UIN Alauddin Makassar
3 Profesor 'Seipar-Selago' Genapkan 101 Guru Besar UIN Alauddin Makassar
Mulai Anies Baswedan, eks hakim agung Syamsu Alama, pimpinan DDI Mangkoso, elite NU dan 15 Kandepag se-Sulsel ikut ucapkan selamat.
Penulis: Sayyid Zulfadli Saleh Wahab | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM, GOWA - Hari Kamis (22/5/2025) siang, Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, mencatat rekor unik.
Kampus PTN Islam terbesar di timur Indonesia ini, mengukuhkan 3 guru besar baru bidang hukum dan ekonomi Islam.
Mereka adalah Prof Dr M Wahyuddin Abdullah, S.E MSi., Ak (52 tahun; Bidang Ilmu Akuntansi Keuangan), Prof Dr H M Saleh Ridwan M.Ag (61 tahun, Bidang Ilmu Hukum Perkawinan Islam) serta Prof. Dr. Fatmawati, S.Ag., M.Ag (51; Bidang Ilmu Fiqh Siyasah atau Fikih Politik).
Pengukuhan ketiganya sekaligus menggenapkan 101 guru besar kampus dengan 31 ribu mahasiswa ini.
Uniknya, ketiganya masih satu rumpun pernikahan keluarga.
Ketiganya, "saudara se-ipar dan se-lago" dari pasangan guru agama di Jagomg, Pangkep; Drs H Abdullah HT (almarhum) dan Hj St Nadrah BA.
Prof Saleh Ridwan dan Prof Fatmawati Hilal adalah kakak dan adik ipar dari Profesor Wahyuddin.
Mei tahun 2024 lalu, adik kandung Prof Wahyuddin yaitu Prof Dr Shuhufi Abdullah (51) yang juga suami dari Prof Fatmawati juga dikukuhkan jadi guru besar ilmu perbandingan madzhab.
"Belum pernah ada UIN yang mengukuhkan tiga profesor sekaligus, dengan relasi unik seperti ini. Acara ini paling meriah, heboh dan bikin iri kita semua," ujar Rektor UIN Alauddin Prof Dr H Hamdan Juhannis PhD (54) dalam pidato sambutan usai pengukuhan di Auditorium Kampus II UIN Alauddin, Jl HM Yasin Limpo, Samata, Gowa.
Mengapresiasi pencapaian dari keluarga tiga guru besar ini, rektor memberi ungkapan "inilah pengukukan keluarga berpendidikan sejati".
Rektor mengaku tak pernah membayangkan sejak 2024 lalu, guru besar UIN mencapai 101 guru besar, termasuk yang pensiun awal tahun 2025 ini.
Dalam catatan Tribun, UIN sebelumnya IAIN sudah dipimpin 8 rektor sejak 1965z
Namun di masa kepemimpinan Juhannis sebagai rektor ke-8 inilah, UIN mencatat rekor kampus Islam dengan nominal guru besar terbanyak di Indonesia timur.
Tamu undangan, kerabat, pengurus belasan majelis taklim dan barisan guru besar ini, memenuhi aula berkapasitas 2.500 orang ini.
Ratusan ucapan selamat memenuhi akses jalan masuk ke kampus berjarak 11 km sebelah timur Kota Makassar ini.
Mantan calon presiden Anies Baswedan menyampaikan ucapan secara virtual. Setidaknya 51 ucapan virtual ditayangkan di videoscreen utama aula.
Mantan Hakim Agung Dr Syamsu Alam, Pimpinan Ponpes DDI Mangkoso AGH Prof Dr Farid Wadjedi LC MA, Ketua Dewan Syuro PW NU Sulsel AGH Dr Baharuddin Assafa dan Ketua MUI Sulsel Prof Dr AGH Najamuddin Assafa, dan tamu undangan VIP lain.
Dalam dokumen daftar kehadiran dewan guru besar acara ini tercatat ada 98 guru besar.
Selain guru besar, juga hadir dewan senat dari 9 fakultas, 67 program studi, termasuk pascasarjana.
Prof Wahyuddin tampil menjadi pemateri pertama dalam kegiatan ini.
Dirinya menyampaikan penelitian berjudul “Pengungkapan CSR dan Nilai Perusahaan: Potensi Keberkahan dalam Akutansi Keuangan”.
Prof Wahyuddin mengurai pengungkapan CSR yang dalam penelitiannya mampu memoderasi pengaruh kinerja keuangan ROA tersebut terhadap nilai perusahaan.
“Kinerja keuangan yang mengalami gangguansetelah dimoderasi pengungkapan CSR berdampak meningkatkan nilai perusahaan. Interaksi tersebut semakin menguatkan keberlangsungan usaha. Hal ini menandakan adanya keberkahan atas pengungkapan CSR bagi perusahaan pertambangan, karena interaksi pengungkapan CSR merupakan media pertanggungjawaban sosial dan lingkungan yang sangat efektif dan memiliki kandungan informasi yang relevan,” urainya.
Pemateri kedua, Prof. Saleh Ridwan dengan judul penelitian “Perkawinan Poligami: Antara Syariat, Realitas Sosial dan Vitalitas".
Dalam paparan penelitiannya, perkawinan poligami merupakan topik yang terus hidup dan diatur dalam hukum Islam sekaligus menjadi bagian dari perdebatan sosial yang tak kunjung selesai.
Fenomena ini juga muncul dalam ranah sosial, politik, budaya, bangsa, bahkan media digital.
Prof. Dr. Fatmawati dalam seminarnya membawakan penelitian berjudul “Ekuilibrium Demokrasi dan Politik Afirmasi : Antara Solusi dan Legitimasi”
Dibuka dengan salawat kepada nabi Muhammad, Prof Fatmawati membahas terkait kesetaraan partisipasi dan hak asasi manusia yang masih mengalami ketimpangan representasi terutama bagi perempuan dan kelompok yang termarjinalkan yang masih berlangsung akibat hambatan struktural dan budaya.
“Disinilah politik afirmasi hadir bukan sekedar strategi, tapi ikhtiar etis menuju keadilan. Tantangannya kemudian adalah mampukah kita menjaga demokrasi agar afirmasi tidak sekedar menjadi solusi temporer tetapi menjadi jalan menuju legitimasi yang sejati. Bagaimana kita memberi ruang bagi mereka yang termarjinalkan tanpa mengorbankan kualitas dan kompetensi politik afirmasi adalah kebijakan khusus bagi kelompok yang terpinggirkan untuk memperbaiki ketimpangan historis dan struktural,” ungkapnya.(*)
UIN Alauddin Makassar
UIN Alauddin
Anies Baswedan
Prof Dr M Wahyuddin Abdullah
Prof Dr H M Saleh Ridwan
Prof Dr Fatmawati
Gubernur Sulsel Andi Sudirman ke Hamdan Juhannis: Rektor Bahas Poligami Liat ke Saya |
![]() |
---|
Tribun Timur Jadi Tempat Belajar Jurnalistik Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Alauddin Makassar |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: Emas 20 Gram Milik Guru Besar UIN Alauddin Makassar Digasak Maling |
![]() |
---|
Mahasiswa S3 UIN Alauddin Makassar Nirwan Wahyudi Ciptakan Aplikasi Dakwah Maps |
![]() |
---|
Idrus Marham Pimpin Rapat Alumni UIN Alauddin Makassar, Berikut Daftar Nama Peserta Rapat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.