Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

1 Syawal 1446 Hijriyah

Awan Gelap Tutup Langit Makassar Saat Pantauan Hilal 1 Syawal

Pemantauan hilal 1 Syawal 1446 Hijriyah di Parkir P4 outdoor Delft Apartment Jl. Sunset Boulevard Blok 5B/16 Citraland City Kawasan CPI Makassar

Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM/Faqih Imtiyaaz
PANTAU HILAL  - Suasana Pemantauan Hilal 1 Syawal 1446 Hijriyah di Parkir P4 outdoor Delft Apartment Jl. Sunset Boulevard Blok 5B/16 Citraland City Kawasan CPI, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar pada Sabtu (29/3/2025) sore. Awan gelap hiasi langit kota Makassar 

 
 

 
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Cuaca kurang bersahabat menghiasi langit dalam pemantauan hilal 1 Syawal 1446 Hijriyah di Parkir P4 outdoor Delft Apartment Jl. Sunset Boulevard Blok 5B/16 Citraland City Kawasan CPI, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar pada Sabtu (29/3/2025) sore.

Awan tebal nampak menutup langit kota Makassar di sore hari.

Ketua Tim Hilal Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) IV Makassar Muhammad Karnaen sudah memimpin tim melakukan pemantauan.

Meski langit nampak mendung, pemantauan tetap dilakukan.

"Awan cukup tebal, beberapa kali hujan. Kita tetap cari kesempatan melihat hilal," kata Muhammad Karnaen.

Terdapat dua teropong jenis Vixen yang digunakan.

Baik itu milik BMKG IV Makassar, maupun milik Stasiun Geofisika Gowa

Kepala Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Sulsel Ali Yafid menyampaikan bahwa Rukyatul hilal adalah kolaborasi lintas sektor yang menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan dan keyakinan bisa berjalan beriringan. 

Dengan semangat astronomi dan syiar Islam, rukyatul hilal diharapkan tak hanya memberikan hasil yang akurat. Namun juga menginspirasi kecintaan terhadap ilmu pengetahuan.

"Ini bukan cuma soal melihat hilal, ini soal pembuktian. Kita ingin pastikan, hitungan hisab yang akurat hingga ke detik benar-benar sesuai dengan kenyataan. Di sini letak keindahannya, karena pergerakan benda langit itu dinamis," jelas Ali Yafid.

Meskipun hasil hisab menunjukkan hilal masih di bawah ufuk, proses rukyat tetap penting. 

"Ada yang bertanya, kenapa harus repot-repot kalau sudah jelas hasilnya? Justru di sini letak tantangannya. Ini bukan soal hasil semata, tapi soal proses, soal pembuktian ilmiah, dan soal syiar Islam,” katanya l.

Secara hisab atau perhitungan astronomi, lanjut Ali Yafid, ijtimak atau konjungsi terjadi pada 29 Maret 2025 posisinya masih dibawah Ufuk. 

Karenanya, berdasarkan data astronomi, saat terbenam matahari, posisi hilal berkisar minus 2 di Kota Makassar

Data-data astronomi inilah kemudian diverifikasi melalui mekanisme rukyat.(*)

 

 

 


 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved