Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kenapa Mayoritas Penjahit di Makassar Orang Soppeng?

Pendiri Emerald, Muhammad Aras menyampaikan mulanya dia bekerja sebagai pegawai tukang jahit di Sony Taylor.

|
Editor: Muh Hasim Arfah
Dok tribun
PENJAHIT SOPPENG- Para tokoh masyarakat asal Kabupaten Soppeng yang sukses membangun bisnis jahit di Makassar yakni H Sahlan (kiri) dan H Muhammad Aras (tengah) . Wakil Bupati Soppeng, Selle KS Dalle (53) punya perspektif lebih dalam. 

Di masa itu, pemerintah Orde Baru lagi gencar pengadaan seragam pegawai, guru, TNI-Polri dan seragam subsidi untuk siswa dan pelajar.

Sahlan bercerita, setelah proyek konveksi seragam nasional itu selesai, para penjahit ini kemudian menyebar dan membuka usaha mandiri.

Dia menyebut di kawasan Bontoala, Jl Sunu, Jl Pongtiku, Jl Urip Sumoharjo, yang saat itu dekat dengan kampus Unhas Baraya, kian orderan kian menumpuk.

"Saya pernah tanya, bos orang China kenapa pakai orang Soppeng jadi penjahit, mereka menjawab Orang Soppeng, rapi sabar dan tak banyak protes kalau kerja," ujar M Nasir, penjahit skala UKM di Jl Dg Tata.

Wakil Bupati Soppeng, Selle KS Dalle (53) punya perspektif lebih dalam.

"Sejak dulu, di masa kekayaan kain sutra, orang Soppeng dan Wajo itu berkolaborasi. Di Soppeng ditanam pohon, pelihara ulatnya, Orang Wajo yang tenun dan jual lalu dijahit lagi sama orang Soppeng," ujar pria kelahiran Takalalla, Soppeng ini, kepada Tribun.

Selle juga mengkonfirmasi, kebanyakan warga Soppeng, telaten, gigih dan mudah beradaptasi di satu daerah baru.

Bagi mereka, pakaian (sandang) adalah satu kebutuhan dasar manusia, setelah pangan dan papan. Bisnis beras, makanan ini sudah dikuasai pedagang dari Sidrap, Pinrang, Pangkep, Maros atau Enrekang.

"Setelah bisa beli beras, punya rumah, semua orang butuh baju batik," ujar Suherman (61), penjahit asal Tajuccung, Soppeng di Tamalanrea.

Kisah ini dikonfirmasi Haji M Aras (54). Pemilik jaringan penjahit papan atas seperti Emerald, Hero dan Rise.

"Saya dulu, tahun 2000, hanya jadi tulang jahit di Sony Taylor, (jalan) Monginsidi. Tapi karena melihat ada peluang, saya mandiri dan coba bikin yang lebih baik." ujar mantan anggota DPR-RI asal Citta, Soppeng ini.

Dia mengaku, membuat terobosan untuk jahit hari ini, empat jam sudah jadi.

Akhirnya, saya bisa membuktikan itu hingga akhirnya saya pun mulai dikenal," katanya dalam konfirmasi ke tribun, Jumat (2/5/2025). 

Lima tahun kemudian 2005, mantan Ketua DPW PPP Sulsel ini mendirikan Emerald Taylor.

Tak sampai di situ, dia pun kembali mendirikan sebuah perusahaan jahit bernama Rise pada tahun 2010 lalu. 

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved