Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Polri

Kapolres Pinrang AKBP Edy Sabhara, Putra Eks Wakapolri Dulu Tangkap Gembong Narkoba Internasional

Kasubdit 3 Ditreskrimum Polda Sulsel, AKBP Edy Sabhara Manggabarani menjadi kapolres Pinrang. 

|
Editor: Muh Hasim Arfah
Dok Polda Sulsel
KAPOLRES PINRANG- AKBP Edy Sabhara Manggabarani (tengah) saat mengikuti assessment jabatan Kapolres T.A. 2024 secara virtual/online oleh Biro Sumber Daya Manusia (Biro SDM) Polda Sulsel di lantai 2 gedung assessment center Bagbinkar Biro SDM Polda Sulsel, Senin (22/4/2024). AKBP Edy kini menjabat sebagai Kapolres Pinrang Polda Sulsel. 

TRIBUN-TIMUR.COM- Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memutasi Kasubdit 3 Ditreskrimum Polda Sulsel, AKBP Edy Sabhara Manggabarani menjadi kapolres. 

Berdasarkan ST/491/III/2025 tertanggal 12 Maret 2025, ia akan menjadi Kapolres Pinrang

Selama ini, Edy bertugas di Polda Sulsel.

Ia sempat menjadi Kanit Resmob Polda Sulsel

Edy adalah alumnus akademi kepolisian. 

Ayahnya bernama Komjen Pol (Purn) Jusuf Manggabarani. 

Meski berstatus sebagai anak mantan Wakapolri, namun, dia punya prestasi mentereng. 

KAPOLRES PINRANG EDY- Kasubdit 3 Ditreskrimum Polda Sulsel, AKBP Edy Sabhara Manggabarani saat menggelar pesta pernikahan beberapa waktu. Kini Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memutasi AKBP Edy menjadi Kapolres Pinrang.
KAPOLRES PINRANG EDY- Kasubdit 3 Ditreskrimum Polda Sulsel, AKBP Edy Sabhara Manggabarani saat menggelar pesta pernikahan beberapa waktu. Kini Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memutasi AKBP Edy menjadi Kapolres Pinrang. (IG Erwin Aksa)

Saat masih menjabat sebagai Kanit Resmob Polrestabes Makassar, berhasil mengungkap identitas Amir Aco, gembong narkoba internasional, buronan dari Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (17/1/2015) dini hari.

Awalnya Amir Aco bersikukuh bernama Ardi Daeng Nai.

Nama itu memang yang dia pakai selama buron di Makassar.

Di empat tempat kos mewah di Makassar, tempat dia menginap selama buron, juga dikenal dengan nama Ardi Daeng Nai.

Putra mantan Wakapolri Komjen Pol (Purn) Jusuf Manggabarani itu juga awalnya percaya kalau itu memang Ardi Daeng Nai itulah namanya. AKP Edy mulai curiga ketika dia ditawari "uang damai" Rp 500 juta oleh Ardi.

Dalam benak AKP Edy, "Wah, pasti dia punya jaringan besar, tidak mungkin orang biasa punya uang sebanyak itu."

Diam-diam Edy, melakukan penelusuran di internet. Dia membuka file Youtube yang ada dalam iPhone 6 miliknya untuk mencocokkan data yang dia peroleh dari Balikpapan.

"Apa benar ini kamu?" kata Edy memperlihatkan video dan foto itu ke Ardi.

Ardi pun terperangkap. Dia tak bisa mengelak lagi ketika diperlihatkan foto dan videonya.
Ardi akhirnya mengaku bahwa dialah Amir Aco yang ada dalam video dan foto tersebut, gembong yang jadi buronan itu.

Raut polisi tiba-tiba heboh saat mengetahui, ternyata yang ditangkap adalah gembong narkoba jaringan internasional. Dialah Amir Aco

"Woww... gembong besar.... Dialah orangnya," teriak sejumlah anggota Resmob Polrestabes Makassar.

Tembak 5 Perampok 

Anak mantan Wakapolri Komjen (Purn) Yusuf Manggabarani, AKP Edy Sabhara yang menjabat sebagai Kepala Unit (Kanit) Resmob Polrestabes Makassar, menembak lima perampok. 

Salah seorang di antara perampok yang ditembak itu tewas. 

Awalnya, unit Resmob Polrestabes Makassar yang dipimpin Edy melakukan penangkapan dua tersangka perampok di Jalan AP Pettarani, Senin (9/11/2015) sore.

Dua tersangka yang ditangkap adalah Ismail alias Mail (21) dan Syahrul (20), warga Jalan Moncong-moncong, Desa Pattalassang, Kabupaten Gowa. 

Dari pengakuan kedua tersangka itu, ada beberapa tersangka lain dalam komplotan perampok yang kerap beraksi di Kota Makassar. 

Polisi kemudian langsung melakukan pengembangan dan mengejar tersangka lainnya hingga Selasa (10/11/2015) dini hari. 

Alhasil, polisi menangkap empat tersangka lainnya, yaitu Ahmad alias Hamma (31), warga Kecamatan Manggala, Kota Makassar; Gau alias Daeng Ngerang (27); Fredy alias Dedy (27); dan Arfandi alias Supu (23). 

Tiga pelaku terakhir adalah warga Desa Maccinang, Kabupaten Gowa. Dari pengakuan keenam tersangka, mereka telah melakukan perampokan puluhan TKP di Kota Makassar dan Kabupaten Gowa. Saat dibawa menunjukkan TKP, lima orang tersangka melawan polisi dan berusaha kabur. 

"Dari lima tersangka yang ditembak, seorang di antaranya meninggal dunia karena kehabisan darah. Kelima tersangka ditembak kakinya. Namun, saat dibawa ke RS Bhayangkara, tersangka Ahmad alias Hamma mengalami pendarahan dan meninggal dunia," kata Komisaris Polisi (Kompol) Andi Husnaeni, Selasa (10/11/2015). 

Andi Husnaeni yang adalah Kasubag Humas Polrestabes Makassar mengatakan, lima tersangka lain yang masih hidup dibawa ke Mapolrestabes Makassar untuk diproses lebih lanjut. Andi Husnaeni mengungkapkan, masing-masing tersangka mempunyai peran dalam menjalankan aksinya. 

"Jelas komplotan ini tidak segan-segan melukai korbannya. Di mana mereka melakukan aksinya selalu membawa senjata tajam berupa parang, badik, dan panah. Dari pengungkapan kasus ini, polisi sudah menyita barang bukti dari tersangka," kata dia.(tribun-timur.com/kompas.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved