Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Legislator Soroti Dryer Gabah Tak Optimal, Ini Penjelasan Kadis Pertanian Barru

Legislator soroti alat pengering gabah tak optimal di Barru. Kadis Pertanian akui tantangan biaya operasional dan ajak gapoktan cari solusi kemitraan.

Penulis: Darullah | Editor: Sukmawati Ibrahim
Darullah/TRIBUN TIMUR
Kepala Dinas Pertanian Pemkab Barru, Ahmad beberapa waktu lalu. Legislator soroti alat pengering gabah tak optimal di Barru. Kadis Pertanian akui tantangan biaya operasional dan ajak gapoktan cari solusi kemitraan. 

“Karena tidak ada pengering di sini, maka harus dibawa ke Sidrap atau Parepare. Di sana, Bulog bermitra dengan pemilik pengering berkapasitas 30 sampai 60 ton per jam,” paparnya. 

Menurutnya, kapasitas pengering harus disesuaikan dengan potensi lahan dan hasil panen di Barru agar alat tidak mubazir.

“Tidak ada gunanya alat kalau tidak ada bahan bakunya. Di Barru yang cocok kapasitas 20–30 ton per jam. Kalau 60 ton, itu skala modern,” ungkapnya.

“Di Barru ini hanya konsumtif. Tapi memang saat panen raya seperti sekarang, hasilnya melimpah. Sayangnya pengusaha kita tidak mampu membeli karena harga sudah ditetapkan pemerintah sebesar Rp6.500,” tutupnya. 

Sebelumnya, Anggota DPRD Kabupaten Barru, Syamsu Rijal sangat menyayangkan tidak dioptimalkannya dryer atau mesin pengering gabah yang ada di Barru.

Hal itu sangat disayangkan lantaran di setiap kecamatan di Barru memiliki alat pengering gabah yang dikelola oleh gabungan kelompok tani (Gapoktan).

Menurut Ketua Komisi 2 DPRD Barru ini pengelolaan pengering gabah di Barru belum maksimal karena masih butuh mekanisme dengan konsep-konsep yang terstruktur untuk bagaimana proses penyerapannya bisa lancar.

"Ini kan baru langkah awal, makanya tentu harus ada evaluasi setelahnya. Melihat kondisi seperti ini pemerintah daerah harus mengambil bagian, ini peluang besar bagi pemerintah daerah khususnya di Kabupaten Barru," ujarnya, Jumat (2/5/2025).

"Pada sisi keuntungan ada di situ secara materiil. Jadi bagaimana misalnya bantuan dryer-dryer yang didorong di setiap kecamatan itu dioptimalkan fungsinya," kata Syamsu Rijal.

"Sehingga gabah petani di Barru tidak perlu dikirim ke kabupaten lain untuk dikeringkan saja. Kemudian di sisi lain pemerintah daerah harus berpikir untuk mengupayakan penggilingan padi yang perfect, sehingga tidak usah lagi gabah dari Barru digiling di Pinrang ataupun di Sidrap," jelasnya. (*)

 

 

 

 

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved