Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Muammar Bakry

Ramadan dengan Cinta 13: Cinta Nabi kepada Keluarganya 

Khusus kepada keluarganya Nabi saw pernah menyatakan sebagaimana yang diriwayatkan Sayyidah Aisyah ra.

Editor: Sudirman
dok pribadi
Imam Besar Masjid Al Markaz Al Islami Jenderal M Jusuf dan Rektor Universitas Islam Makassar, Prof Dr Muammar Bakry Lc MA. Dalam Ramadhan 2025 atau Ramadhan1446 H, Muammar Bakry menulis kolom Ramadhan dengan Cinta seriap hari yang diterbitkan di Tribun Timur cetak. 

Oleh: Muammar Bakry

Imam Besar Masjid Al Markaz Al Islami Jenderal M Jusuf

TRIBUN-TIMUR.COM - Betapapun zuhudnya Nabi SAW, rasa takutnya kepada Allah dan banyaknya ibadahnya, tapi tidak melupakan dan menghalaginya memberi perhatian kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Khusus kepada keluarganya Nabi saw pernah menyatakan sebagaimana yang diriwayatkan Sayyidah Aisyah ra.

"Sebaik-baik kalian adalah yang baik kepada keluarganya, dan saya adalah yang terbaik di antara kalian untuk keluargaku” (HR. Turmuzi).

Nabi menjadikan dirinya sebagai role model dalam mencintai keluarganya, agar umatnya bisa mengikuti muamalah Nabi dalam keluarganya.

Anas ra menjelaskan bahwasanya Nabi saw tidak pernah sekalipun memukul keluarganya, istrinya dan pembantunya dengan tangannya, kecuali dalam medan perang (HR. Muslim).

Manusia tidak ada yang sempurna termasuk pasangan suami istri. Biasanya sebelum menjadi pasangan laki-laki ataupun perempuan melihat calon pasangannya tanpa cacat.

Ketika menjadi pasangan yang sah baik sebagai suami atau sebagai istri, akan nampak satu demi satu kekurangan masing-masing.

Jika kekurangan yang selalu dimunculkan maka akan terjadi malapetaka dalam rumah tangga yang bisa menimbulkan konflik rumah tangga dan mengakibatkan perceraian. 

Suami atau istri yang baik melihat kekurangan pasangannya sebagai dinamika dalam mempertahankan keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah.

Di balik kekurangan seseorang pasti juga ada kelebihan yang dimiliki.

Nabi menyebutkan dalam sabdanya bahwa  “seorang mukmin hendaknya tidak membenci mukminah, jika tidak senang dengan satu perangai, maka perangai yang lain disenangi” (HR. Muslim).

Artinya bahwa di balik kekurangan pasti ada kelebihan seseorang, sekalipun demikian perangai yang tidak terpuji bukan alasan untuk melakukan tindakan kekerasan kepada pasangan, tapi dinasehati dengan rasa cinta kasih yang dibangun dalam keluarga.  

Simak bagaimana Nabi saw bergaul dengan istrinya secara lembut dan kasih sayang ketika istrinya merasakan duka, sedih, sakit dan lain-lain.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved