Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Miskin Ekstrem di Bone Masih Tinggi, Pengangguran Disebut Faktor Utama

Kepala Bidang Bappeda Bone, Andi Zulkifly Mallingkaan, mengungkapkan bahwa pengeluaran harian penduduk miskin ekstrem di Bone rata-rata

Penulis: Wahdaniar | Editor: Saldy Irawan
Tribun Timur/Wahdaniar
MISKIN EKSTREM- Potret Kantor Bupati Bone di jalan Jendral Ahmad Yani yang diabaikan Tribun-timur.com beberapa waktu lalu. Bappeda sebut pengeluaran Rp10 ribu per hari masuk dalam kategori miskin ekstrem 

“Itu berdasarkan survei nasional. Tapi, kalau berdasarkan data internal by name by address, jumlahnya hanya sekitar 0,34 persen atau **3.000 orang saja,” akunya.

Yusuf menambahkan, persoalan kemiskinan ini telah menjadi perhatian berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Bone.

“Dinas Kesehatan dan OPD terkait sudah bersinergi melalui program-program masing-masing untuk menangani masalah ini,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa pengangguran menjadi salah satu penyebab utama kemiskinan ekstrem di daerah tersebut.

“Banyak dari mereka yang tidak bekerja karena enggan bekerja atau kurang keterampilan,” tandasnya.

Meskipun angka pengangguran di Kabupaten Bone menunjukkan tren penurunan, masalah ini tetap menjadi tantangan. Data BPS menunjukkan bahwa per Agustus 2024, angka pengangguran tercatat 9.503 orang, turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 11.610 orang atau turun sebesar 2,28 persen.

Namun demikian, masih banyak warga yang mengeluhkan sulitnya memperoleh pekerjaan. Salah satunya adalah Risaldi (27), warga Kecamatan Tanete Riattang.

“Saya pernah melamar kerja, tapi ditanya apakah punya keluarga di dalam (perusahaan). Kalau tidak ada, katanya jangan harap diterima,” ungkapnya.
Risaldi juga menyoroti praktik "titipan" dalam penerimaan kerja, termasuk CPNS.

“Ada yang tidak tinggal di Bone, tapi bisa lulus CPNS karena dititipkan namanya,” jelasnya.
Ia berharap pemerintah dapat memperbaiki sistem perekrutan agar lebih transparan dan adil.

“Banyak orang Bone lebih memilih kerja di tambang Morowali karena di Bone susah cari kerja kalau tidak punya orang dalam,” pungkasnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved