib.

Pembatasan bus Shalawat dilakukan otoritas Masjidil Haram sebelum salat Jumat.

Terminal bus terakhir hanya melayani hingga pukul 09.00 waktu Arab Saudi.

Sementara kebiasaan jamaah haji Indonesia di Makkah, berangkat ke Masjidil  Haram pukul 11.00 WAS. 

Selain itu, Kepala Sektor 3 Daker Mekah, Ikbal Ismail, menyebut banyaknya jamaah di musolah hotel mengingat ada imbauan untuk tidak memaksakan salat Jumat di Masjidil Haram. 

Mengingat kawasan Masjidil Haram mulai padat oleh jamaah dari berbagai penjuru dunia. Selain itu, sejumlah rute juga ditutup askar untuk mencegah terjadi kemacetan dan kepadatan jamaah di siang hari terik. 

Cuaca Makkah hingga 40 derajat celcius.

"Sektor 3 melalui layanan bimbingan ibadah mengimbau jamaah tidak memaksakan diri ke Masjidil Haram terutama pada siang hari," kata Ikbal yang juga Kabid Haji dan Umrah Kemenag Sulsel ini.

"Apalagi hari Jumat, banyak rute ditutup sehingga dikhawatirkan jamaah tertahan di siang hari terik. Ini langkah antisipasi menjaga kebugaran jamaah," imbuhnya.

Sektor 3 dikenal sebagai wilayah "Embarkasi Makassar atau UPG". Mengingat sebagian besar jamaah dari embarkasi ini berasal dari Indonesia Timur.

Meski tak ke Masjidil Haram, jemaah tetap dapat pahala salat berjamaah.

Mustasyar Dinny PPIH, KH Abdul Moqsith Ghazali, menjelaskan soal ini.

Menurutnya, seluruh wilayah Tanah Haram dihitung bagian dari Masjidil Haram.

"Salat di hotel juga berpahala seperti di Masjidil Haram," ujar Moqsith.

Ia menyebut salat di hotel tetap dihitung 100 ribu kali lipat pahalanya.

Hal ini berlaku selama lokasi masih termasuk area Tanah Haram.

"Yang sepuh, risti, difabel, bisa ibadah di hotel," jelasnya.

Ia juga menjelaskan dasar pendapat ulama soal Tanah Haram.

Salah satunya berasal dari tafsir surat Al Isra ayat 1.

Nabi Muhammad disebut melakukan isra dari rumah Ummu Hani.

"Rumah itu di luar kompleks Ka'bah, tapi tetap dihitung Masjidil Haram," katanya.

Karena itu, salat di hotel tetap dianggap sah dan berpahala besar.

Petugas terus mengarahkan jemaah agar tetap nyaman dan aman beribadah.(Media Centre Haji/Mansur Amirullah)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved