Opini
Waisak Wujudkan Perdamaian
Pangeran Siddhattha calon Buddha lahir di Taman Lumbini, Kapilavatthu, India Utara (Nepal) pada tahun 623 SM.
Menindaklanjuti surat edaran di atas, Ketua Umum Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Prof. Dr. Philip K. Widjaja mengajak untuk bersama-sama mengadakan berbagai kegiatan sosial, lingkungan, keagamaan, dan kebangsaan, antara lain:
1) Kegiatan Pendalaman Dhamma, seperti : pembacaan Paritta di vihara, cetiya, dan kampus; pembacaan Dhammapada, gerakan Vikāla Bhojana, gerakan Atthasīla di hari Uposatha, Dhamma Talk dan lain-lain.
2) Kegiatan Lingkungan, seperti : penanaman pohon, gerakan eco enzyme, pemilahan sampah dan membersihkan rumah ibadah.
3) Kegiatan Sosial, seperti : ziarah Taman Makam Pahlawan, donor darah, bakti sosial pengobatan gratis dan bakti sosial anti tengkes.
4) Kegiatan Perayaan Trisuci Waisak 2569 BE/Tahun 2025 diberi nama “Sannipata Waisak”.
Makna Tema
Pengendalian diri adalah kemampuan untuk mengontrol pikiran, emosi, dan tindakan kita.
Dengan meningkatkan pengendalian diri, kita dapat: mengurangi stres dan kecemasan, meningkatkan kemampuan untuk membuat keputusan yang bijak, serta mengembangkan hubungan yang lebih harmonis dengan orang lain.
Kebijaksanaan adalah kemampuan untuk memahami dan membuat keputusan yang tepat dalam situasi yang kompleks.
Dengan meningkatkan kebijaksanaan, kita dapat mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri dan orang lain, membuat keputusan yang lebih bijak dan efektif, serta menghadapi tantangan dan kesulitan dengan lebih baik.
Dengan meningkatkan pengendalian diri dan kebijaksanaan, kita dapat mewujudkan perdamaian dunia dengan mengembangkan hubungan yang lebih harmonis dengan orang lain, mengurangi konflik dan kekerasan, serta meningkatkan kemampuan untuk bekerja sama dan berkolaborasi.
Ajaran Kedamaian
Dalam ajaran Buddha, kedamaian (kedamaian batin dan kedamaian sosial) dicapai melalui pengembangan cinta kasih (metta), welas asih (karuna), dan kebijaksanaan (panna).
Ajaran ini menekankan pentingnya mengatasi penderitaan (dukha) dan mencapai Nibbana (kebebasan dari penderitaan). Kedamaian batin ini juga mendorong tindakan-tindakan yang menciptakan kedamaian di dunia.
Agama Buddha juga mengajarkan pentingnya toleransi dan kerukunan antar umat beragama, karena setiap orang memiliki hak yang sama untuk meraih kebahagiaan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.