Keluarga Bantah Jika ES Pemuda di Enrekang Tewas karena Kehilangan Istri dan Pekerjaan
Pihak yang mengatasnamakan keluarga membantah jika ES (27), pemuda asal Kelurahan Juppandang,
TRIBUN-TIMUR.COM - Pihak yang mengatasnamakan keluarga membantah jika ES (27), pemuda asal Kelurahan Juppandang, Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, tewas tergantung akibat depresii setelah kontrak kerjanya diputus dan tinggal terpisah dengan istrinya.
ES ditemukan tewas tergantung, Senin (31/3/2025).
"Kami dari pihak keluarga sudah menyampaikan sebenarnya terkait kronologis kejadian kepada pihak Polres Enrekang dan mengonfirmasi ke pihak Polres Enrekang, akan tetapi tidak sesuai berita beredar," kata Abdul Rahim yang mengaku sebagai kerabat kepada Tribun-Timur.com, Rabu (2/4/2025).
Sebelumnya, diberitakan Tribun-Timur.com, Kapolsek Enrekang, AKP Lukman, mengungkapkan bahwa korban diduga mengalami depresi setelah kontraknya di sebuah perusahaan di Kabupaten Penajam, Kalimantan Timur, tidak diperpanjang.
Baca juga: Tragedi di Hari Raya Idul Fitri, Pemuda ES Tewas Tergantung Usai Kehilangan Istri dan Pekerjaan
Selain itu, korban juga telah berpisah dengan istrinya yang masih bekerja di Penajam selama tiga bulan terakhir.
"Itu dugaan kami karena korban tidak lagi memiliki pekerjaan. Tapi komunikasi dengan istrinya tetap berjalan lancar," ujar AKP Lukman kepada Tribun-Timur.com, Senin (31/3/2025) malam.
Korban diketahui kembali ke Kabupaten Enrekang dengan harapan mendapatkan pekerjaan baru.
Menurut keterangan keluarga, ia tidak menunjukkan tanda-tanda depresi sebelum ditemukan tewas.
"Korban sempat bercengkerama dengan keluarganya sebelum kejadian. Tidak ada tanda-tanda bahwa dia mengalami tekanan psikologis," tambah AKP Lukman mengatakan.
Pada pagi hari, keluarga curiga karena korban tidak turun untuk melaksanakan salat Idulfitri.
Saat diperiksa di kamarnya yang berada di lantai tiga, korban ditemukan dalam posisi tergantung dengan tali prusik yang diikat pada tiang penyangga atap rumah.
Polisi yang menerima laporan langsung mendatangi lokasi kejadian.
Namun, keluarga menolak dilakukan penyelidikan lebih lanjut dan telah membuat surat pernyataan resmi di atas materai.
Kasus ini menambah daftar pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental.
Bagi siapa pun yang mengalami tekanan psikologis, disarankan untuk mencari bantuan profesional atau berbicara dengan orang-orang terdekat.
Berita ini bukan bertujuan untuk membenarkan terjadinya bunuh diri.
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami krisis emosional, silakan hubungi layanan kesehatan mental terdekat.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.