Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Prof Ruslin Jadi Pembicara di TAOMS 2025, Paparkan Inovasi Rekayasa Jaringan Tulang Alveolar

Prof. Ruslin dari Unhas menjadi pembicara di Konferensi TAOMS 2025 Taiwan, membahas inovasi rekayasa jaringan tulang alveolar.

Unhas
TAOMS 2025 - Prof. drg. Muhammad Ruslin, M.Kes., Ph.D., Sp.BM(K) dari Universitas Hasanuddin tampil sebagai salah satu pembicara undangan di Konferensi Tahunan Taiwanese Association of Oral and Maxillofacial Surgeons (TAOMS) 2025. 

TRIBUN-TIMUR.COM – Dunia kedokteran gigi kembali menyoroti inovasi terbaru dalam rekayasa jaringan tulang alveolar. 

Pada Konferensi Tahunan Taiwanese Association of Oral and Maxillofacial Surgeons (TAOMS) 2025, Prof. drg. Muhammad Ruslin, M.Kes., Ph.D., Sp.BM(K) dari Universitas Hasanuddin tampil sebagai salah satu pembicara undangan. 

Mengusung tema "Unity, Collaboration, and Excellence" konferensi ini menghadirkan 10 pembicara internasional terpilih, termasuk Prof. Ruslin. 

Beliau mempresentasikan riset berjudul "Biomaterial Applications in Tissue Engineering for Alveolar Bone Reconstruction" yang mendapat perhatian besar dari para akademisi dan praktisi kedokteran gigi global. 

Dalam sesi presentasinya, Prof. Ruslin mengungkapkan bahwa penelitian ini merupakan hasil kerja sama dengan para ilmuwan dari Belanda, Jerman, Uni Emirat Arab, Jepang, Taiwan, dan Indonesia. 

Riset yang telah dipublikasikan di berbagai jurnal internasional ini menyoroti inovasi dalam rekayasa jaringan tulang alveolar yang semakin mendekati solusi ideal.

Membongkar Rahasia Rekayasa Jaringan

Dalam pemaparannya, Prof. Ruslin menjelaskan bahwa rekayasa jaringan tulang tidak bisa dilepaskan dari tiga elemen utama: struktur pendukung (scaffold), sel punca, dan faktor biofisik.

Struktur pendukung (scaffold) berfungsi sebagai kerangka awal bagi pertumbuhan tulang baru. Beberapa material seperti β-tricalcium phosphate (β-TCP) dan poly-ε-caprolactone (PCL) terbukti memiliki kompatibilitas tinggi dengan jaringan tubuh manusia, sehingga dapat merangsang regenerasi tulang secara optimal.

Namun, scaffold saja tidak cukup. Sel punca berperan penting dalam membentuk jaringan tulang baru. Tim Prof. Ruslin telah meneliti berbagai sumber sel punca, termasuk dari sumsum tulang, pulpa gigi sulung, dan tali pusat. 

Dengan kombinasi yang tepat, sel-sel ini dapat berkembang menjadi jaringan tulang yang sehat dan fungsional.

Selain itu, rekayasa jaringan tulang juga membutuhkan stimuli biofisik, seperti faktor pertumbuhan yang membantu mempercepat regenerasi tulang. 

Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa dengan kombinasi yang tepat antara scaffold, sel punca, dan faktor biofisik, rekonstruksi tulang dapat berjalan lebih efektif dan minim risiko komplikasi.

Salah satu inovasi terbaru yang dikembangkan Prof. Ruslin adalah penggunaan calcium polyphosphate microparticles (Ca-polyP MP) sebagai material graft untuk rekonstruksi tulang alveolar. 

Hasil uji klinis menunjukkan bahwa material ini aman dan efektif dalam mempercepat penyembuhan defek tulang, menjadikannya alternatif yang menjanjikan bagi pasien dengan kelainan bawaan atau akibat trauma.

Selain itu, Prof. Ruslin juga meneliti kombinasi mikrofragmented fat (MFAT) dan biphasic calcium phosphate (BCP) dalam regenerasi tulang.

"Kami sedang mengevaluasi keamanan dan efektivitas kombinasi ini, dan sejauh ini hasilnya cukup menjanjikan," ujarnya.

Pengakuan Internasional

Undangan untuk berbicara di TAOMS 2025 bukanlah kebetulan. Prof. Ruslin telah lama dikenal di dunia akademik internasional, dengan berbagai publikasi tentang rekayasa jaringan dan bedah rekonstruksi. 

Konferensi ini menjadi kesempatan baginya untuk berbagi wawasan dengan pakar lain serta memperkuat kolaborasi riset global.

Dalam surat undangan yang ditandatangani oleh Charles Kuan-Chou Lin, Presiden TAOMS, disebutkan bahwa acara ini bertujuan menjadi platform pertukaran ilmu dan kerja sama akademik. 

Semangat Prof. Ruslin tetap menyala. “Ilmu harus terus berkembang dan dibagikan. Ini bukan hanya tentang saya, tetapi tentang bagaimana kita bisa membawa inovasi ke tingkat yang lebih tinggi,” ujarnya.

"Ini adalah kesempatan emas untuk berbagi pengetahuan dan memperkuat jaringan akademik. Saya berharap riset-riset kami dapat memberikan dampak nyata bagi perkembangan ilmu kedokteran gigi, khususnya di bidang bedah mulut dan maksilofasial," lanjutnya.

Kehadiran Prof Ruslin di Taiwan bukan hanya sebagai perwakilan Universitas Hasanuddin atau Indonesia, tetapi sebagai pionir inovasi medis yang siap membawa perubahan dalam dunia bedah mulut dan maksilofasial global. 

Taiwan mungkin hanya satu titik dalam perjalanannya, tetapi dampaknya akan terus bergema di dunia ilmiah internasional.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved