Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Menikah di Usia 41 Tahun, Untung Luna Maya Lakukan Egg Freezing, Apa Itu?

Seiring pernikahan Luna Maya, ramai lagi pembahasan soal egg freezing atau pembekuan sel telur.

Editor: Hasriyani Latif
Tangkapan layar Youtube TS Media
LUNA MAYA MENIKAH - Maxime Bouttier dan Luna Maya memamerkan buku nikah, Rabu (7/5/2025). Seiring pernikahan itu, ramai lagi pembahasan soal egg freezing atau pembekuan sel telur. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Aktris Luna Maya sah jadi istri Maxime Bouttier.

Mereka menikah di Ubud, Bali, Rabu (7/5/2025) siang.

Seiring pernikahan itu, ramai lagi pembahasan soal egg freezing atau pembekuan sel telur.

Luna Maya saat ini berusia 41 tahun.

Sejak empat tahun lalu, Luna Maya memutuskan lakukan egg freezing.

Saat itu ada kekhawatiran Luna Maya karena belum menemukan pasangan.

Sementara Luna Maya tetap ingin menjadi ibu untuk anak-anaknya.

"Kalau ditanya ingin nikah, ingin punya anak," kata Luna Maya dikutip dari kanal YouTube Venna Melinda Channel.

"Tapi itu tidak terjadi sama aku sekarang, aku tidak apa-apa juga," lanjutnya saat bicara di tahun 2022.

Karenanya ia pun memutuskan egg freezing.

Meski melakukan egg freezing pada tahun 2021, Luna Maya mengatakan sudah mulai memikirkan hal tersebut jauh sebelumnya.

Apa Itu Egg Freezing?

Dikutip Tribun-Timur.com dari siloamhospital.com, egg freezing atau pembekuan sel telur atau disebut juga kriopreservasi oosit adalah proses dimana telur wanita dikumpulkan, dibekukan, dan disimpan untuk digunakan di masa depan. 

Telur yang telah dibekukan ini nantinya dapat dicairkan, dibuahi dengan sperma, dan diletakkan kembali ke dalam rahim untuk membantu kehamilan.

Egg Freezing dapat dipertimbangkan tas berbagai alasan:

- Wanita dengan kanker yang akan menjalani kemoterapi dan/atau terapi radiasi pada panggul yang dapat memengaruhi kesuburan.

- Operasi yang dapat menyebabkan kerusakan pada ovarium.

- Pasien dengan risiko insufisiensi ovarium primer karena kelainan kromosom (seperti sindrom Turner dan sindrom fragile X).

- Pasien dengan riwayat keluarga menopause dini.

- Penyakit ovarium dengan risiko kerusakan pada ovarium.

- Memiliki mutasi genetik yang memerlukan pengangkatan ovarium (misalnya, mutasi BRCA).

- Pasien yang ingin mempertahankan kesuburan atas alasan sosial maupun pribadi untuk menunda kehamilan.

Risiko/Komplikasi

Efek samping selama persiapan kriopreservasi oosit dapat terjadi, namun biasanya tidak parah dan merupakan efek alami dari peningkatan hormon yang terjadi selama stimulasi ovarium. 

Efek samping tersebut mungkin meliputi:

- Perubahan mood

- Hot flashes (sensasi panas tiba-tiba pada tubuh bagian atas)

- Sakit kepala

- Mual

Setelah prosedur pengambilan sel telur, beberapa wanita mungkin mengalami:

- Pembengkakan perut

- Kram

- Nyeri ringan

Persiapan Tindakan

Sebelum proses kriopreservasi oosit dimulai, dokter akan menanyakan riwayat medis lengkap dengan berfokus pada kesuburan, menilai kelancaran siklus menstruasi, dan tes darah untuk menilai tingkat hormon wanita.

Untuk memaksimalkan jumlah sel telur yang tersedia, pasien akan menjalani pengobatan hormon untuk merangsang produksi lebih banyak sel telur. 

Pengobatan ini biasanya memerlukan pasien untuk menyuntikkan hormon di rumah sekitar satu hingga tiga kali sehari.

Sebagian besar pasien mungkin diminta untuk mengonsumsi pil kontrasepsi setidaknya selama satu bulan sebelum mendapatkan suntikan hormon. 

Cara ini bertujuan untuk menekan siklus alami dan meningkatkan efektivitas hormon.

Jumlah dan jenis hormon dapat bervariasi tergantung pada kondisi pasien.

Pengobatan biasanya akan meliputi:

- Penyuntikan hormon folikel-stimulasi (FSH) dan hormon luteinizing (LH) untuk merangsang ovarium memproduksi lebih banyak sel telur.

- Suntikan gonadotropin-releasing hormone (GnRH) akan diberikan di sekitar pertengahan siklus untuk mencegah ovulasi dalam siklus ini.

- Suntikan hormon human chorionic gonadotropin (hCG) akan diberikan untuk memicu ovulasi sebelum prosedur kriopreservasi oosit.

Dokter akan melakukan tes darah secara reguler untuk memantau efek dari pengobatan hormon. 

Pasien juga akan menjalani setidaknya satu kali pemeriksaan ultrasonografi untuk mendeteksi ovulasi dan menilai perkembangan sel telur.
 
Setelah pasien dinilai siap untuk menjalani kriopreservasi oosit, langkah-langkah prosedur akan meliputi:

- Pasien akan diberikan anestesi lokal untuk menghilangkan rasa nyeri selama prosedur.

- Dokter akan menggunakan ultrasonografi untuk memandu jarum menuju ke folikel ovarium.

- Dokter memasukkan jarum ke folikel ovarium untuk mengambil telur-telur yang sudah matang (siap dibuahi).

- Jika sel telur tidak terlihat dengan metode pencitraan ultrasonografi, dokter mungkin akan melakukan operasi abdominal untuk mengambilnya.

- Operasi abdominal dilakukan di bawah anestesi, dokter akan membuat sayatan kecil di perut, jarum akan dimasukkan untuk mengambil sel telur.

- Setelah sel telur berhasil diambil, pembekuan sel telur akan dilakukan sesegera mungkin.

- Sel telur akan disimpan hingga pasien siap untuk menjalani fertilisasi in vitro (IVF).

Pascatindakan

Setelah prosedur kriopreservasi oosit, pasien dapat langsung pulang atau istirahat selama beberapa hari di rumah sakit tergantung pada kondisi pasien dan instruksi dokter saat itu.

Ketika pasien siap untuk menggunakan sel telur yang telah dibekukan, sel-sel telur yang telah dibekukan dapat dicairkan kembali dan dievaluasi kualitasnya. 

Sel-sel telur yang kualitasnya memenuhi syarat dapat dibuahi dengan teknik injeksi sperma intrasitoplasmik (ICSI), di mana satu sel sperma disuntikkan langsung ke dalam telur.

Telur yang telah dibuahi akan diinkubasi dalam media kultur hingga menjadi embrio yang siap untuk ditransfer ke dalam rahim untuk mencapai kehamilan, umumnya 3–5 hari setelah pembuahan.(*)

 

 

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved