Tribun HIS
Teori Deduktif Sherlock Holmes dan Jalan Panjang Polisi Ungkap Kematian Feni Ere
Dikomandoi Kasubdit III Jatanras Polda Sulsel AKBP Edy Sabhara, tim gabungan beranggotakan 24 orang ini, berhasil mengungkap misteri kematian Feni Ere
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Alfian
Enam bulan lamanya mobil itu diparkir di Posko Resmob Polda Sulsel.
Berjalan waktu, petunjuk selanjutnya akhirnya muncul.
10 Februari 2025, Kerangka Feni Ere Ditemukan
Seorang warga menemukan kerangka di tengah hutan Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, Kota Palopo, Sulawesi Selatan.
Mulanya, warga Toraja itu singgah di tepi jalan dan melihat ayah hutan mematok sesuatu.
Penasaran, warga itu pun menghampiri ayam tersebut.
Setelah tiba di lokasi ayam itu mematok, warga tersebut menemukan tengkorak.
"Dia lihat ayam itu patok-patok sesuatu, setelah dicek ternyata tengkorak. Dia ketakutan dan lari. Nakasih tahu temannya dia kira tengkorak monyet," ucapnya.
Takut melihat tengkorak itu, warga tersebut pun kembali ke Toraja dan keesokan harinya mendatangi kembali lokasi.
"Jadi pergi dulu di Toraja, dua hari kemudian kembali lagi bersama teman-temannya ramai-ramaiki, ternyata yang dipatok ayam itu tengkorak manusia," ungkap Abe.
Temuan kerangka di dekat wisata Air Terjun Batu Dewa, sekitar 500 meter dari jalan raya Kilometer 35 Jalan Poros Palopo-Toraja itu, dilaporkan ke polisi.
Polres Palopo lalu meminta bantuan Tim Dokpol Biddokkes Polda Sulsel untuk menyelidiki kerangka itu.
Dari pemeriksaan tim Forensik Dokpol Biddokkes Polda Sulsel, kerangka itu dipastikan adalah tulang manusia.
Dari temuan itu, dilakukanlah pemeriksaan DNA dan ternyata ada kecocokan DNA keluarga Feni Ere pada kerangka itu.
Disimpulkan lah bahwa kerangka itu adalah Feni Ere yang dilaporkan hilang pada 25 Januari lalu.
Hasil pemeriksaan DNA ini, tentunya menguatkan hipotesa polisi bahwa Feni Ere tewas dibunuh.
Pertanyaan selanjutnya tentu, siapa pelaku yang tega membunuh Feni Ere?
Diterpa Isu Tak Mau Menangkap pelaku
Di tengah penyelidikan yang terus berlanjut, muncul opini publik yang menyoroti kinerja polisi.
Polisi dianggap kurang serius mengungkap kasus itu, lantaran sejumlah barang bukti telah ditemukan.
Namun Abe dan timnya tak menghiraukan keraguan publik yang berseliweran di media sosial.
Mulai dari munculnya alibi bahwa pelaku adalah orang dekat korban, namun tidak ditangkap polisi, hingga polisi dianggap tak serius.
Di tengah opini liar itu, Abe dkk, tetap fokus melakukan serangkaian penyelidikan untuk mengungkap kasus pembunuhan itu.
"Satu tahun itu kita Anev terus. Setiap bulan sejak ditemukannya mobil. Dipimpin terus oleh pak Edi Sabhara," jelas Abe.
"Jadi salah itu kalau ada yang bilang nda ada pengerjaan dari Polisi," ucapnya lagi.
Bahkan kata Abe, kasus ini juga sudah dilaporkan ke Kapolda Sulsel yang saat itu masih dijabat Irjen Pol Andi Rian R Djajadi.
"Jadi ini kasus diatensi betul oleh Pak Kapolda waktu itu, sama pak Dir (Kombes Pol Jamaluddin Farti). Makanya hampir tiap hari juga saya paparan ke pak Edi Sabhara selaku Kasubdit," terangnya.
Mengamati Cara Pelaku Beraksi
Setelah memastikan, Feni Ere tewas dibunuh dengan bukti kerangka korban, penyelidikan Crime Science Investigation (CSI) atau Scientific Investigation, kian difokuskan untuk mecari tahu sosok pelaku.
Abe terus menjalin komunikasi dengan keluarga korban untuk mengetahui kebiasaan almarhum Feni Ere semasa hidupnya.
Bahkan kata Abe, intensitas komunikasi yang terbangun secara emosional membuat dirinya sudah dianggap bagian dari keluarga Feni Ere.
"Saya dalami kebiasaannya, saya simpulkan ini anaknya tertib. Dia tidak pernah tidur lewat jam 12 malam," kata Abe memaparkan dirinya yang telah memposisikan diri sebagai Feni Ere.
Kebiasaan lain almarhum kata Abe, Feni Ere kerap memosting kegiatannya di sosial media Instagram dan Facebook.
Dari situ, lanjut Abe, dirinya mulai mendapat petunjuk ke pelaku yang diketahui membuat beberapa akun untuk menanggapi setiap postingan Feni Ere.
"Kekurangannya korban, setiap momentum dia posting di Instagram. Di situmi diidentifikasi pelaku. Setiap ada postingan dilike," ungkap Abe.
"Jadi, pelaku membuat beberapa akun, mengikuti semua akun korban karena rasa sukanya tinggi. Sekitar tiga tahun sebelum kejadian kira-kira," lanjutnya menjelaskan.
Namun petunjuk itu, belum menguatkan Abe dan personel lain untuk menyimpulkan sosok pelaku.
Sebab, dari rekam jejak komunikasi Feni Ere, korban tidak pernah berkomunikasi dengan pelaku lewat telepon.
Meski demikian, Abe Cs tidak berhenti. Ia mendalami lagi karakter dan kebiasaan Feni Ere di rumahnya.
Ia menugaskan anggotanya untuk ke rumah Feni Ere melakukan pemantauan sekaligus memerankan diri sebagai tamu yang datang di larut malam.
Saat anggota tiba pukul 01.00 dini hari, ketukan pintu tidak disahuti penghuni rumah yang didalamnya ada ayah Feni, Parman dan anggota keluarga lainnya.
"Dari kondisi itu, saya pastikan dia (pelaku) manjat, bukan melalui pintu utama, karena saya coba suruh anggota ke sana jam 1.00 malam, saya suruh ketok-ketok sekitar 30 menit, tidak ada yang dengar dari dalam," terangnya.
"Kalau saya ketok-ketok rumah, terus tidak dibuka Feni, mestinya saya telpon. Kalau anggaplah keluarganya supaya dibukakan pintu. Ini tidak," ucapnya lagi menegaskan bahwa pelaku tidak punya nomor kontak korban.
Abe Cs pun mencari tahu, di mana akses masuk pelaku ke dalam rumah.
Akhirnya, setelah mengamati kondisi rumah terdapat plafon yang belum tertutup sempurna di bagian belakang.
"Di situ disimpulkan bahwa pelaku bukan lewat pintu, tapi plafon di belakang rumah. Ada kosong memang, belum dipasangi," paparnya.
Abe sebagai sosok polisi yang hobi membaca, mengaku teringat dengan karakter fiktif detektif Sherlock Holmes.
Dalam bukunya, Sherlock Holmes menekankan cara berfikir deduktif, yaitu proses berpikir yang dimulai dari hal yang bersifat umum, kemudian dirunut kepada hal yang bersifat khusus.
Tujuannya menarik kesimpulan dari situasi atau masalah yang tengah dihadapi.
"Dari buku itu saya dikasih contoh, yaitu ditemukan topi bermerk di TKP dalam kondisi kusam. Jadi saya simpulkan yang punya topi ini, dulunya orang berada tapi sekarang lagi gangguan ekonomi," terangnya mengamati ciri-ciri pelaku.
Bak Detektif Sherlock Holmes, Abe pun, terus menelusuri bukti yang ada di lokasi dan menganalisanya lebih dalam.
Abe lalu kembali menganalisa saat kerangka Feni Ere pertama kali ditemukan, 10 Februari 2025.
Di mana saat itu kata dia, posisi tangan dari kerangka itu terikat belakang dan mulut korban juga terikat.
Simpul atau pola ikatan pada mulut dan tangan korban, lanjut Abe, mirip.Ia pun berkesimpulan bahwa, pola ikatan serupa biasanya hanya dilakukan oleh orang yang berpengalaman melakukan simpul-simpul ikatan.
"Jadi logika deduksi yang terbangun yaitu, pas ditemukan kerangka. Kerangkanya dalam kondisi terikat. Kedua lokasi penemuan mayat di hutan. Sekitar 500 meter dari jalan besar," ucapnya menerangkan.
Dari analisis simpul ikatan itu kata dia, diperoleh hipotesis sementara bahwa pelaku ini tak asing dengan simpul ikatan tali temali.
"Dari simpul (cara ikatannya) ikatannya saya simpulkan bahwa orang ini paham tali temali. Minimal anak Pramuka, tapi yang paling sering gunakan anak pencinta alam," bebernya.
Cara pelaku telah diketahui, ciri-cirinya pun telah mengerucut.
Menemukan pelaku
Abe dkk pun, fokus mencari tahu siapa sosok yang mendekati ciri-ciri dari fakta lapangan yang ditemukan.
Tim Gabungan terus berfokus mengamati, orang-orang di sekitar rumah korban.
Dari pengamatan itu, ditemukan fakta bahwa tidak jauh dari rumah korban terdapat bengkel motor yang kerap menjadi tempat tongkrongan.
Di tempat tongkrongan itu, ayah Feni Ere, Parman, juga kerap bergaul atau sekedar nongkrong.
Selain itu, sejumlah anak yang bergelut pada aktivitas alam kata Abe, juga kerap menjadikan bengkel itu sebagai tongkrongan.
Fakta itu, selaras dengan kecurigaan polisi bahwa pelaku mahir dalam mengikat tali simpul dan tahu lokasi hutan yang sulit dijangkau orang banyak.
"Nah, Ini kan nda adapi profilnya pelaku. Tapi kesimpulannya kalau bukan pencinta alam tidak bisa natahu itu lokasi. Kemudian tidak begitu juga cara mengikatnya," ungkap Abe.
Kesimpulan itu, kata Abe sekaligus mematahkan sejumlah alibi yang bermunculan bahwa sosok pelaku adalah orang dekat korban.
"Jadi saya patahkan mi semua alibi yang mencurigai pelaku adalah Pacar korban, orang dekatnya, keluarganya dan lain sebagainya," katanya.
Karakter pecinta alam yang diarahkan ke pelaku terus didalami Abe dkk, dengan mengamati setiap orang yang nongkrong di bengkel itu.
Hasil pendalaman polisi, karakter dari pelaku pun mengarah ke Ammad Yani alias AY alias Amma, duda satu orang anak.
Latar belakang Amma yang juga teman nongkrong Parman ayah Feni Ere, diketahui, merupakan anggota forum pecinta lingkungan yang juga pernah kerja plafon rumah milik korban.
"Jadi dia (Amma) kan anak FPL (Forum Pencinta Lingkungan). Sampai mengerucut ke pelaku, di samping rumah korban, di bengkel itu ada perkumpulan anak vespa, groupnya itu sekaligus anak pencinta alam," beber Abe.
"Kemudian, pelaku ini pernah diminta ayah korban kerja plafon rumah. Jadi dia tahu betul situasi rumah," lanjutnya.
Selain itu, sosok Amma kata Abe juga pernah ikut merayakan milad komunitasnya di permandian air terjun yang tidak jauh dari hutan kerangka Feni Ere ditemukan.
Bahkan, dalam profilling yang dilakukan terhadap Amma, ditemukan informasi bahwa dirinya pernah bekerja sebagai sopir yang majikannya merupakan salah satu warga yang tinggal di Bukit Baruga Antang.
Tidak hanya itu, Abe juga mendapatkan informasi bahwa sebelumnya, Amma juga pernah berkunjung ke sekretariat komunitasnya yang berlokasi di Jl Toddopuli, Makassar.
Dari serangkaian informasi itu, kecurigaan polisi pun menguat bahwa pelaku diduga kuat adalah Amma.
Pelaku ditangkap
Keberadaan Amma pun dicari tim gabungan Resmob Polda Sulsel dan Resmob Polres Palopo.
Amma diketahui, saat ini bekerja di salah satu SPBU yang ada di Bone-bone Kabupaten Luwu Utara.
Ia pun berhasil dibekuk di sebuah rumah yang tidak jauh dari tempat kerjanya, Kamis (20/3/2025).
Saat diringkus, Amma langsung diinterogasi dan mengakui perbuatannya.
"Tidak lamaji diinterogasi, langsung mengaku bilang iya hapenya (korban) ada di saya," ungkap Abe.
Ponsel korban jenis iPhone 12 kata Abe, dimatikan pelaku usai merudapaksa korban dan menghabisi nyawanya.
"Jadi pengakuan pelaku, dia habis minum-minum di bengkel itu, terus saat bubar dia muncul hasrat untuk menyetubuhi korban yang dia tahu seorang diri dalam rumah," kata Abe.
Amma yang pernah mengerjakan plafon rumah korban, tahu betul kondisi rumah Feni Ere bahwa masih ada satu bagian belakang rumah yang belum tertutup plafon.
Amma pun memanjat lewat belakang rumah, dan naik ke atap yang belum tertutup plafon itu.
Ia langsung masuk ke kamar dan melancarkan aksi bejatnya terhadap korban yang sudah tertidur pulas.
Saat hendak dirudapaksa pelaku, Abe menyebut, korban Feni Ere, meronta-ronta dan berteriak.
Pelaku pun mengikat mulut korban dengan tali, lalu kepala korban dibenturkan ke tembok.
Feni Ere yang tak berdaya pun dirudapaksa pelaku.
"Pelaku punya waktu empat jam di rumah korban. dia rapi karena banyak waktunya. Sekitar empat jam dalam rumah," terang Abe.
"Empat jam itu, naikat baik-baik korban, nabersihkan (darah), dipel, dirapikan tempat tidurnya," lanjutnya.
Setelah melancarkan aksi bejatnya, pelaku mengikat tangan korban dengan pola simpul ikatan yang sama saat menyumbat mulut korban.
Korban kata Abe lalu dimasukkan ke dalam mobil yang dikemudikan pelaku, beserta beberapa barang korban yang diisi dalam koper.
Setelah membuang korban di hutan lokasi kerangka ditemukan, pelaku lalu mematikan ponsel korban membawa mobil korban ke rumah kosong yang ada di Bukit Baruga Antang.
Akibat perbuatannya, Amma terancam hukuman penjara seumur hidup dengan jeratan pasal berlapis, yang diterapkan polisi.
Yaitu di antaranya Pasal 340, 285, dan 338 KUHP terkait pemerkosaan dan pembunuhan berencana.
Keluarga almarhum yang tak menyangka kasus ini dapat diungkap polisi, pun terharu memeluk Abe yang dianggapnya sudah menjadi bagian keluarga.(*)
Feni Ere
Pembunuhan Feni Ere
Sherlock Holmes
Palopo
pembunuhan
Ipda Abdillah Makmur
Resmob Polda Sulsel
Edy Sabhara
Kegigihan Marliah Bersihkan Anjungan Pantai Losari Makassar Sebelum Terbit Fajar, Gaji di Bawah UMR |
![]() |
---|
Diabaikan Pemda, Guru dan Ortu Siswa Madrasah MI DDI Pinrang Patungan Perbaiki Jalan Rusak |
![]() |
---|
Selamat dari Maut, Ini Kisah Pelajar SMK di Luwu yang Terseret Arus Sungai |
![]() |
---|
Tangis di Balik Abu: Puluhan Keluarga Kehilangan Rumah di Balang Baru Makassar |
![]() |
---|
Cerita Herlina, Warga Maros Tinggal di Rumah Reot Bersama Suami dan 4 Anak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.