Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

'Bukan Aji Mumpung' Blak-blakan Farouk M Betta Ungkap Strategi Jitu Al Markaz Makassar Kelola Uang

Disaat banyak masjid yang kesulitan keuangan, panitia Masjid Al Markaz Al Islami Makassar tetap semangat berbagi buka puasa kepada masyarakat.

Penulis: Hasriyani Latif | Editor: Hasriyani Latif
YouTube Tribun Timur
STRATEGI AL MARKAZ - Ketua Panitia Amaliah Ramadhan 1446 H/2025 M Masjid Al Markaz Al Islami, Farouk M Betta dalam Podcast Ngobrol Virtual Tribun Timur, Senin (3/3/2025). Farouk ungkap strategi Al Markaz kelola keuangan. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Isi kotak amal atau celengan tarawih di beberapa masjid Makassar anjlok dibanding Ramadan tahun lalu.

Pengurus masjid bahkan memikirkan untuk memangkas isi amplop penceramah.

Disaat banyak masjid yang kesulitan keuangan, panitia Masjid Al Markaz Al Islami Makassar tetap semangat berbagi buka puasa kepada masyarakat.

Tak tanggung-tanggung, ada sekitar 1.000 hingga 1.500 porsi yang disiapkan setiap harinya selama Ramadan 2025.

Jika dihitung-hitung, paket makanan termasuk takjil senilai Rp35 ribu per porsi.

Itu berarti pengeluaran Masjid Al Markaz dalam sehari bisa mencapai Rp35 juta hingga Rp 52,5 juta.

Belum lagi biaya operasional masjid sementara isi kotak amal atau celengan tiap malam tarawih hanya Rp6 juta, itupun kadang kurang.

Lantas bagaimana cara pengurus Masjid Al Markaz Makassar Kelola keuangan?

Ketua Panitia Amaliah Ramadhan 1446 H/2025 M Masjid Al Markaz Al Islami, Farouk M Betta blak-blakan ungkap strategi jitu Masjid Al Markaz Kelola keuangan hingga bisa menutupi semua biaya-biaya.

Baca juga: Bukber Gratis di Masjid Al Markaz Makassar, Sehari Biayanya Rp 52 Juta: Non-APBD, Murni Donasi

Menurut Farouk, Al Markaz merupakan masjid yang dikelola secara mandiri alias non-APBD.

Sehingga pengurus/panitia berusaha mencari anggaran di bulan Ramadan.

Salah satunya dengan menggelar Bazar Ramadan yang diikuti 300-400 tenant.

"Masing-masing menyewa tempat. Dana infaq itulah yang kita manfaatkan untuk membiayai operasional 11 bulan setelah Ramadan," ujar mantan Ketua DPRD Makassar ini di Studio Tribun Timur, Makassar, Senin (3/3/2025).

Biaya operasional Al Markaz, termasuk pemeliharaan masjid cukup tinggi.

Setiap bulan rata-rata Rp200 juta.

"Jadi memang kita berupaya mencari duit, dalam artian bukan aji mumpung yah. Tapi kami memaksimalkan infaq untuk bisa bernilai," ungkapnya.

Bazar Ramadan merupakan salah satu daya tarik kunjungan warga ke Al Markaz.

Ratusan stan ini menyediakan beragam kebutuhan, seperti makanan, minuman, dan pakaian.

Konsep ini tidak hanya memberikan manfaat bagi jemaah tetapi juga membantu perputaran ekonomi, terutama bagi UMKM.

Farouk mengungkap banyak pedagang yang keuntungannya di Al Markaz selama Ramadan jauh lebih besar dibanding 11 bulan jualan di tempat lain.

Ini menunjukkan bahwa ada potensi ekonomi yang luar biasa di sini.

Agar event ramai, kata dia, pastikan acara terjangkau bagi semua kalangan. 

Terapkan disiplin dan konsistensi. 

"Seperti yang selalu diingatkan oleh Ketua Yayasan, semua tenan di Bazar Ramadan Al-Markaz diseragamkan dengan pakaian putih, menciptakan suasana seperti di Padang Arafah saat ibadah haji. Hal ini memberikan kesan yang lebih religius dan tertib," jelasnya.

Pengurus juga mengandalkan partisipasi da'i terkenal agar Al Markaz ramai pengunjung.

Selain itu tentunya juga mengandalkan donasi para dermawan. 

Banyak tokoh, seperti Jusuf Kalla, Tauphan Ansar, Nurdin Halid, Indris Manggabarani, hingga Rektor Unhas turut membantu.

"Kami ingin memastikan bahwa Al-Markaz ini menjadi milik umat, bukan hanya sekelompok orang tertentu saja. Beberapa bupati dan wali kota terpilih juga ingin membantu, hanya saja mereka masih dalam tahap transisi jabatan," katanya.

Event Khusus Undang Dai

Salah satu fenomena tiap pekan terakhir Ramadan adalah jumlah jemaah yang makin berkurang.

Umumnya, jemaah hanya ramai di pekan pertama dan kedua namun mulai berkurang di pekan ketiga dan keempat.

Panitia Masjid Al Markaz Makassar berupaya jaga stabilitas jumlah jemaah hingga akhir Ramadan dengan suguhan event menarik.

"Dengan cara ini, kami berharap antusiasme tetap tinggi. Biasanya, jumlah pengunjung di Al-Markaz bisa mencapai 5.000 hingga 10 ribu orang per malam," ujar Farouk.

Panitia juga bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti Bank Indonesia untuk menghadirkan program Dai Cilik serta coaching dakwah bersama Ustaz Das’ad Latif.

Setiap malam Minggu, ada suguhan musik akustik bertema Ramadan

Panitia juga sedang merintis acara Stand-Up Comedy Ramadan yang saat ini masih tahap negosiasi.

Dijadwalkan pula kehadiran musisi terkenal pada 20 Ramadan.

Acara ini bertujuan agar masyarakat tetap bersemangat datang ke Al-Markaz.

"Tidak hanya untuk ibadah tetapi juga menikmati suasana Ramadan dengan lebih nyaman," ujarnya.

(Tribun-Timur.com/Hasriyani Latif)

 

 

 

 

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved