Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Waspada, Sulit Bedakan Takjil Aman dari Zat Berbahaya

Kepala BPOM RI Prof Taruna Ikrar mengatakan, sangat sulit untuk membedakan makanan yang mengandung bahan atau zat-zat berbahaya

Penulis: Siti Aminah | Editor: Ari Maryadi
Siti Aminah/Tribun Timur
Kepala BPOM RI Prof Taruna Ikrar sidak di Festival Ramadan Mappanyukki Jl Mappanyukki, Jumat (14/3/2025). Sidak bertujuan mendeteksi kandungan zat berbahaya pada takjil yang dijual. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Penjual takjil menjamur di bulan ramadan. Momen ini dimanfaatkan sebagai ladang pendapatan.

Aneka makanan dihidangkan untuk  kebutuhan buka puasa bagi masyarakat muslim.

Kendati begitu, masyarakat juga harus selektif dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi, jangan sampai mengandung zat-zat berbahaya. 

Kepala BPOM RI, Prof Taruna Ikrar mengatakan, sangat sulit untuk membedakan makanan yang mengandung bahan atau zat-zat berbahaya. 

Karena itu, BPOM selama ramadan ini meningkatkan pengawasan dengan melakukan inspeksi mendadak (sidak) dititik-titik penjualan takjil. 

"Itu sulit dibedakan kalau dilihat secara langsung, misalnya makanan atau minuman yang berwarna, itu bisa kita curigai tapi harus dipastikan dulu melalui uji lab," ucap Prof Taruna Ikrar saat sidak di Festival Ramadan Mappanyukki, Jumat (14/3/2025). 

Kata Prof Taruna, sidak ini bagian dari intensifikasi pengawasan makanan.

Dilakukan mulai 24 Februari atau sepekan sebelum ramadan. 

Sidak ini dilakukan di seluruh Indonesia hingga menjelang Idulfitri. 

Tujuannya untuk memastikan agar takjil aman dari pewarna tekstil, formalin, boraks, atau zat lainnya yang berbahaya

"Kita mau pastikan makanan takjil, buka puasa, baik siap saji maupun kemasan itu aman dikonsumsi," ujarnya. 

"Kita juga memastikan yang dalam kemasan tidak kedaluarsa, kita cek kemasan, label izin edar, biasanya jelang begini banyak yang jual yang sudah habis kedaluarsanya karena mau cuci gudang. Itu bahaya," sambungnya. 

Di Festival Ramadan Mappanyukki, Prof Teruna Ikrar beserta rombongan membeli takjil pedagang secara acak. 

Takjil tersebut akan menjadi sampel untuk diperiksa kandungannya. 

BPOM menurunkan mobil laboratorium untuk menguji langsung takjil tersebut. 

Hasilnya, takjil tersebut dinyatakan negatif zat berbahaya atau aman dikonsumsi. 

Sejauh ini, belum ada takjil yang ditemukan positif zat berbahaya di Kota Makassar. 

"Bagaimana misalnya kalau kita temukan ada masalah atau formalin, kita kembali sampaikan (ke penjual) untuk pembinaan," tuturnya. 

"Kalau tidak ada apa-apa kita tidak umumkan berarti sudah aman, seluruh Indonesia kita lakukan tapi hasilnya minggu depan kita laporkan sekaligus persiapan Idulfitri," sambungnya. (*) 

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved