Opini
Waisak Wujudkan Perdamaian
Pangeran Siddhattha calon Buddha lahir di Taman Lumbini, Kapilavatthu, India Utara (Nepal) pada tahun 623 SM.
Oleh: Hasdy SSi Msi
Pengurus Permabudhi Sulsel & Makassar
TRIBUN-TIMUR.COM - Hari Trisuci Waisak memperingati tiga peristiwa agung yang terjadi pada bulan Waisak, yaitu peristiwa kelahiran Bodhisatta Siddhattha yang kelak menjadi Buddha Gotama, saat pencapaian Pencerahan Sempurna Kebuddhaan, dan saat mangkat Buddha Gotama.
Tiga peristiwa agung itu menjadi objek penghormatan bagi umat Buddha dalam Pujabakti Waisak. Umat Buddha melakukan Pujabakti Waisak di candi, vihara ataupun cetiya dimana mereka berada.
Pangeran Siddhattha calon Buddha lahir di Taman Lumbini, Kapilavatthu, India Utara (Nepal) pada tahun 623 SM.
Setelah meninggalkan kehidupan berumah tangga dan menjadi pertapa, Beliau merealisasi Pencerahan sehingga menjadi Buddha di Bodhgaya pada usia 35 tahun.
Sang Buddha mencapai Mahāparinibbāna, kemangkatan akhir pada usia 80 tahun di Kusinara.
Detik-detik Waisak
Pada tahun 2025, detik-detik Waisak 2569 BE jatuh pada hari Senin, 12 Mei 2025, pukul 23.55.29 WIB.
Detik-detik Waisak menandai momen puncak perayaan, yaitu saat bulan purnama mencapai titik tertingginya.
Momen ini dianggap sakral karena diyakini sebagai waktu ketika Buddha dilahirkan, mencapai pencerahan, dan parinibbana (mangkat).
Umat Buddha meyakini bahwa pada saat ini, energi spiritual mencapai puncaknya, sehingga menjadi waktu yang tepat untuk bermeditasi dan merenungkan ajaran Buddha.
Vesakha Sananda
Dirjen Bimas Buddha Kemenag RI Drs Supriyadi MPd melalui Surat Edaran Nomor 67 Tahun 2025 tentang Vesakha Sananda 2569 BE/Tahun 2025.
Dalam rangka menyambut Hari Raya Trisuci Waisak 2569 BE/Tahun 2025 dengan tema “Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan Mewujudkan Perdamaian Dunia”, serta melaksanakan Asta Program Prioritas Menteri Agama melalui kegiatan-kegiatan yang bermanfaat terhadap umat Buddha, maka perlu dilaksanakan kegiatan internalisasi Dhamma dengan nama Vesākha Sānanda 2569 BE/Tahun 2025.
Menindaklanjuti surat edaran di atas, Ketua Umum Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Prof. Dr. Philip K. Widjaja mengajak untuk bersama-sama mengadakan berbagai kegiatan sosial, lingkungan, keagamaan, dan kebangsaan, antara lain:
1) Kegiatan Pendalaman Dhamma, seperti : pembacaan Paritta di vihara, cetiya, dan kampus; pembacaan Dhammapada, gerakan Vikāla Bhojana, gerakan Atthasīla di hari Uposatha, Dhamma Talk dan lain-lain.
2) Kegiatan Lingkungan, seperti : penanaman pohon, gerakan eco enzyme, pemilahan sampah dan membersihkan rumah ibadah.
3) Kegiatan Sosial, seperti : ziarah Taman Makam Pahlawan, donor darah, bakti sosial pengobatan gratis dan bakti sosial anti tengkes.
4) Kegiatan Perayaan Trisuci Waisak 2569 BE/Tahun 2025 diberi nama “Sannipata Waisak”.
Makna Tema
Pengendalian diri adalah kemampuan untuk mengontrol pikiran, emosi, dan tindakan kita.
Dengan meningkatkan pengendalian diri, kita dapat: mengurangi stres dan kecemasan, meningkatkan kemampuan untuk membuat keputusan yang bijak, serta mengembangkan hubungan yang lebih harmonis dengan orang lain.
Kebijaksanaan adalah kemampuan untuk memahami dan membuat keputusan yang tepat dalam situasi yang kompleks.
Dengan meningkatkan kebijaksanaan, kita dapat mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri dan orang lain, membuat keputusan yang lebih bijak dan efektif, serta menghadapi tantangan dan kesulitan dengan lebih baik.
Dengan meningkatkan pengendalian diri dan kebijaksanaan, kita dapat mewujudkan perdamaian dunia dengan mengembangkan hubungan yang lebih harmonis dengan orang lain, mengurangi konflik dan kekerasan, serta meningkatkan kemampuan untuk bekerja sama dan berkolaborasi.
Ajaran Kedamaian
Dalam ajaran Buddha, kedamaian (kedamaian batin dan kedamaian sosial) dicapai melalui pengembangan cinta kasih (metta), welas asih (karuna), dan kebijaksanaan (panna).
Ajaran ini menekankan pentingnya mengatasi penderitaan (dukha) dan mencapai Nibbana (kebebasan dari penderitaan). Kedamaian batin ini juga mendorong tindakan-tindakan yang menciptakan kedamaian di dunia.
Agama Buddha juga mengajarkan pentingnya toleransi dan kerukunan antar umat beragama, karena setiap orang memiliki hak yang sama untuk meraih kebahagiaan.
Pesan Waisak
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dalam pesannya untuk Hari Trisuci Waisak 2569 BE mengatakan bahwa ajaran Buddha tentang kasih sayang, toleransi, dan pelayanan tanpa pamrih sangat selaras dengan nilai-nilai PBB.
“Dalam era tantangan global yang berat, prinsip-prinsip abadi Buddha harus terus menerangi jalan bersama umat manusia,” ujar Sekjen PBB António Guterres.
Saat kita merayakan momen sakral ini bersama-sama, saya harap kita semua terinspirasi untuk menyembuhkan perpecahan, memupuk solidaritas, dan bekerja bersama demi dunia yang lebih damai, berkelanjutan, dan harmonis.
Pengakuan internasional terhadap Hari Trisuci Waisak dan perayaannya di Markas Besar PBB dan kantor PBB lainnya tertuang dalam Resolusi PBB Nomor A/RES/54/115 tahun 1999.
Selamat Hari Raya Trisuci Waisak 2569 BE/2025. Semoga berkah Waisak membawa kedamaian dan kebahagiaan bagi kita semua. Semoga semua makluk berbahagia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.