Banjir Tompobulu Maros
Bendung Leko Pancing Status Waspada, Ketinggian Air 75 Cm di Atas Mercu
Status waspada ditetapkan apabila ketinggian air berada di 50-100 CM di atas mercu.
Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS -Bendung Leko Pancing di Desa Pucak, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan kini berstatus Waspada, Jumat (11/4/2025).
Petugas Operasi Bendung Leko Pancing, M Syamsir mengatakan ketinggian air saat ini yakni 75 CM di atas mercu (bagian dari bendung yang berfungsi untuk mengatur tinggi air).
Ia menyebutkan debit air normal adalah 0-50 CM di atas mercu.
Status waspada ditetapkan apabila ketinggian air berada di 50-100 CM di atas mercu.
Sementara, status siaga jika air berada 100-200 CM di atas mercu dan jika lebih dari 200 CM maka status menjadi awas.
"Saat ini ketinggian air itu mencapai 75 CM di atas mercu, status Waspada," terangnya.
Ia menyebutkan debit air yang melewati mercu mencapai 145.193 L/detik.
Baca juga: BREAKING NEWS: Banjir Tompobulu Maros, Kantor Polsek Terendam Setinggi 30 Cm

Sementara debit air yang masuk ke pintu pengambilan atau intake mencapai 3.185 L/detik.
"Debit air di intake Inilah yang ke saluran yang dimanfaatkan air baku dan irigasi," ujarnya.
Ia menuturkan tingginya debit air di BendungLeko Pancing disebabkan tingginya intensitas hujan yang melanda beberapa hari terakhir.
Diberitakan sebelumnya, banjir kembali melanda sejumlah wilayah di Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Jumat (11/4/2025).
Dari video yang beredar nampak banjir merendam pemukiman warga bahkan hingga kantor Polsek Tompobulu.
Air banjir juga nampak memutus sebuah jembatan di lokasi tersebut.
Sekretaris BPBD Maros, Nasrul mengatakan hingga saat ini belum ada data pasti terkait jumlah dusun maupun desa yang terendam banjir.
Pihaknya juga masih mendata jumlah rumah warga yang terendam banjir.
“Saya masih koordinasi dengan pemerintah setempat terkait beberapa rumah yang terdampak, untuk perkantoran sejauh ini laporan yang masuk baru kantor Polsek Tompobulu,” bebernya.
Nasrul menjelaskan banjir kali ini dipicu akibat curah hujan yang sangat tinggi di wilayah pegunungan ini, sehingga air sungai meluap.
“Ketinggian air di pemukiman warga sekitar 30 Cm hingga 1 M,” katanya dikonfirmasi Tribun Timur.
Terkait dengan jembatan yang dikabarkan terputus, Nasrul menyebutkan kondisinya memang sudah seperti itu sejak 2022 lalu.
“Jadi sudah lama terputus dan belum sempat diperbaiki, bukan terputus hari ini yah,” terangnya.
Ia pun berharap banjir yang terjadi di pegunungan ini tak berdampak pada area perkotaan Maros.
“Semoga tidak berdampak, karena di kota curah hujan tidak terlalu tinggi sehingga sungai Maros masih normal,” tutupnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.