Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mahasiswa Unhas Tenggelam

Pencarian Mahasiswa Unhas Tenggelam di Maros Dihentikan Sementara, Medan Sulit Hambat Tim SAR

Komandan Tim Operasi SAR, Dadang Tarkas, mengungkapkan medan pencarian yang dipenuhi batu cadas, lubang dasar sungai, serta cuaca yang berubah-ubah.

Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM/Nurul Hidayah
MAHASISWA TENGGELAM - Upaya pencarian Marsanda, mahasiswi Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin yang terseret arus Sungai Sappana, Desa Bonto Matinggi, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, masih berlangsung hingga Selasa (13/5/2025) siang. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS - Sejumlah tantangan dihadapi tim sar gabungan dalam pencarian Marsanda, mahasiswi Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin yang terseret arus Sungai Sapanna, Desa Bonto Matinggi, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Selasa (13/5/2025).

Hingga pukul 16.44 korban tak kunjung ditemukan.

Komandan Tim Operasi SAR, Dadang Tarkas, mengungkapkan medan pencarian yang dipenuhi batu cadas, lubang dasar sungai, serta cuaca yang berubah-ubah membuat proses evakuasi berjalan lambat.

Ia menyebutkan pencarian hari ini dihentikan sementara karena hujan di bagian hulu sungai yang menyebabkan air meluap dan berisiko bagi keselamatan tim.

“Medan cukup berat, banyak batu cadas tajam dan lubang di dasar sungai. Ditambah cuaca buruk, jadi kita harus berhenti sementara dan lanjutkan besok pagi pukul 07.00 Wita,” ujarnya, Selasa (13/5/2025).

Pencarian dilakukan dengan membagi tim menjadi empat SRU (Search and Rescue Unit).

Dadang membeberkan SRU 1 memantau kondisi cuaca di bagian hulu, SRU 2 menyisir dari lokasi kejadian hingga radius 700 meter.

SRU 3 melanjutkan pencarian ke area cekungan yang disebut warga sering menjadi lokasi ditemukannya korban tenggelam dan SRU 4 menyisir dari cekungan hingga ke Jembatan Leko Pancing.

“Radius pencarian sudah mencapai 5 kilometer. Besok, tim akan kembali ke titik awal dan memperluas area pencarian ke daratan, sesuai permintaan keluarga korban,” jelas Dadang.

Permintaan pencarian di daratan muncul karena saat air meluap, arus bisa menjangkau wilayah sekitar sungai.

Selain itu, rencana penyelaman juga akan dilakukan karena kedalaman air bervariasi antara 1 hingga 5 meter.

“Kedalaman bervarisasi, ada 1 Meter, 1,5 meter hingga 5 meter,” sebutnya.

Total sekitar 250 personel dari TNI-Polri, Basarnas, BPBD, SAR Universitas, serta organisasi masyarakat dikerahkan dalam pencarian ini.

“Tim juga telah menemukan jilbab yang diduga milik korban dan sebuah ponsel, yang kini telah diserahkan ke pihak keluarga,” sebut Dadang.

Sebelumnya, Sepupu korban, Andi Apip, mengungkapkan pihak keluarga mendapat kabar hilangnya Marsanda pada malam hari setelah kejadian.

Ia pun langsung berangkat dari Bone ke lokasi pencarian di Maros.

“Kami terima kabar semalam, langsung ke sini dari Bone,” ungkap Andi Apip saat ditemui di sekitar lokasi kejadian.

Menurutnya, Marsanda sebenarnya sudah dinyatakan lulus CPNS dan dijadwalkan berangkat ke tempat tugasnya di Polewali Mandar pada 28 Mei 2025.

Namun, ia memilih untuk berlibur terlebih dahulu bersama teman-temannya.

“Dia sudah dinyatakan lulus CPNS, tapi keberangkatannya memang ditunda. Dia pilih jalan-jalan dulu sama teman-temannya,” ujarnya.

Marsanda diketahui datang ke Sungai Sappana bersama empat temannya untuk berwisata.

Namun nahas, saat tengah bermain di aliran sungai, air bah tiba-tiba datang dan menyeretnya.

Upaya penyelamatan sempat dilakukan oleh temannya, namun derasnya arus membuat Marsanda hilang terbawa arus.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved