Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Hari Kartini 2025

Eshin Usami: Perempuan Butuh Ekosistem untuk Tumbuh dan Bersuara Tanpa Takut Dikerdilkan

Eshin Usami Nur Rahman melihat bahwa Hari Kartini bukan hanya tentang mengenang perjuangan RA Kartini, melainkan menghidupkan semangatnya.

Penulis: Siti Aminah | Editor: Alfian
Dokumen Pribadi/Eshin Usami Nur Rahman
HARI KARTINI - Eshin Usami Nur Rahman Anggota DPRD Fraksi Partai Golkar Makassar. Eshin Usami Nur Rahman melihat bahwa Hari Kartini bukan hanya tentang mengenang perjuangan RA Kartini 

 


TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sebagai legislator perempuan di DPRD Makassar, Eshin Usami Nur Rahman melihat bahwa Hari Kartini bukan hanya tentang mengenang perjuangan RA Kartini, melainkan menghidupkan semangatnya dalam diri setiap perempuan. 

Kartini mengajarkan bahwa perempuan punya hak untuk berpikir, bermimpi, dan bersuara. Begitu keteladanan yang dipetik oleh anggota DPRD Fraksi Golkar Makassar ini. 

Baginya, di tengah segala tantangan politik dan sosial yang masih sering berat sebelah, Hari Kartini menjadi pengingat bahwa perjuangan belum selesai. 

Kehadirannya di parlemen sebagai salah satu upaya untuk memperjuangkan hak-hak perempuan, serta merangkul perempuan yang ada dalam lingkaran keterbatasan kebebasan. 

"Kartini menginspirasi saya untuk terus memperjuangkan ruang yang lebih luas bagi perempuan agar bisa berkembang dan berdaya tanpa dibatasi oleh stigma atau struktur yang patriarkis," ucap Eshin Usami Nur Rahman. 

Baca juga: Profil AKBP Yerlin Tending Kate, Komandan Upacara Hari Kartini di Polda Sulsel Alumni UM Palopo

Legislator termuda DPRD Makassar ini merasa bangga dengan perempuan-perempuan di Kota Makassar

Mereka tangguh, pekerja keras, dan punya peran besar di berbagai sektor, baik itu sebagai ibu rumah tangga, tenaga pendidik, pelaku UMKM, aktivis sosial, maupun profesional. 

Namun di balik semua itu, alumnus Universitas Hasanuddin Makassar ini juga melihat bahwa masih banyak yang belum mendapatkan ruang dan kesempatan yang setara. 

Padahal, perempuan Makassar punya potensi luar biasa, tapi seringkali mereka masih dibebani beban ganda dan kurang terwakili dalam pengambilan keputusan. 

"Maka tugas kita adalah menciptakan ekosistem yang mendukung perempuan untuk tumbuh dan bersuara lebih kuat tanpa rasa takut atau merasa dikerdilkan," tegasnya. 

Menurutnya, memperjuangkan hak perempuan harus dimulai dari dua hal, yakni keberanian bersuara dan konsistensi mengawal kebijakan. 

Ia terus mengupayakan untuk mendorong lahirnya program yang berpihak pada pemberdayaan perempuan, termasuk akses terhadap pendidikan, perlindungan hukum, hingga dukungan terhadap UMKM perempuan. 

"Di forum-forum formal maupun informal, saya selalu membawa perspektif perempuan, karena seringkali kebutuhan dan suara mereka tak dianggap prioritas," paparnya. 

"Saya pun banyak berdialog dengan komunitas perempuan untuk menyerap aspirasi mereka secara langsung, karena saya percaya kebijakan yang tepat lahir dari mendengar dengan hati," sambungnya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved