Haji 2025
Jemaah Haji Tertua 109 Tahun: Turun Pesawat Mbah Sumbuk Minta Kue Lemet
Pesawat yang membawanya beserta rombongan Kloter JKS 33 dari Embarkasi Jakarta-Bekasi tiba dengan selamat di Arab Saudi.
Mbah Sumbuk sempat mengatakan dirinya tak bisa berjalan walau sudah sampai di Makkah. Warijan kemudian meyakinkan Mbah Sumbuk bahwa yang penting dia dalam kondisi sehat.
Tak hanya itu, Mbah Sumbuk juga menanyakan apakah ada beras di Tanah Suci karena dia tak bisa membelinya.
Warijan kemudian menjelaskan bahwa Mbah Sumbuk tak perlu repot harus mencari makan karena di selama menjalankan haji, semuanya disiapkan termasuk urusan makanan.
Mbah Sumbuk juga mengatakan kalau dia tidak makan daging kambing dan ayam broiler. Mbah Sumbuk kemudian menggenggam tangan Warijan.
"Yo wis, melok nyong wae yo nang Makkah. Bareng-bareng wae, Le, (Ya udah ikut saya saja di Makkah, bareng-bareng aja ya nak," pintanya.
Warijan pun kemudian menjawab: Duh, Mbah… kula tugase namung neng bandara. Wis, tenang, Mbah. Mengko nang Makkah akeh kancane. Ana wong Kebumen. Mbah bakal keprungu karo sedulur-sedulur (wah mbah saya tugasnya di bandara mbah. Tenang mbah, nanti di Makkah banyak temannya. Saya orang Kebumen, mbah bakal ketemu dengan saudara-saudara," kata Warijan menenangkan Mbah Sumbuk. Mbah Sumbuk pun akhirnya tenang.
Namun cuaca di Jeddah yang lumayan panas membuat Mbah Sumbuk kehausan.
Seorang petugas haji pun langsung memberikan air mineral untuk Mbah Sumbuk. Saat berbincang dengan Warijan, Mbah Sumbuk sempat menyebut bawah usianya 150 tahun.
"Kulo satus seket (usia saya 150 tahun)," ucap Mbah Sumbuk. Dia lalu menanyakan usia Warijan yang ditebaknya berusia 70 tahun. Padahal menurut Warijan usianya baru 40 tahunan.
Usai berbicara dengan Tim MCH, Mbah Sumbuk kemudian dibawa menuju bus yang akan mengantarkannya menuju Makkah.
Dalam perjalanannya menuju Makkah, Mbah Sumbuk disiapkan bus khusus yang dilengkapi lift hidrolik.
Kursi roda Mbah Sumbuk langsung diangkat ke dalam bus tanpa perlu dipindahkan. Ini untuk memastikan kenyamanan dan keselamatannya. Semuanya dilakukan dengan penuh kehormatan. Ya, Mbah Sumbuk bagaikan tamu khusus yang sangat dihormati.
Keberangkatan Nenek Sumbuk sekaligus menandai dimulainya fase pemberangkatan jemaah haji Indonesia gelombang kedua ke Tanah Suci dari Embarkasi Jakarta – Bekasi.
Data yang dihimpun dari Siskohat, Mbah Sumbuk lahir di Kota Kebumen pada tahun 1916.
Sebelum bertolak ke Tanah Suci pada Sabtu kemarin, Mbah Sumbuk terlebih dahulu masuk Asrama Haji Bekasi, Jumat (16/5).
Menag Nasaruddin Umar Minta Maaf atas Layanan Haji 2025 |
![]() |
---|
Foto-foto Kloter Terakhir Jamaah Haji Tinggalkan Madinah, Petugas: Semoga Mabrur Semua |
![]() |
---|
Cerita Jamaah Haji Jalan Kaki dari Musdalifah ke Mina Sejauh 3 KM saat Suhu 48 Derajat |
![]() |
---|
Wakil Bupati Jemput 360 Jemaah Haji Asal Wajo di Asrama Haji Sudiang |
![]() |
---|
'Tukang Bubur Naik Haji' Asal Pomala Berat Tinggalkan Tanah Suci, Tiba 7 Juli di Makassar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.