Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Kuliner

Pallubasa Goro Eksis Sejak 90-an, Awalnya Jualan Pakai Gerobak Becak

Pallubasa Goro di Jl Yusuf Dg Ngawing, Makassar, jadi favorit pegawai kantoran. Kuah kental dan daging lembut, makin nikmat dicampur telur bebek.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Sukmawati Ibrahim
Muslimin Emba/Tribun Timur
PALLUBASA GORO – Suasana warung Pallubasa Goro di Jl Yusuf Dg Ngawing, Kecamatan Rappocini, Makassar, Selasa (29/4/2025). Ramai saat jam istirahat. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Kuahnya kental dan gurih. Lebih nikmat saat disantap bersama telur bebek rebus!

Itulah cita rasa Pallubasa Goro, yang berlokasi di Jl Yusuf Daeng Ngawing, Kelurahan Tidung, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar.

Warung ini berada tepat di samping pagar rumah jabatan Wakil Gubernur Sulsel.

Saat jam makan siang, warung sederhana ini selalu ramai, terutama pegawai kantoran di sekitar Pertigaan Jl AP Pettarani dan Jl Yusuf Dg Ngawing.

Mayoritas pengunjung pegawai dari instansi sekitar, seperti BKKBN, yang hanya berjarak selemparan batu dari warung milik Hj Salmia (57), istri almarhum Bahtiar.

Namanya kerap direkomendasikan para pecinta pallubasa membuat penulis tertarik mencicipinya langsung.

Hj Salmia menyambut pengunjung dengan ramah dari balik meja kasir. Lima karyawannya juga sigap melayani dan mencatat pesanan pelanggan.

Harga satu porsi pallubasa cukup terjangkau, hanya Rp16 ribu. Tambahan nasi dan telur bebek masing-masing Rp5 ribu.

Ada pula kerupuk dan kacang sebagai pelengkap.

Penulis memesan pallubasa dengan isian daging, pipih, dan lemak. Aroma rempah dari kuah langsung tercium saat pramusaji menyajikan semangkuk hidangan.

Tak lupa menambahkan kecap, sambal tumis, dan perasan jeruk nipis. Kelapa parut sangrai juga tersedia untuk menambah kekentalan kuah.

Rasanya? Sesuai ekspektasi. Kuah gurih, daging lembut, dan porsi daging cukup besar.

"Yang paling banyak pesan di sini itu pipih. Karena lembut saat digigit," ucap Arif (38), pramusaji yang sudah 10 tahun bekerja di Pallubasa Goro, Selasa (29/4/2025).

Pallubasa Goro termasuk warung makan legendaris di Makassar

Dirintis sejak akhir 1990-an, warung ini tetap konsisten menjaga rasa dan kualitas.

Hj Salmia mengungkapkan, awalnya ia dan suaminya berjualan menggunakan gerobak becak.

"Awalnya pakai gerobak becak sama bapak, lalu ngontrak lahan di sekitar sini," jelas warga Jl Abu Bakar Lambogo, Kecamatan Makassar.

Usahanya sempat lima kali pindah lokasi, namun tetap di sekitar Jl Yusuf Dg Ngawing, yang dikenal dengan kawasan Goro.

"Masuk jual di BKKBN, lalu ngontrak lagi. Pindah-pindah tapi masih di sekitar sini," sambungnya.

Ia belajar membuat bumbu pallubasa dari keponakannya.

"Keluarga saya memang rata-rata jualan pallubasa. Saya belajar dari ponakan, dan bumbu itu yang saya pertahankan sampai sekarang," katanya.

Awal merintis, Hj Salmia hanya menyiapkan belasan kilogram daging per hari. 

Kini, ia mempersiapkan 35-50 kilogram daging setiap harinya.

Namun beberapa bulan terakhir, jumlah pembeli mulai menurun.

"Dulu sampai 50 kilo per hari, sekarang sekitar 30 kiloan. Mungkin karena makin banyak penjual," ungkapnya.

Dari usaha ini, Hj Salmia bersyukur bisa membesarkan kedua anaknya hingga sukses.

"Alhamdulillah, satu anak saya berlayar di Dubai, satu lagi sudah punya kantor notaris," ucapnya bangga. (*)

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved