Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sudah 3 Hari Jalan Cappie Luwu Rusak Berat Diterjang Banjir, PUTR Baru Rencana Kerahkan Alat Berat

Akibat derasnya arus dan tingginya volume air banjir, akses warga sempat terganggu karena aspal ikut terkelupas.

Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Ansar
Tribun-Timur.com
BANJIR LUWU - Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah hulu sungai di Kabupaten Luwu pada Jumat malam (4/4/2025) mengakibatkan aspal di Lingkungan Cappie, Kecamatan Larompong rusak parah. (Sumber: Muh Sauki Maulana) 

TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU – Jalan Lingkungan di Cappie, Kelurahan Larompong, Kecamatan Larompong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan rusak parah diterjang banjir pada Jumat 4 April 2025 lalu.

Akibat derasnya arus dan tingginya volume air banjir, akses warga sempat terganggu karena aspal ikut terkelupas.

Lubang besar dengan panjang hampir 5 meter dan kedalaman mencapai 30 centimeter yang menganga di badan jalan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Luwu, Ikhsan Asaad, mengonfirmasi hari ini Selasa (8/4/2025), alat berat dikerahkan ke lokasi untuk melakukan perbaikan sementara.

“Perbaikan sementara diupayakan oleh alat berat. Hari ini baru mobilisasi alat,” kata Ikhsaan saat dikonfirmasi.

Ia menjelaskan, perbaikan hanya sebatas meratakan jalan agar bisa kembali dilalui kendaraan roda dua.

Hal ini dikarenakan keterbatasan anggaran infrastruktur yang dipangkas dari pemerintah pusat untuk melakukan pengaspalan ulang.

“Pastinya (berpengaruh), karena anggaran infrastruktur ikut terpangkas,” jelasnya.

Pengarahan alat berat ini, kata dia, merupakan kebijakan langsung dari Dinas PUTR.

Diketahui, di Lingkungan Cappie, Kelurahan Larompong, Kabupaten Luwu, air banjir tinggal lebih lama, dan datang lebih sering.

Dalam dua bulan terakhir, banjir telah menghantam kampung ini sebanyak empat kali.

Artinya, dua kali dalam sebulan warga harus bersiap-siap menghadapi banjir setinggi lutut, meski hujan tak begitu deras.

“Sudah cukup menghawatirkan. Ini bukan soal air yang datang tiba-tiba. Tapi soal tak adanya lagi yang menahan air itu dari hulu,” jelas salah satu warga, Royan Juliazka Chandrajaya, Sabtu (5/4/2025).

Royan tak sedang berteori, air yang meluap dan mengalir deras ke pemukiman tak sekadar berasal dari curah hujan lokal.

Tetapi ia curiga, ada kerusakan besar di kawasan hulu yang dulu berfungsi sebagai penyanggah alam.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved