Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Haji 2025

Jemaah Haji Dapat Masalah di Tanah Suci? KH Moqsith Ghazali: Itu Bukan Azab

Dosen UIN Syarif Hidayatullah mematahkan anggapan negatif sebagai azab bagi jamaah haji yang mengalami kejadian tak diinginkan.

Penulis: Mansur AM | Editor: Sakinah Sudin
Tribun Timur/ Mansur AM
KONSULTAN HAJI - Mustasyar Diny (Konsultan) Haji PPIH Arab Saudi, KH Moqsith Gozali. Dosen UIN Syarif Hidayatullah ini mematahkan anggapan negatif sebagai azab bagi jemaah haji yang mengalami kejadian tak diinginkan. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKKAH – Mustasyar (Konsultan) Ibadah Haji PPIH Arab Saudi, KH Abdul Moqsith Ghazali, meminta jemaah haji tidak memberi stigma negatif jika ada jemaah haji mengalami masalah di Tanah Suci.

Dosen UIN Syarif Hidayatullah ini mematahkan anggapan negatif sebagai azab bagi jemaah haji yang mengalami kejadian tak diinginkan.

“Hal negatif di Tanah Suci bukan azab,” kata Dosen Fakultas Syariah dan Hukum ini saat taushiyah di Kantor Daerah Daker Makkah, Minggu (18/5/2025).

Masyarakat terkadang memandang perilaku aneh jemaah sebagai hukuman atas kesalahan di Tanah Air.

Moqsith menilai stigma tersebut justru menambah kecemasan jemaah dan keluarganya.

Menurutnya, jemaah haji memerlukan penyesuaian fisik dan mental selama ibadah.

“Kondisi cuaca panas dan jarak tempuh jauh mempengaruhi kesehatan jemaah,” ujarnya.

Ia mencontohkan kasus jemaah demensia yang tiba-tiba ingat ladang dan ternaknya.

Perilaku seperti itu lebih tepat dipahami sebagai gangguan penyesuaian bukan azab.

Moqsith mengingatkan perlunya empati terhadap jemaah lansia maupun yang bermasalah ingatan.

Sebelumnya, dokter Edi Supriyatna dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah mengonfirmasi laporan demensia jemaah haji.

“Kelelahan dan dehidrasi akibat cuaca panas memicu gangguan memori dan orientasi,” kata Edi.

Edi menjelaskan demensia temporer ini bisa menyerang jemaah muda maupun lansia.

Ia menyarankan jemaah haji memperbanyak istirahat dan konsumsi cairan selama di Tanah Suci.

Moqsith menekankan dukungan keluarga dan petugas menjadi kunci pemulihan jemaah.

PPIH Arab Saudi telah menyiapkan layanan medis dan psikososial di semua sektor.

“jemaah harus merasa aman dan didukung, bukan merasa dihukum,” tambah Moqsith.

Masyarakat di Tanah Air diminta tidak menyebarkan stigma negatif tersebut.

Keluarga di rumah sebaiknya mendoakan dan memberi pengertian kepada jemaah haji.

PPIH terus memantau kondisi kesehatan jemaah dan berkoordinasi dengan KKHI Makkah.

Upaya perbaikan layanan kesehatan haji diharapkan meminimalkan gangguan adaptasi jemaah.

Maqsith menutup pengajian dengan doa agar semua jemaah haji diberi kemudahan.

“Semoga ibadah haji berjalan lancar tanpa beban pikiran negatif,” tutupnya.

Data dari Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kemenag RI, hingga Senin 19 Mei pagi ini, total 117.600 jemaah haji dilaporkan sudah tiba di Tanah Suci.

Angka ini berarti 57 persen dari total jemaah haji regular 203.320 jemaah. 

Sebanyak 71.947 jemaah haji Indonesia tiba di Kota Makkah.

Total 60.222 jemaah datang dari Kota Madinah. Sisanya 11.727 jemaah haji Gelombang 2 yang berasal dari kedatangan Kota Jeddah.

Total kuota haji Indonesia tahun ini adalah 221.000 jemaah.

Jumlah ini terdiri 203.320 kuota jemaah reguler dan 17.680 kuota jemaah haji.(Media Centre Haji/Mansur Amirullah)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved