Obyek Wisata Pantai Buntu Matabing Luwu Terbengkalai, Fasilitas Penunjang Rusak
Pantai yang berjarak sekitar 27 kilometer ke arah selatan dari Kota Belopa itu memiliki area seluas kurang lebih dua hektare.
Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU - Kejayaan Pantai Buntu Matabing di Kecamatan Larompong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, kini tinggal kenangan.
Objek wisata yang dulu menjadi primadona masyarakat lokal dan luar daerah itu kini tampak tak terurus.
Pantai yang berjarak sekitar 27 kilometer ke arah selatan dari Kota Belopa itu memiliki area seluas kurang lebih dua hektare.
Dulu, hamparan pasir putih dan tebing-tebing eksotis di sekeliling pantai kerap menjadi buruan wisatawan untuk berfoto dan menikmati liburan.
Namun kini, banyak fasilitas di kawasan tersebut rusak.
Gazebo-gazebo yang tersedia terlihat lapuk dimakan usia, sementara aula dan toilet tampak kotor dan tidak terawat.
Tumpukan daun kering berserakan di berbagai sudut, berpadu dengan rumput liar yang tumbuh subur.
Edwin Yogi Pratama (27), warga Kecamatan Larompong, mengaku punya banyak kenangan manis di Pantai Buntu Matabing.
"Pantai ini dulunya ramai kalau akhir pekan. Banyak spot foto indah karena letaknya agak menjorok ke dalam dan dikelilingi tebing-tebing," ujarnya, Sabtu (3/5/2025).
Ia juga bercerita tentang momen berlibur bersama keluarga di tahun 2013 silam.
Kala itu, sambung Edwin, ia menikmati bakar-bakar ikan di gazebo yang saat itu masih layak digunakan.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Luwu, Afif Hamka, mengakui kondisi Pantai Buntu Matabing saat ini cukup memprihatinkan.
Ia berkomitmen membenahi kawasan tersebut.
Menurutnya, tahap awal pembenahan akan difokuskan pada perbaikan toilet dan aula serbaguna yang kini kondisinya sudah tidak representatif.
"Baru-baru ini, teman saya dari Wajo ingin mengadakan acara besar di Pantai Buntu Matabing, dengan ratusan peserta. Sayangnya, fasilitas tidak mendukung," tuturnya, Senin (22/7/2024).
Selain perbaikan fisik, Afif juga menekankan pentingnya membangun kesadaran masyarakat dan wisatawan untuk menjaga kebersihan kawasan wisata.
"Soal sampah, ini juga jadi PR besar. Kami akan mulai sosialisasi setelah perayaan 17 Agustus nanti," ungkapnya.
Afif menambahkan, salah satu kendala revitalisasi Pantai Buntu Matabing adalah status alas hak lahan yang belum sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah Luwu.
"Status lahannya belum 100 persen dipegang Pemda, padahal untuk mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat, itu syarat utamanya. Kalau hanya andalkan APBD, berat," jelasnya.(*)
Paskibra Luwu Latihan 10 Jam Sehari, Sepatu Khusus Dipesan dari Bandung |
![]() |
---|
Warga Lahir 17 Agustus Gratis Masuk Bantimurung dan Leang-leang Maros |
![]() |
---|
Korban Belum Pulih, RSUD Batara Guru Aktifkan Dokter Terseret Kasus Pelecehan Seksual ke Pasien |
![]() |
---|
Penetapan Tersangka Dianggap Cacat Hukum, Kepala Desa Balai Kembang Lutim Ajukan Praperadilan |
![]() |
---|
Aswar Hasan Berpulang, Intelektual Muslim dan Putra Terbaik Wija to Luwu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.