Sosok Kapolri Termuda Sepanjang Sejarah, Bukan Jenderal Listyo Sigit Prabowo
Jenderal Listyo adalah Kapolri termuda kedua. Meski bukan Kapolri termuda, namun Listyo disebut Kapolri terbaik sepanjang masa.
TRIBUN-TIMUR.COM - Sosok Kapolri termuda sepanjang sejarah.
Sosok Kapolri termuda itu bukan Listyo Sigit Prabowo.
Listyo Sigit Prabowo jabat Kapolri sejak tanggal 27 Januari 2021, menggantikan Jenderal Idham Azis.
Jenderal Listyo adalah Kapolri termuda kedua.
Meski bukan Kapolri termuda, namun Listyo disebut Kapolri terbaik sepanjang masa.
Hal itu disampaikan Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi.
Haidar pun mengucapkan selamat ulang tahun kepada Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
"Selamat ulang tahun ke-56 Kapolri terbaik sepanjang masa, Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Di masa kepemimpinan beliau, keamanan dalam negeri lebih stabil, pelayanan masyarakat kian prima dan penegakan hukum semakin berkeadilan. Baik secara angka maupun secara fakta," kata R Haidar Alwi, Senin (5/5/2025).
Ia menjelaskan bahwa jumlah kasus kriminal mengalami penurunan sebesar 4,23 persen dari 339.537 kasus tahun 2023 menjadi 325.150 kasus di tahun 2024.
"Capaian tersebut merupakan prestasi yang patut diapresiasi karena diraih pada saat angka kriminalitas di kawasan ASEAN, Asia bahkan global sedang menunjukkan tren peningkatan berdasarkan riset Organized Crime Index," jelas R Haidar Alwi.
Hal itu, katanya sejalan dengan riset Global Residence Index yang dirilis pada Januari 2025.
Di mana indeks keamanan Jakarta sebagai wajah Indonesia di mata dunia menempati peringkat 87 dari 181 kota besar di dunia.
Unggul atas Guangzhou (China), Istanbul (Turkey), New York (Amerika Serikat), Moskow (Rusia), Kuala Lumpur (Malaysia), Bangkok (Thailand) dan New Delhi (India).
Demikian pula dengan riset International Police Science Association (IPSA) berkolaborasi dengan Institute for Economics and Peace (IEP) yang dirilis tahun 2023.
Polri menempati peringkat 63 dari 125 negara atau naik 21 peringkat dibanding sebelumnya di posisi 84 dari 127 negara.
Polri dianggap mampu menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat maupun keselamatan anggotanya.
"Bahkan untuk salah satu variabel, Polri menempati peringkat 3 dari 125 negara. Unggul atas juara umum Denmark dan Finlandia.
Selain lompatan kinerja yang signifikan, artinya Polri juga berhasil menekan risiko gangguan keamanan dan ancaman ke titik yang lebih rendah," ungkap R Haidar Alwi.
Temuan-temuan tersebut memperkuat riset yang dirilis Gallup dalam laporan Global Law and Order 2022.
Yang mana, kata dia, Indonesia menempati peringkat 5 dari 120 negara dengan indeks keselamatan tertinggi di dunia.
Mayoritas masyarakat merasa aman karena kinerja dan kepercayaan terhadap kepolisian yang begitu tinggi.
"Pilpres dan Pilkada serentak 2024 yang berlangsung jauh lebih aman dan minim gesekan yang menelan korban jiwa dibandingkan pemilu sebelumnya serta 'zero terrorist attack' selama 2023-2024 merupakan bukti terjaganya stabilitas keamanan dalam negeri," tutur R Haidar Alwi.
Tidak hanya menjaga stabilitas keamanan dalam negeri, menurut Haidar, Polri bersama TNI juga berpartisipasi menjaga stabilitas keamanan dunia.
Mereka menempati peringkat 5 sebagai pasukan yang paling berkontribusi berdasarkan data yang dirilis Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) per 31 Januari 2025.
Baca juga: Reaksi Kapolri Usai Ajudan Pukul dan Ancam Wartawan, Menyesal dan Minta Maaf
Jumlah pasukan Polri dan TNI yang bertugas dalam berbagai misi perdamaian dunia mencapai 2.752 personel yang terdiri dari 2.599 laki-laki dan 193 perempuan.
"Kontribusi Polri dan TNI dalam menjaga perdamaian dunia bahkan lebih besar dari China di posisi 8 dan Amerika Serikat di posisi 82," sambung R Haidar Alwi.
Kemudian, terkait penegakan hukum, tingkat penyelesaian perkara naik 1,09 persen dari 74,25 persen tahun 2023 menjadi 75,34 persen tahun 2024.
Di antaranya merupakan penyelesaian perkara melalui 'restorative justice' yang meningkat 2.888 perkara atau naik 15,89 persen dari 18.175 perkara tahun 2023 menjadi 21.063 perkara tahun 2024.
Berdasarkan riset World Justice Project 2024, Indonesia menempati peringkat 42 dari 142 negara dalam efektivitas pengendalian kejahatan.
"Angka-angka demikian tidak hanya menunjukkan penegakan hukum yang efektif dan berkeadilan terutama 'restorative justice' juga berdampak pada penghematan anggaran negara untuk penyelidikan, penyidikan, penuntutan, persidangan dan pembinaan di lapas," ujar R Haidar Alwi.
Dalam hal pelayanan masyarakat, Indeks Pelayanan Publik (IPP) Polri tahun 2024 mendapatkan predikat 'A' dari Kemenpan RB dengan skor 4,61 dari 5,00. Tahun sebelumnya, Polri juga mendapatkan predikat serupa.
"Tren positif ini menandakan langkah maju Polri dalam menyelenggarakan pelayanan masyarakat yang berkualitas," imbuh R Haidar Alwi.
Oleh karena itu, katanya, masuk akal bila Presiden Prabowo Subianto berkali-kali memberikan kode bahwa dirinya akan tetap mempertahankan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
"Saya yakin keputusan Presiden Prabowo mempertahankan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di tengah masifnya penyebaran kebencian dan sentimen negatif terhadap Polri adalah keputusan yang berbasis data dan fakta," pungkas R Haidar Alwi.
Sosok Kapolri termuda
Dikutip Wikipedia, Listyo adalah Kapolri termuda kedua dalam sejarah.
Ia dilantik jadi Kapolri pada usia 51 tahun, 267 hari, hanya kalah dari Tito Karnavian, yang berusia 51 tahun, 261 hari saat dilantik pada 2016.
Sigit juga merupakan Alumni SMA Negeri 8 Yogyakarta (1988).

Profil Tito Karnavian
Muhammad Tito Karnavian (lahir 26 Oktober 1964).
Dia adalah seorang politikus dan tokoh kepolisian Indonesia yang menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri Indonesia sejak tanggal 23 Oktober 2019 dalam Kabinet Indonesia Maju di bawah pemerintahan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.
Sebagai seorang perwira tinggi polisi, dirinya pernah menjabat sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia ke-23.
Pada 5 November 2024 Tito Karnavian juga diangkat oleh Presiden Prabowo menjadi Wakil Ketua Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).
Biografi
Kehidupan awal
Muhammad Tito Karnavian yang lahir di Palembang, memiliki darah campuran Jawa dan Sumatera.
Ayah Tito bernama Drs. Achmad Saleh terlahir dari Bapaknya bernama Saleh Mualim arek Surabaya, yang pernah tinggal di Jalan Wonorejo.
Semasa muda Kakek Tito pernah nyantri di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang Jawa Timur dan menjadi murid pendiri NU Hadratusyech KH Hasyim Asy'ari.
Keluarga besar dari garis Ayah Tito yang di Surabaya kini banyak tinggal dan menetap di Kota Malang Jawa Timur.
Dari Surabaya, Saleh Mualim merantau ke Sumatera Selatan dan menikah dengan istrinya yang berasal dari Suku Lahat Sumsel dan melahirkan Achmad Saleh.
Ayah Tito, Achmad Saleh menikah dengan Kordiah yang berasal dari suku Ogan/Baturaja Sumsel.
Keduanya dikaruniai tiga anak anak kandung: Prof. Dr. Diah Natalisa, Jenderal Pol (P) Prof Muhammad Tito Karnavian, PhD dan Dr. dr. Iwan Dakota, Spesialis Jantung.
Tito Karnavian mengenyam pendidikan SMA Negeri 2 Palembang kemudian melanjutkan pendidikan AKABRI pada tahun 1987 karena gratis dan tidak ingin membebankan biaya orang tuanya.
Tahun 1993, Tito menyelesaikan pendidikan di Universitas Exeter di Inggris dan meraih gelar MA dalam bidang Police Studies, dan menyelesaikan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) di Jakarta tahun 1996 dan meraih Strata 1 dalam bidang Police Studies.
Sekolah dasar dan sekolah menengah pertama ditempuh di Sekolah Xaverius, kemudian sekolah menengah atas ditempuh di SMA Negeri 2 Palembang.
Tatkala duduk di kelas 3, Tito mulai mengikuti ujian perintis.
Semua tes yang ia jalani lulus, mulai dari Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, Kedokteran di Universitas Sriwijaya, Hubungan Internasional di Universitas Gadjah Mada, dan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.
Keempatnya lulus, tapi yang dipilih adalah AKABRI, terutama Akademi Kepolisian.
Prestasi
Saat masih menyandang pangkat AKBP, dia memimpin tim Densus 88 yang berhasil melumpuhkan teroris Dr. Azahari di Batu, Jawa Timur, pada tanggal 9 November 2005.
Pangkatnya dinaikkan, dan dirinya menerima penghargaan dari Kapolri saat itu, Jenderal Pol. Sutanto bersama dengan para kompatriotnya, seperti Idham Azis, Saiful Maltha, Petrus Reinhard Golose, Rycko Amelza Dahniel, dan yang lainnya.
Tito juga pernah memimpin sebuah tim khusus kepolisian yang berhasil membongkar jaringan teroris pimpinan Noordin M. Top. Atas prestasi ini, pangkatnya dinaikkan menjadi Brigadir Jenderal Polisi dan diangkat menjadi Kepala Densus 88 Anti-Teror Mabes Polri.
Kariernya terus menanjak, dan dirinya sempat menjabat sebagai Kapolda Papua dan Kapolda Metro Jaya.
Pada tanggal 14 Maret 2016, dia diangkat menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggantikan Komjen. Pol. Saud Usman Nasution yang memasuki masa pensiun.
Menjadi Kapolri
Pada tanggal 15 Juni 2016, Presiden Joko Widodo mengirim surat kepada DPR-RI, yang isinya menunjuk Tito sebagai calon tunggal Kapolri menggantikan Jenderal Pol Badrodin Haiti yang akan segera pensiun.
Komisi III DPR-RI menyetujui usulan ini dalam sidang paripurna mereka yang digelar pada awal bulan Juli 2016. Tito resmi dilantik sebagai Kapolri oleh Presiden Jokowi pada tanggal 13 Juli 2016.
Menjadi Menteri Dalam Negeri
Pada tanggal 22 Oktober 2019, Kapolri Tito diberhentikan dengan hormat oleh Presiden Jokowi melalui surat yang ditujukan kepada DPR-RI dan disetujui dalam sidang paripurna ke-3 yang dipimpin oleh Puan Maharani, Ketua DPR-RI periode 2019 hingga 2024.
Ia kemudian dilantik pada tanggal 23 Oktober 2019 menjadi Menteri Dalam Negeri ke-29 dalam Kabinet Indonesia Maju pada masa pemerintahan Presiden Jokowi periode 2019-2024.
Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Jenderal Listyo Sigit Dinilai Kapolri Terbaik, Haidar Alwi Ucapkan Selamat Ultah
Ingat Timur Pradopo Kapolri era Presiden SBY? 4 Bulan Kapolda Metro, 18 Hari Jenderal Bintang 3 |
![]() |
---|
Profil Empat Jenderal Jabat Wakapolri era Listyo Sigit Prabowo, Ada Bergelar Profesor |
![]() |
---|
Rekam Jejak Kompol Dicky Dwi Priambudi Sutarman, Anak Mantan Kapolri Dirotasi Kapolda Besan KDM |
![]() |
---|
Sosok 2 Jenderal Bersaudara Punya Jabatan Strategis di Polri dan TNI, Ayahnya Pensiunan Pati TNI AD |
![]() |
---|
Daftar Lima Jenderal Bintang Empat Asal Sulsel, Ada Pernah Jabat Kapolri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.