Rekonsiliasi PWI
Zulkifli Gani Ottoh Ditunjuk Ketua SC Kongres Persatuan PWI, Ronald Ngantung Sebut Keputusan Tepat
Mantan Ketua PWI Sulawesi Selatan, Zulkifli Gani Ottoh telah dipercaya menjadi Ketua Steering Committee kongres.
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Konflik dua kubu pengurus pusat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) akan segera diselesaikan dalam sebuah kongres persatuan.
Kongres ini rencananya akan digelar paling lambat 30 Agustus 2025.
Mantan Ketua PWI Sulawesi Selatan, Zulkifli Gani Ottoh telah dipercaya menjadi Ketua Steering Committee kongres.
Ketua PWI Sulsel periode 2006-2010 dan 2010-2015 itu, akan memimpin rekonsiliasi kubu Ketua Umum PWI Kongres Bandung, Hendry Ch Bangun, dan Ketua Umum PWI KLB, Zulmansyah Sekedang.
Wartawan senior sekaligus Penasehat PWI Sulsel, Ronald Ngantung, menilai penunjukan Zugito, sapaan Zulkifli Gani Ottoh sudah tepat.
“Penetapan Zulkifli sudah tepat. Saya sebagai penasehat bahkan ketua dewan kehormatan saat Zulkifli menjadi Ketua PWI Sulsel. Saat itu terlihat Zugito hanya berkiblat pada satu pengurus PWI pusat,” kata Ronald, Kamis (22/5/2025).
Wakil Pemimpin Redaksi I Tribun Timur ini menyebut, sejak masih memimpin PWI Sulsel, Zugito memang sudah menunjukkan sikap menentang adanya dualisme.
“Ketika (PWI Pusat) sudah terpecah dua, kami (PWI Sulsel) langsung rapat dan sikap pengurus dewan saat itu, kami tetap satu berada di bawah satu ketua pusat yaitu Henry Ch Bangun,” ujar dia.
“Kami di daerah-daerah ikut terpecah, hanya saja Sulsel tetap berpegang di satu ketua yaitu Henry,” sambung Ronald.
Baca juga: Dua Kubu PWI Rekonsiliasi, Ronald Ngantung: PWI Satu Saja, Tidak Terpecah
Zugito kata Ronald, ikut memperjuangkan PWI melalu kongres persatuan ini, sebab ia tak pernah setuju adanya dualisme kepemimpinan.
“Sejak awal memimpin PWI Sulsel, saya sering dampingi Zulkifli dan selalu kiblatnya hanya ke satu pengurus pusat, tak pernah berubah,” tegas Ronald.
“Dengan terpilihnya Zugito, saya menyambut gembira, dan kiranya bersama anggota yang lain mereka betul-betul memperjuangkan hanya ada satu pengurus pusat,” ujarnya lagi.
Ronald berharap, kongres persatuan nantinya akan mempersatukan PWI dan mewujudkan keinginan PWI yakni hanya satu, tidak terpecah.
“Sejak awal PWI terbentuk, saya sudah beberapa kali jadi pengurus, terakhir penasehat, saya betul-betul kecewa dengan itu. Walau begitu kita harap penyatuan itu akan membuat kita satu, PWI seperti awal saat terbentuk,” pungkasnya.
Zugito akan Temui Hendry Ch Bangun dan Zulmansyah Sekedang
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulawesi Selatan periode 2006-2010 dan 2010-2015, Zulkifli Gani Ottoh dipercaya menjadi Ketua Steering Committee panitia Kongres Persatuan PWI.
Zugito sapaannya, ditunjuk pada rapat dilaksanakan secara daring, Rabu (21/5/2025) malam, dengan dimediasi anggota Dewan Pers, Dahlan Dahi.
Rapat diikuti Ketua Umum PWI Kongres Bandung, Hendry Ch Bangun, dan Ketua Umum PWI KLB, Zulmansyah Sekedang.
Sebelumnya berdasarkan Kesepakatan Jakarta, konflik PWI akan diselesaikan melalui Kongres Persatuan yang akan digelar di Jakarta paling telat 30 Agustus 2025.
Hendry dan Zulmansyah membentuk panitia kongres yang terdiri atas steering committee (SC) dan organising committee (OC).
Hendry dan Zulmansyah masing-masing mengusulkan nama untuk posisi kepanitiaan yang sudah disepakati sebelumnya.
SC, yang mengelola dan memimpin persidangan dalam Kongres Persatuan, dipimpin oleh utusan dari Hendry dan disepakati Zulmansyah.
Zulmansyah menyetujui usulan Hendry, yakni Zulkifli Gani Ottoh sebagai Ketua SC.
Terkait penunjukannnya, Zugito yang saat ini Sekretaris Dewan Kehormatan PWI menyebut siap mengemban amanah.
“Tadi pagi saya dihubungi Hendry Ch Bangun bahwa saya diminta jadi Ketua SC nanti di kongres. Saya bilang ya Bismillah,” kata Zugito kepada Tribun-timur.com, Kamis (22/5/2025).
Namun sebelum memimpin SC kongres, Zugito menyebut akan menemui kedua pihak terlebih dahulu membahas persiapan, khususnya aspek legalitas kongres.
“Mungkin hari Minggu saya ke Jakarta, saya sudah janjian Pak Hendry. Kalau ada juga dari kubunya Zulmansyah, kita duduk sama-sama. Saya ini kan ditunjuk oleh mereka berdua, kalau sudah sepakat kita laksanakan,” ujarnya.
Zugito memaparkan, status Kongres Persatuan harus diperjelas terlebih dahulu, sebab tidak diatur dalam Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT) PWI.
“Ini kan tidak diatur PDPRT-nya PWI. Nah, yang ada diatur di PDPRT-nya PWI itu hanya dua. Kongres yang lima tahun sekali, dan kongres apabila ketua umum berhalangan tetap, atau ada kesalahan fatal sehingga kongres diminta oleh minimal dua per tiga jumlah PWI provinsi,” ucapnya.
“Nah, kongres ini apa namanya? Jadi nanti kalau saya pimpin SC, saya akan pertanyaan dulu kepada audiens, kita tetapkan nama kongres, sekalipun tidak diatur oleh PD-PRT. Karena yang tertinggi itu memang di kongres,” sambung Zugito.
Sebagai mantan Ketua Bidang Organisasi di PWI Pusat, kata Zugito, pelaksanaan kongres harus tertib administrasi, agar tidak memunculkan masalah baru di kemudian hari.
Ia mencontohkan, jika kongres yang digelar dianggap sebagai kongres biasa, maka harus ada laporan petanggung jawaban dari ketua umum, serta perubahan pengurus.
Sementara jika berstatus kongres luar biasa, artinya hanya ketua akan diganti, bukan pergantian kepengurusan.
“Nah, apakah dua kubu ini, Zulmansyah dengan Henry sepakat? Dan lagi kesepakatan itu tidak bisa hanya berdua, tidak boleh diputuskan oleh dua orang, harus melibatkan semua anggota PWI, dari kedua pihak,” paparnya.
Ia berharap ketua pengurus PWI tingkat provinsi di seluruh Indonesia, turut diundang untuk membahas rencana kongres ini terlebih dahulu.
“Saya tidak bisa memutuskan sendiri, saya selalu kembalikan ke floor (forum). Itulah kebijakan kita kalau memimpin kongres sebesar PWI,” tambah Zugito.
Zugito berharap konflik internal ini bisa segera diselesaikan, sebab memberi dampak buruk bagi PWI maupun wartawan itu sendiri.
Dampaknya luar biasa. Pertama, kepercayaan pemerintah, mitra kita, pengusaha, dan lain-lain terhadap PWI langsung turun drastis.
“Yang kedua, kasihan anggota-anggota PWI yang seharusnya sudah bisa menerima kartu uji kompetensi wartawan tapi tidak bisa karena adanya masalah ini,” katanya.
Di sisi lain, Zugito memuji upaya pengurus baru Dewan Pers, khususnya Wakil Ketua Komisi Pendataan, Dahlan Dahi, menengahi konflik pengurus PWI ini.
“Saya bangga dengan Pak Dahlan, karena Pak Dahlan bisa menyatukan PWI yang dua kubu ini, Dahlan Dahi itu yang saya anggap dia pahlawan. Dari dulu banyak orang-orang yang merasa senior di PWI, baik pusat maupun daerah tapi tidak ada yang berhasil (selesaikan konflik),” ucap dia.
“Jadi saya bangga, saya bangga teman saya itu sama-sama kita dari Makassar, dari awal dari Makassar. Saya bangga sekali,” pungkasnya. (*)
Panitia Minta Presiden Prabowo Buka Kongres Persatuan PWI |
![]() |
---|
2 Kubu PWI Akhirnya Tandatangani Panitia Bersama Kongres Persatuan di Dewan Pers |
![]() |
---|
Susunan Panitia Kongres Persatuan PWI, Segera Bekerja |
![]() |
---|
Ditunjuk Ketua SC Kongres Persatuan PWI, Zugito akan Temui Hendry dan Zulmansyah Bahas Legalitas |
![]() |
---|
PWI Sepakati Panitia Kongres Persatuan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.