Bulog
Bulog Wajo Minta Petani Perhatikan Kualitas Gabah Sebelum Dijemput
Pemimpin Bulog Cabang Wajo, Firman Mando minta petani perhatikan kualitas sebelum menjual gabah.
Penulis: M. Jabal Qubais | Editor: Edi Sumardi
SENGKANG, TRIBUN-TIMUR.COM - Pemimpin Bulog Cabang Wajo, Firman Mando minta petani perhatikan kualitas sebelum menjual gabah.
"Ini produksi, jadi tetap harus memperhatikan kualitas gabah sebelum kami serap atau beli," katanya kepada Tribun-Timur.com, Kamis (17/4/2025).
Lanjut kata dia, pihaknya menegaskan tidak akan serta merta melakukan penyerapan gabah dari Petani.
"Harus benar-benar kering dulu baru kita bisa serap. Itu makanya, kami kordinasi dengan Babinsa setempat, nanti kalau sudah kering baru bisa kami ambil gabahnya," lanjutnya.
Ia menyebut, telah membentuk sejumlah tim untuk membeli gabah dari tangan petani.
"Tim sudah ada bentuk. Mereka siap dan komitmen membeli dan menjemput gabah dari Petani, asalkan tetap diperhatikan kualitasnya, minimal gabah benar-benar kering," sebutnya.
Sebelumnya, Badan Usaha Logistik (Bulog) Wajo klaim serap gabah kering panen (GKP) dari petani di sejumlah wilayah di Wajo sebanyak 22.400 ton.
Baca juga: Serap Seribu Ton Gabah dalam Sehari, Bulog Palopo Sewa Gudang Penyimpanan Beras
"Alhamdulillah Bulog Wajo sudah lampaui target. Dari 21.226 ton target yang ditetapkan, kami sudah serap sekitar 22.400 ton gabah petani. Itu artinya, sudah 100 persen lebih," ujarnya.
Senada, Pemimpin Wilayah Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Sulsel dan Sulbar, Fahrurozi meminta petani ikut mengantisipasi potensi kerusakan gabah, khususnya saat menunggu proses penjemputan.
Terutama untuk gabah dengan kadar air tinggi.
“Jadi kami meminta kesediaan mitra penggilingan, Babinsa, dan PPL untuk mensosialisasikan ke petani atau gapoktan agar mau membantu melakukan penjemuran terlebih dahulu. Dapat menggunakan terpal atau lantai jemur,” ujarnya dalam pertemuan dengan sejumlah mitra kerja pengadaan di Kantor Cabang Bulog Pinrang, Kamis (17/4/2025).
Baca juga: Bulog Sulsel Minta Petani Jemur Gabah Sebelum Dijemput
Fahrurozi mengungkapkan, penjemuran lebih awal bisa meminimalkan risiko kerusakan gabah, baik karena masa tunggu penjemputan maupun sebelum masuk ke mesin pengering (dryer).
Ia menyebut, kerusakan gabah biasanya ditandai dengan perubahan warna menjadi hitam, berjamur, atau mulai tumbuh kecambah.
“Kami dari Bulog terus berupaya agar proses penjemputan gabah tidak memakan waktu lama. Tapi memang terkadang ada kondisi tak terduga yang membuat waktu jemput bertambah. Ini yang perlu kita antisipasi bersama,” ucapnya.(*)
Instruksi Badan Pangan Nasional, Bulog Sulsel dan Sulbar Beli Langsung Gabah Rp 6.500 Per Kg |
![]() |
---|
Bulog Siapkan 3.870 Ton Beras Murah untuk Warga Sinjai |
![]() |
---|
TNI dan Bulog Gelar Pasar Murah di Markas Koramil 5 Kabupaten dan Kota di Sulsel |
![]() |
---|
Kepala Bulog Sulsel Datangi Gudang di Selayar Cari Beras Oplosan |
![]() |
---|
Mentan Amran Kunjungi Gerakan Pangan Murah Bulog Sulselbar di Majene, 'Yakin Harga Segera Turun' |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.