Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

DPR RI

Ketua Kapoksi Fraksi Nasdem Komisi III Rudianto Lallo: Negara tidak Boleh Kalah dari Premanisme

anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Rudianto Lallo menegaskan negara tak boleh kalah dari premanisme.

Editor: Muh Hasim Arfah
Dok dpr ri
NEGARA TAK KALAH- anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Rudianto Lallo saat rapat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (24/4/2025). Rudi menyampaikan Negara tidak boleh kalah dengan aksi-aksi premanisme, termasuk premanisme berkedok organisasi masyarakat (ormas). 

TRIBUN-TIMUR.COM- Negara tidak boleh kalah dengan aksi-aksi premanisme, termasuk premanisme berkedok organisasi masyarakat (ormas). 

Hal itu ditegaskan mantan ketua DPRD Kota Makassar Rudianto Lallo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (24/4/2025).

“Bahasa saya negara tidak boleh kalah dengan aksi-aksi premanisme,” ungkap anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Rudianto Lallo.

Polri, menurutnya, harus bertindak tegas, karena undang-undang mengamanatkan Polri untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.

“Kepolisian Negara Republik Indonesia yang ditugaskan undang-undang untuk menjaga keamanan dan ketertiban, harus tegas dalam menindak ormas yang melanggar ketertiban,” tegasnya.

Wakil Ketua Mahkamah Partai NasDem itu menekankan tindakan tegas bisa berupa menyeret para pelaku ke pengadilan untuk mencegah dan memberi efek jera agar kasus serupa tak terulang.

“Makanya harus ditindak tegas. Tidak boleh terkesan melindungi atau membiarkan. Kalau ada oknum yang melanggar, polisi harus tindak. Pasti enggak ada yang berani,” tandas legislator NasDem dari Dapil Sulawesi Selatan I (Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, dan Kepulauan Selayar) itu.

Terpisah Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno yang menyebut ormas mengganggu pembangunan pabrik BYD di Subang, Jawa Barat. 

Kedua adalah pembakaran mobil polisi oleh empat anggota ormas Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya. 

Anggota Komisi III DPR Abdullah menekankan, negara tidak boleh kalah oleh preman berkedok ormas. 

"Tidak boleh ada kata ampun bagi para preman yang telah meresahkan masyarakat. Mereka harus ditertibkan," ujar Abdullah lewat keterangan tertulisnya. 

Ia mengaku prihatin dengan maraknya aksi premanisme yang dapat menghambat investasi ke Indonesia.

Seperti yang terjadi dalam pembangunan pabrik BYD di Subang, Jawa Barat. 

Aksi premanisme dari ormas, kata Abdullah, semakin meresahkan karena sudah berani melakukan pemalakan hingga intimidasi. 

"Seolah-olah tidak ada hukum di Indonesia. Mereka bisa seenaknya melakukan pemalakan dan pemerasan. Mereka bebas melakukan apa saja. Ini jelas tidak boleh dibiarkan," ujar Abdullah.

Karenanya, ia mendorong pemerintah membentuk satuan tugas (Satgas) Antipremansime yang terdiri dari berbagai lembaga penegak hukum. 

Satgas tersebut diharapkan dapat menyelesaikan kasus premanisme di berbagai daerah yang mengganggu iklim investasi. 

"Negara tidak boleh kalah dengan preman. Indonesia adalah negara hukum. Premanisme harus diberantas," tegas Abdullah. 

Pembakaran Mobil Polisi 

Aksi pembakaran mobil polisi tersebut dipicu oleh penangkapan TS, Ketua GRIB Jaya Kelurahan Harjamukti, yang diduga terlibat dalam kasus penganiayaan dan kepemilikan senjata api.

Sebanyak tiga mobil polisi dirusak dan dibakar massa pada Jumat (18/4/2025) dini hari. 

Empat orang masih berstatus buron atau masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) dalam kasus pembakaran mobil polisi tersebut. 

Keempat pelaku itu juga merupakan anggota ormas Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya. "Masih dalam pengejaran, akan terus dicari," kata 

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Wira Satya Triputra di Polda Metro Jaya, Rabu (23/4/2025). (*) 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved