Kisah Kakek Sanusi Naik Haji Setelah 70 Tahun Menabung
Sanusi Pria kelahiran 3 Februari 1925 akhirnya bisa berangkat ibadah haji ke Tanah Suci Mekkah setelah 70 tahun menabung sejak tahun 1955
TRIBUN-TIMUR.COM -- Kabar bahagia menyelimuti Sanusi. Petani asal Bogor Jawa Barat itu akhirnya berangkat ibadah haji tahun 2025 ini.
Pria kelahiran 3 Februari 1925 itu menabung selama 70 tahun.
Ia menabung sejak tahun 1955, atau sejak era pemerintahan Presiden Soekarno.
Selama 70 tahun, Sanusi akhirnya berangkat ke Tanah Suci.
Sanusi jadi jemaah calon haji tertua.
Umurnya sudah 100 tahun.
Sanusi akan menunaikan ibadah haji untuk yang pertama kali setelah penantian panjang selama puluhan tahun.
Raut kegembiraan pun tak dapat disembunyikan dari wajah Sanusi.
Perjuangan Sanusi untuk menggapai mimpinya tersebut begitu panjang dan tak mudah.
Dengan penuh kesabaran, ia menyisihkan uang hasil penjualan taninya selama 70 tahun, tepatnya sejak tahun 1955.
Pundi-pundi rupiah yang dihasilkan dari keringatnya di kebun kini akan membawa kedua kakinya menginjak Tanah Suci yang menjadi impian bagi umat Islam.
Usaha yang dilakukan oleh petani asal Kampung Babakansadeng, Desa Wangunjaya, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, kini berbuah manis.
Di tahun 2019, Sanusi mendaftarkan diri untuk menjadi calon jemaah haji bersama istri yang begitu dicintainya.
Bak gayung bersambut, lima tahun kemudian, Sanusi mendapat pemberitahuan untuk segera melunasi biaya hajinya.
Hal itu menjadi pertanda keberangkatan sudah berada di depan mata.
Waktu tunggu Sanusi sejak awal mendaftar hingga pemberitahuan pelunasan memang terbilang singkat dibandingkan dengan kebanyakan orang yang umumnya melalui jalur haji reguler.
Hal itu terjadi dikarenakan Sanusi masuk dalam prioritas kategori lanjut usia (lansia).
Ya, Sanusi pada tahun 2025 ini genap berusia 100 tahun.
Sanusi yang lahir pada 3 Februari 1925 ini menjadi calon jemaah haji tertua di Kabupaten Bogor yang akan berangkat pada pertengahan Mei 2025.
Ayah dari delapan orang anak ini mengaku senang karena tak lama lagi akan bertamu ke Baitullah dan melihat Ka'bah.
Sanusi pun kaget saat dirinya dinyatakan berangkat haji di tahun ini.
"Jadi waktu itu memang saya dikata kaget ya kaget, alhamdulillah sudah ada panggilan."
"Tadinya berdua sama istri saya sakit jadi enggak bisa. Alhamdulillah, ridho, ikhlas, udah niat," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com.
Sanusi merupakan sosok petani yang sederhana, ramah, dan juga humoris.
Ucapan dan tingkah lakunya terkadang mengundang gelak tawa bagi orang-orang yang di sekitarnya.
Meskipun usianya tak lagi muda, pria berambut putih ini memiliki tenaga yang terbilang prima.
Ia masih sanggup untuk melakukan berbagai aktivitas pertanian seorang diri setiap harinya dari pagi hingga sore.
Sanusi juga mampu menggunakan cangkul dan arit yang menjadi temannya sehari-hari saat beraktivitas di ladang.
Rutinitas ini pula yang menjadikan kondisi fisiknya tetap bugar hingga saat ini.
"Setiap pagi ke kebun, sore ngored (ngarit), nyangkul," katanya.
Ladang-ladang yang berada tak jauh dari rumahnya tersebut dihasilkan oleh jerih payahnya sendiri.
Ia membeli petakan demi petakan ladang yang dicicil satu per satu, hingga akhirnya jika diakumulasikan mencapai kurang lebih 1 hektar.
Kini ladang-ladangnya tersebut ditanami oleh berbagai tanaman seperti singkong, pisang, dan lainnya.
Kehidupan Sanusi bisa dibilang jauh dari kemewahan, ia hanyalah petani yang setiap harinya berada di kebun.
Tempat tingalnya pun terbuat dari material kayu dan bambu dengan model rumah panggung pada zaman dahulu.
Karena keramahannya, rumah bilik panggung yang ditinggali bersama istrinya tersebut terbuka untuk siapapun yang berkunjung.
Ia mengatakan, teras 'istananya' menjadi tempat favorit bagi siapapun yang ingin mampir, karena memiliki udara yang segar dan jauh dari kebisingan.
"Orang-orang kalau lewat terus berenti pada betah di sini, katanya adem," ungkap Sanusi saat berbincang santai.
Sementara itu, ia pun berharap perlajanan hajinya diberikan kelancaran, kesehatan, serta keselamatan agar pulang ke Indonesia menjadi haji mabrur.
"Mohon doanya," pungkasnya.
Diwartakan, sebanyak 3.450 calon jemaah haji di Kabupaten Bogor akan berangkat ke Mekkah untuk menunaikan rukun Islam kelima.
Keberangkatan akan dilakukan dalam dua gelombang dan terbagi dalam sembilan kloter yang akan diberangkatkan pada Mei 2025 ini.
Pendamping haji dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) Amanah Ummah Leuwiliang, Ifa Latifah mengungkapkan, Sanusi masuk ke dalam prioritas dalam keberangkatan.
"Daftar di 2019, ketika mendaftar itu usianya sudah 90 tahun lebih," ujarnya saat dijumpai TribunnewsBogor.com, Jumat (25/4/2025).
"Jadi lima tahun kemudian abah masuk prioritas lansia karena di tahun ini masuk usia 100 tahun," imbuhnya.
Meski usianya yang tak lagi muda, namun berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan oleh KBIHU kondisi fisik Sanusi masih terbilang prima.
Kendati demikian, pendampingan khusus akan terus diberikan untuk memastikan kondisi kesehatan Sanusi selama di tanah suci stabil.
Rencananya, Sanusi yang masuk dalam gelombang kedua akan diberangkatkan pada 20 Mei 2025.
"Kebetulan kita sudah beberapa kali manasik dan setiap manasik pun alhamdulillah abah selalu mengikuti."
"Dan untuk bimbingan di sana, abah kelihatannya kalau dari fisiknya ini cukup prima, baik, insyaallah tidak ada kendala yang berarti," katanya. (TribunnewsBogor)
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Nabung Sejak 1955, Kakek Sanusi Petani di Bogor Akhirnya Naik Haji di 2025 dan Jadi Jemaah Tertua
KPK: Pemisahan Fungsi BPKH dan BP Haji Kunci Efisiensi dan Transparansi Ibadah Haji |
![]() |
---|
Haji Rohandi Pimpin ESI Gowa |
![]() |
---|
Pekerjaan Istri Haji Sutar Crazy Rich Terduga Bandar Narkoba, Kuitansi Jadi Bukti |
![]() |
---|
Sosok Haji Sutar Crazy Rich Terduga Bandar Narkoba Ditangkap BNN Palembang |
![]() |
---|
Selain Warga, Haji Arlan Wali Kota Prabumulih Rasakan Layanan Buruk RS |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.