Opini
Belajar dari Pak JK
Jujur berintegritas, pekerja keras, punya visi masa depan, mengayomi dan tidak sekedar menghimpun pengikut tetapi juga mendidik dan memberdayakan.
Oleh: Andi Yahyatullah Muzakkir
Founder Anak Makassar Voice dan Mimbar Sastra Makassar
TRIBUN-TIMUR.COM - Setiap politisi pasti ingin meninggalkan jejak dan ingin namanya abadi dan dikenang.
Tapi tidak semua politisi dan pejabat publik bisa mencapai itu karena untuk dikenang dan ingin meninggalkan jejak harus dimulai dari kiprah. Dan harus selalu sadar untuk membangun reputasi.
Reputasi yang dimaksud ini terkait dengan sifat-sifat khas para pemimpin.
Jujur berintegritas, pekerja keras, punya visi masa depan, mengayomi dan tidak sekedar menghimpun pengikut tetapi juga mendidik dan memberdayakan.
Hari ini kita lihat dari sekian banyak tokoh kita di daerah ini tidak banyak yang bisa sampai pada tahap bisa meninggalkan legacy.
Tapi, salah satu dari yang sedikit itu kita bisa menyebut nama Jusuf Kalla atau JK.
JK memulai kiprahnya sejak mahasiswa dengan menjadi aktivis HMI. Pada saat-saat itu JK juga sudah memulai kiprah kemanusiaan yang menjadi perhatiannya.
Dalam banyak informasi kita melihat JK terbiasa mengurus masyarakat sejak masa mahasiswa.
Selain itu kalau hari ini kita mengenal Pak JK sebagai tokoh perdamaian tentu saja bukan sesuatu yang serta merta.
Pengalamannya sebagai pebisnis puluhan tahun tentu merupakan bekal yang sangat cukup dalam bernegosiasi, membangun relasi dan mengembangkan reputasi.
Itu pulalah agaknya yang membuat JK kemudian dapat secara politik dipandang sebagai representasi tokoh luar Jawa dalam keseimbangan geopolitik Pilpres.
Menjadi Wakil Presiden pada zaman SBY dan menjadi Wakil Presiden pada zaman Jokowi.
Pertanyaannya, hari ini adakah tokoh kita yang juga memiliki cukup latar belakang seperti yang dimiliki JK sehingga dapat mencapai puncak politik sebagai Presiden atau Wakil Presiden?
Untuk itu mempelajari karakter, visi, rekam jejak dan gaya politik JK menjadi penting.
Apalagi belakangan ini kita tetap berkeinginan untuk menghadirkan tokoh-tokoh luar Jawa dan Indonesia Timur di panggung puncak politik nasional menjadi Presiden dan Wakil Presiden.
Salah satu yang mungkin bisa kita pelajari dari JK hari-hari ini adalah gaya komunikasi publik beliau yang secara singkat bisa disebut ;
Jangan mengucapkan hal yang tidak perlu di depan publik, langkah-langkah politik yang diambil selalu terukur dan elegant, tidak pernah menonjolkan kekuatan atau kekuasaan, dan terutama sekali perhatiannya yang tidak pernah berhenti pada soal-soal kemanusiaan dan pendidikan.
Pak JK adalah tokoh dengan tipe kepemimpinan yang memberdayakan.
Pada akhirnya setiap politisi pasti ingin meninggalkan jejak dan ingin namanya abadi dan dikenang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.