Haji 2025
Awal Mula Jamaah Haji Nikmati Hidangan Khas Nusantara, Chef Indonesia Dikontrak Khusus
Bagaimana bisa menu khas Nusantara disantap jamaah haji Indonesia tiap hari selama di Tanah Suci? Tim Media Centre Haji (MCH) berkesempatan meliput
Penulis: Mansur AM | Editor: Edi Sumardi
Laporan Mansur AM, jurnalis Tribun-Timur.com dan anggota Tim Media Center Haji 2025
MEKAH, TRIBUN-TIMUR.COM - Bagaimana bisa menu khas Nusantara disantap jamaah haji Indonesia tiap hari selama di Tanah Suci?
Tim Media Centre Haji (MCH) berkesempatan meliput mulai proses produksi, pengepakan hingga distribusi konsumsi jamaah haji.
Dapur Raghaeb di kawasan Shauqiah, Makkah, Rabu (14/5/2025), cukup ramai dengan puluhan karyawan yang sedang sibuk.
Pemilik dan pegawai menyambut hangat kedatangan tim media dari Indonesia.
Mereka mempersilakan tim masuk dan melihat langsung proses produksi katering jamaah.
Sambutan hangat juga datang dari para juru masak yang ternyata berasal dari Indonesia.
Begitu disapa, mereka tersenyum lebar dan langsung bercakap dengan bahasa Indonesia.
Suasana dapur seketika terasa seperti pulang ke kampung halaman sendiri.
Baca juga: Ayam Rica dan Daging Rendang Menu Favorit Jamaah Haji, 1,5 Juta Box Nasi Sudah Dibagi
Ada enam juru masak WNI yang bekerja di dapur katering Raghaeb.
Mereka adalah TKI yang sudah lama tinggal di Arab Saudi. Ada Juru masak atau chef dari Indonesia salah satu bagian kesepatakan antara penyedia jasa layanan katering dengan Panitia penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).
Harapannya, para juru masak ini sudah hafal persis selera nusantara.
Salah satunya adalah Muhammad Toha, pria asal Rangkasbelitung, Banten.
Toha sudah bekerja sebagai juru masak di Arab Saudi selama 15 tahun.
"Sudah 15 tahun saya jadi juru masak di sini," kata Toha, Rabu (14/5/2025). Jika musim haji selesai, Toha bekerja di restoran maupun hotel di Mekah.
Baca juga: Chef dari Bogor, Dapur Katering Haji Indonesia di Madinah Sajikan Rasa Nusantara untuk Jamaah
Ia merasa bangga bisa berkontribusi dalam pelayanan jamaah haji Indonesia.
Meski bekerja di balik layar, Toha tetap merasa memiliki peran besar.
"Saya bangga bisa melayani tamu-tamu Allah," ucap Toha.
Di luar musim haji, Toha bekerja di sebuah restoran di Jeddah.
Kadang ia pindah-pindah tempat kerja sesuai permintaan pemilik restoran.
Toha punya satu anak dan istri yang tinggal di Indonesia.
Ia hanya bisa pulang kampung dua tahun sekali saat Lebaran.
"Kalau pulang, saya harus bawa cukup uang jajan," katanya sambil tersenyum.
Toha mengaku baru sekali menunaikan ibadah haji.
Meski belum berhaji tahun ini, ia tetap merasakan semangat ibadah haji.
Sahrul, juru masak lainnya, juga punya cerita yang sama.
Pria asal Lombok ini sudah tujuh tahun jadi juru masak di Arab Saudi.
Sahrul merasa senang bisa memberi manfaat untuk jamaah haji Indonesia.
Ia berharap jamaah puas dengan menu khas nusantara yang disajikan setiap hari.
Sebanyak 203.320 jamaah haji Indonesia tahun 2025 akan menerima total 127 kali konsumsi selama di Arab Saudi, yang mencakup makan dan snack.
Setiap jamaah mendapatkan 84 kali makan di Makkah, 27 kali makan di Madinah, dan 15 kali makan serta satu snack di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Selama di Makkah, jamaah akan disuguhi 72 kali makanan segar, enam kali makanan siap saji, dan enam kali menu khusus saat puncak musim haji (peak season).
Makanan siap saji di Makkah akan diberikan pada tanggal 7 Dzulhijjah (pagi, siang, malam), 8 Dzulhijjah (pagi), serta 13 Dzulhijjah (siang dan malam).
Menu peak season disiapkan untuk 14 dan 15 Dzulhijjah dengan sajian pagi, siang, dan malam yang lebih istimewa dan bernutrisi tinggi.
Sementara itu, layanan konsumsi di Madinah terdiri atas 27 kali makan dengan 100 persen sajian makanan segar tanpa makanan siap saji.
Di kawasan Armuzna, jamaah menerima 15 kali makan yang terdiri atas delapan makanan segar dan tujuh makanan siap saji, serta satu snack berat tambahan.
Kabid Katering PPIH Arab Saudi, Sutikno, berterima kasih kepada Pemerintah Arab Saudi yang memberi kebijakan dan mengizinkan menu Nusantara bagian dari pelayanan jamaah haji.
Sutikno menekankan bahwa seluruh konsumsi dimasak dan didistribusikan sesuai standar kebersihan dan kualitas yang telah ditetapkan pemerintah.
Distribusi konsumsi disesuaikan dengan kondisi dan lokasi pemondokan jamaah, termasuk waktu ibadah dan aktivitas utama selama puncak haji.
Total konsumsi yang disiapkan tahun ini mencapai lebih dari 25,8 juta boks makanan, yang akan didistribusikan sepanjang masa tinggal jamaah di Tanah Suci.(*)
Keterangan foto:
MEDIA CENTRE HAJI
CHEF INDONESIA - Muhammad Toha, pria asal Rangkasbelitung, Banten, salah satu chef Tanah Air melayani konsumsi jamaah haji selama di Mekah.
Menag Nasaruddin Umar Minta Maaf atas Layanan Haji 2025 |
![]() |
---|
Foto-foto Kloter Terakhir Jamaah Haji Tinggalkan Madinah, Petugas: Semoga Mabrur Semua |
![]() |
---|
Cerita Jamaah Haji Jalan Kaki dari Musdalifah ke Mina Sejauh 3 KM saat Suhu 48 Derajat |
![]() |
---|
Wakil Bupati Jemput 360 Jemaah Haji Asal Wajo di Asrama Haji Sudiang |
![]() |
---|
'Tukang Bubur Naik Haji' Asal Pomala Berat Tinggalkan Tanah Suci, Tiba 7 Juli di Makassar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.