Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Haji 2025

Intip Ruang Kendali Transportasi Haji Indonesia di Makkah yang Tak Pernah Tidur

Di ruangan  ini, aktivitas transportasi haji dikendalikan. Ruangan ini menjadi pusat pemantauan 24 jam perjalanan jemaah haji Indonesia.

Penulis: Mansur AM | Editor: Sakinah Sudin
Media Centre Haji
LAYANAN TRANSPORTASI HAJI - Petugas transportasi mengawasi pergerakan bus antar kota dan bus solawat via layar di Kantor Daker Makkah, Sabtu (17/5/2025) malam. Ruangan yang beroperasi 24 jam ini memantau jadwal kedatangan jamaah dari Madinah ke Makkah maupun dari Masjidil Haram ke hotel. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKKAH - Ruangan ini tak terlalu besar.

Kira-kira 8x8 meter di bagian depan Kantor Daerah Kerja (Daker) Makkah. 

Namun di ruangan  ini, aktivitas transportasi haji dikendalikan.

Ruangan ini menjadi pusat pemantauan 24 jam perjalanan jemaah haji Indonesia.

Lima layar komputer menyala tanpa henti memantau pergerakan ratusan bus antar kota dan shuttle jemaah haji.

Ruang berukuran kecil ini menjadi jantung layanan transportasi haji Indonesia di Tanah Suci.

Satu meja khusus diisi operator yang mengawasi lima layar sekaligus.

Layar utama menampilkan rute Bus Shalawat dari hotel ke Masjidil Haram.

Layar kedua memantau perjalanan bus antar kota seperti Madinah-Makkah.

Setiap titik di layar mewakili nasib ribuan jemaah yang sedang bermigrasi.

Mohamad Jamal dari layanan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bidang konsumsi rutin mengecek posisi rombongan setiap pagi.

"Biar makanan bisa diantar tepat waktu saat jemaah tiba," kata pria asal Jawa Tengah ini.

Dua tenaga musiman bergantian jaga 24 jam di ruang kontrol ini.

Ahmad Ihabul Fathi bertugas shift malam dari pukul 20.00-08.00.

Rifki mengambil alih shift siang untuk memantau pergerakan bus.

"Layar tak pernah mati, data terus mengalir dari Madinah," kata Ihabul.

Mahasiswa asal Brebes ini ahli melacak bus yang tersesat atau terlambat.

Puncak arus terjadi saat 20 kloter/hari tiba di Makkah.

Setiap kloter biasanya diangkut 5-7 bus besar.

Sistem masih semi digital dengan banyak input manual.

"Data di kertas sering berubah, harus terus diupdate," kata mahasiswa Pascasarjana Jurusan Sejarah Kodifikasi Hadis Universitas Alawiyyin Maroko ini.

Checker di Madinah menjadi ujung tombak verifikasi data.

Mereka berkoordinasi dengan Daker Bandara dan operator bus.

Kasus bus salah turunkan jemaah kerap terjadi.

"Tadi bilang sudah sampai, ternyata salah hotel," cerita Ihabul.

Aplikasi Afaqy dan Idara Tracking membantu koreksi kesalahan.

Tim bisa langsung telepon sopir atau ketua rombongan.

10 perusahaan bus antarkota terhubung sistem ini.

5 operator Bus Shalawat juga dipantau real-time.

Setiap hari ada cerita unik dari perjalanan kloter.

Tapi tujuan akhir tetap sama: jemaah sampai dengan selamat.

Kerja tim transportasi mungkin tak terlihat seperti ibadah.

Tanpa thawaf atau doa, tapi sangat vital bagi jemaah.

Mereka menjadi penghubung antara niat suci dan logistik.

Dari balik layar, mereka ikut mengantar tamu Allah beribadah dengan nyaman.

Ruang kendali ini berada di bawah pengawasan Kabid Transportasi PPIH Arab Saudi, Mujib Roni.(MCH 2025)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved