Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Haji 2025

Tanazul Mudahkan 37 Ribu Jamaah Haji Indonesia

Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, menyampaikan bahwa pada pelaksanaan ibadah haji tahun 2025, pemerintah akan memasilitasi program tanazul

Penulis: Mansur AM | Editor: Edi Sumardi
BPKH
KEBIJAKAN TANAZUL - Ilustrasi terkait program tanazul yang difasilitasi Pemerintah Indonesia. Melalui program tanazul, jamaah akan mendapatkan akomodasi yang lebih dekat dengan lokasi lempar jumrah dan diperbolehkan bermalam di hotel masing-masing selama hari-hari tasyrik, yakni pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, menyampaikan bahwa pada pelaksanaan ibadah haji tahun 2025, pemerintah akan memasilitasi program tanazul yang diperkirakan akan memberikan manfaat bagi sekitar 37 ribu jamaah haji Indonesia, khususnya para lanjut usia.

Melalui program tanazul ini, jamaah akan mendapatkan akomodasi yang lebih dekat dengan lokasi lempar jumrah dan diperbolehkan bermalam di hotel masing-masing selama hari-hari tasyrik, yakni pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.

Sebagian jemaah tidak lagi diwajibkan bermalam di tenda-tenda Mina, melainkan bisa beristirahat di hotel yang lokasinya lebih strategis dan nyaman.

"Ini akan sangat membantu sekitar 37 ribu jemaah haji Indonesia, terutama yang lanjut usia. Ini adalah bentuk kemudahan," kata Nasaruddin Umar saat bertemu dengan Forum Pemimpin Redaksi Media dalam acara Bincang Haji 1446 H/2025 M yang digelar di Istiqlal, Jakarta, Selasa (6/5/2025).

Selain program tanazul, juga ada skema murur, di mana jemaah lansia dan disabilitas yang berangkat dari Arafah tidak perlu turun dari bus saat mabit di Muzdalifah.

"Ini tetap memenuhi syarat mabit, hanya saja nanti kami minta busnya bergerak secara perlahan, dan kerikil yang kami sudah bagikan sebelumnya," katanya menambahkan.

Juga bagi jemaah yang memiliki kendala kesehatan atau halangan lainnya yang menyebabkan tidak bisa secara fisik melakukan ritual ibadah haji, Kemenag juga menyediakan layanan safari wukuf. 

"Secara fiqih, tidak ada persoalan ini. Ini adalah bentuk kemudahan lain yang sudah kita terapkan juga," kata Menag.

Pemerintah juga kata Nasaruddin sedang merencanakan distribusi daging dam (denda) di Indonesia. 

"Kami juga sedang mengupayakan agar daging dam bisa didistribusikan ke Indonesia. Ini penting agar masyarakat Indonesia bisa turut mengonsumsinya. Belum lagi nanti ada kurban, tentu ini sangat bagus bagi masyarakat juga, terutama terkait makanan bergizi," ujar Nasaruddin.

Saat ini beberapa organisasi masyarakat (ormas) keagamaan telah memberikan lampu hijau untuk penyembelihan Dam dilakukan di Indonesia.

Namun masih harus berkonsultasi dengan lembaga-lembaga lainnya yang memiliki kewenangan terkait fatwa keagamanan seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Nasaruddin menjelaskan, bahwa di beberapa negara sudah menerapkan hal ini. 

"Beberapa negara seperti Mesir bahkan sudah menerapkannya. Arab Saudi juga menyarankan agar penyembelihan dilakukan di Indonesia saja," jelasnya.

"Saat ini yang sudah dipastikan bahwa penyembelihan hewan dam bagi sekitar 4.000 petugas haji akan dilakukan di Indonesia, baru ini yang bisa kita upayakan, untuk jemaah nanti kita masih berkonsultasi," jelas Menag.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved