Wawancara Eksklusif Tribun Timur
Bukber Gratis di Masjid Al Markaz Makassar, Sehari Biayanya Rp 52 Juta: Non-APBD, Murni Donasi
Podcast Ngobrol Virtual Tribun Timur, Senin (3/3/2025), Ketua Panitia Amaliah Ramadhan Masjid Al Markaz Al Islami, Farouk M Betta memaparkan program.
Penulis: Hasriyani Latif | Editor: Hasriyani Latif
Bukan aji mumpung, tapi kita memaksimalkan infak agar semua bernilai. Seperti partisipasi dai-dai terkenal bisa membuat Al Markaz ramai pengunjung. Sehingga betul-betul dimanfaatkan, selain ibadah memang ini bulan pengabdian, bulan bersedakah.
Selain bazar?
Kami juga mengandalkan donasi dari para dermawan. Banyak tokoh masyarakat seperti Pak JK, Tauphan Ansar, Nurdin Halid, Idris Manggabarani yang turut membantu.
Bahkan beberapa rektor seperti Rektor Unhas ikut berkontribusi. Kami ingin memastikan bahwa Al-Markaz ini menjadi milik umat, bukan hanya sekelompok orang tertentu saja.
Beberapa bupati dan wali kota terpilih juga ingin membantu, hanya saja mereka masih dalam tahap transisi jabatan, sehingga baru bisa merespons proposal yang kami ajukan. Namun, dari komunikasi yang sudah terjalin, mereka menyatakan siap untuk membantu Al-Markaz.
Pemanfaatan teknologi untuk dakwah?
Kami memanfaatkan media sosial, YouTube, dan radio Al-Markaz yang selalu menyiarkan kegiatan ibadah secara langsung. Di masjid, kami juga memfasilitasi berbagai bentuk ibadah, termasuk tarawih 8 rakaat dan 20 rakaat agar semua jemaah merasa nyaman.
Antusiasme masyarakat sambut Ramadan?
Sangat tinggi. Bahkan di hari kedua Ramadan saja, kami sudah agak kewalahan. Untuk buka puasa, kami menyediakan sekitar 1.000 hingga 1.500 porsi per hari.
Setiap paket makanan nilainya sekitar Rp35 ribu, sehingga dalam sehari bisa mencapai Rp35 juta hingga Rp52,5 juta. Untungnya, banyak pihak yang bersedia berdonasi untuk membantu.
Konsep yang diusung?
Dari sisi kepanitiaan, kami menganggap diri sebagai pelayan bagi jemaah. Konsepnya adalah memfasilitasi ibadah sebaik mungkin. Bapak-ibu bisa beribadah dengan nyaman, sementara kami memastikan tempat dan fasilitas tersedia dengan optimal. Semua profesi, semua latar belakang, bisa berkumpul dan beribadah bersama di sini.
Catatan evaluasi tahun lalu?
Salah satu fenomena yang kami amati adalah jumlah jemaah yang ramai di minggu pertama dan kedua, tetapi mulai berkurang di minggu ketiga dan keempat. Data dari kami menunjukkan pola ini terjadi setiap tahun. Oleh karena itu, kami berupaya menjaga stabilitas jumlah jemaah hingga akhir Ramadan.
Upaya atasi itu?
Cerdas Kendalikan Hama: Ingat, Tikus Itu Cerdas dan Adaptif |
![]() |
---|
Pesan Waisak 2025: Kendalikan Tiga Akar Kejahatan |
![]() |
---|
Cerita Herdianto Marzuki Ketua DPRD Morowali, Alumnus UMI Pilih Ngekos 2 Periode |
![]() |
---|
Kunci Haji Mabrur: Jaga Niat, Pulang Jadi Pribadi Bermanfaat |
![]() |
---|
Aplikasi NITA: Bisa Top Up Kartu hingga Pantau Kondisi Jalan Tol Makassar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.