Grab: Transformasi Butuh Data, Bukan Sekadar Insting
Grab Business Forum 2025 soroti adaptasi bisnis lewat kolaborasi, teknologi, dan keberanian bereksperimen di tengah ekonomi global yang tak menentu.
TRIBUN-TIMUR.COM – Dunia usaha kini dihadapkan pada tantangan besar.
Gejolak ekonomi global, fluktuasi pasar, dan percepatan teknologi menuntut pelaku bisnis untuk cepat beradaptasi dan mengambil langkah baru.
Hal ini dikupas dala, Grab Business Forum 2025 di Hotel Fairmont, Jakarta awal Mei 2025.
Forum tahun ini mengusung tema “Beyond Bolder: Navigating Changes, Driving Growth”, dan dihadiri hampir 1.400 peserta dari lebih dari 800 perusahaan.
Acara dibuka Deputi Bidang Pengembangan Iklim dan Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi RI, Dr. Riyatno, serta ekonom senior dan mantan Menteri Keuangan RI 2013–2014, Chatib Basri.
Director of Grab For Business Roy Nugroho mengatakan, Grab menyediakan platform menyederhanakan kebutuhan operasional perusahaan.
Country Marketing Head Grab Indonesia Melinda Savitri menjelaskan, brand dapat memanfaatkan ekosistem Grab dan OVO untuk meningkatkan visibilitas produk lewat kampanye terintegrasi.
GrabAds memungkinkan brand menjangkau jutaan pengguna secara tepat melalui berbagai titik interaksi.
Head of Product Geo Grab, Pradeep Varadaraja, memaparkan peran Grab Maps dilengkapi kecerdasan buatan.
Salah satu fiturnya, auto-validation, dapat mendeteksi dan memverifikasi rute perjalanan secara otomatis dan real time.
Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo, CEO PT Paragon Salman Subakat, dan Direktur BNI Rian Kaslan berbagi strategi perusahaan menghadapi era digital yang serba cepat.
Laporan IMF dalam World Economic Outlook 2025 mencatat, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan melambat menjadi 2,8 persen dari proyeksi sebelumnya 3,3 persen.
Perlambatan ini dipicu ketidakpastian kebijakan dan ketegangan geopolitik.
Meski terdampak, ekonomi Indonesia tetap menunjukkan ketahanan.
BPS mencatat pertumbuhan ekonomi triwulan I 2025 sebesar 4,87 persen.
Dr. Riyatno mengatakan, investasi menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi terbesar kedua pada tahun lalu, yakni 29,15 persen.
Ia menekankan potensi besar sektor ekonomi digital dan data center.
“Tahun ini, ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai 130 miliar dolar AS atau 44 persen dari proyeksi ekonomi digital Asia Tenggara. Kami mendorong kolaborasi triple helix, yakni sinergi antara pemerintah, industri, dan akademisi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik,” paparnya via rilis dikutip tribun-timur.com, Senin (19/5/2025).
Chatib Basri menekankan, ketidakpastian tidak bisa dihindari dalam ekonomi global.
Ia mengibaratkan ketahanan seperti pembalap MotoGP Marc Marquez yang tetap bangkit meski jatuh 27 kali dalam satu musim.
“Keberanian dalam bisnis dan ekonomi bukan soal berani ambil risiko semata, tapi tentang bagaimana tetap berpijak dan responsif ketika masa depan tidak pasti. Dan itu hanya bisa dicapai jika kita terbiasa jatuh, namun jatuh dengan selamat,” ujarnya.
Ia menambahkan, Indonesia memiliki keterpaparan eksternal yang relatif lebih rendah dibanding negara lain.
Dengan rasio ekspor terhadap PDB yang kecil dan ketergantungan pada pasar Amerika Serikat hanya sekitar 2,5 persen, Indonesia dinilai lebih stabil.
“Di tengah dunia yang sedang goyah, kadang yang kita butuhkan bukan negara yang sempurna, tapi negara yang lebih baik dari alternatif lainnya,” lanjutnya.
Country Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi, menegaskan pentingnya keberanian bereksperimen dan pengembangan strategi baru.
“Di tengah pasar yang semakin dinamis, optimisme tetap menjadi relevan. Navigasi bisnis hari ini bukan soal menunggu kepastian, tapi bagaimana bertransformasi cepat lewat informasi data dan teknologi. Grab Business Forum kami hadirkan sebagai wadah untuk menciptakan ruang kolaborasi lintas sektor, menyusun strategi yang agile, dan membangun ekosistem bisnis yang tangguh dan tumbuh secara berkelanjutan,” jelasnya.
Roy Nugroho menambahkan, keberanian mencoba harus didukung platform andal agar produktivitas dan efisiensi perusahaan tetap terjaga.
“Grab For Business dan solusi B2B Grab seperti GrabAds dan GrabMaps menyederhanakan operasional sehari-hari, mulai dari mobilitas, logistik, makanan, kebutuhan pokok, sampai pengendalian biaya yang didukung insight berbasis data,” ujarnya.
Melalui teknologi dan AI, Grab juga membantu perusahaan meningkatkan kontrol dan transparansi agar tetap kompetitif.
“Dengan teknologi yang kami kembangkan serta adopsi AI, Grab membantu perusahaan meningkatkan kontrol, transparansi, dan kelincahan agar tetap kompetitif,” lanjut Roy. (*)
Pemanfaatan IKD di Makassar Masih Rendah, Dukcapil Tingkatkan Sosialisasi |
![]() |
---|
Kalla Institute Jalin Kolaborasi Strategis dengan Grab dan Universiti Teknikal Malaysia |
![]() |
---|
Anyaman Lontar Bulukumba Go Digital! Mahasiswa Undipa Ajarkan Ibu-ibu PKK Jualan di Marketplace |
![]() |
---|
Workplace Learning Sebagai Solusi ASN Modern |
![]() |
---|
Transformasi Digital Jadi Fokus Danamon di Usia ke 69 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.