Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Makassar

Fakta Mencengankan! Ayah, Ibu dan Dua Kakak Siram Air Panas Adik Lelaki dan Perempuan

Polisi membongkar fakta baru kasus penyekapan di wisma Makassar melibatkan kakak kandung.

|
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Muh Hasim Arfah
TRIBUN-TIMUR.COM/Muslimin Emba
PENYEKAPAN ANAK - Kapolres Pelabuhan Makassar, AKBP Restu Wijayanto saat menjenguk korban penyekapan di RS Bhayangkara Makassar, Jl Mappaodang, Kecamatan Tamalate, Makassar, Jumat (7/2/2025). Dua anak berusia 9 dan 8 tahun jadi korban penyekapan dan penyiksaan orangtuanya sendiri. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Polisi membongkar fakta baru kasus penyekapan dan penyiksaan dua anak di wisma Jl Flores, Kecamatan Wajo, Kota Makassar.

Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan mengatakan, kasus yang dialami IS (8) dan kakaknya SF (9) tidak hanya melibatkan kedua orangtuanya AY (37) sebagai ayah kandung dan ibu NI (28) sebagai ibu tiri.

Melainkan, dua kakak kandung korban, kata Yudhi, juga turut terlibat saat SF dan IS disiram air panas.

"Orang tuanya sedang kita periksa di Polda, termasuk dua kakak kandung yang masih di bawah umur, semuanya kita periksa sesuai proses pemeriksaan," kata Yudhi ditemui di RS Bhayangkara Makassar usai menjenguk korban, Senin (10/2/2025).

Dalam kasus itu, lanjut Yudhi, penyidik telah menetapkan empat orang sebagai tersangka.

Yaitu sang ayah kandung AY dan ibu tiri NI, serta dua kakak kandung korban.  

"Empat, orang tuanya yaitu bapak kandung, ibu tiri, dan kedua kakak laki-laki dan perempuan," ungkapnya.

Kedua kakak kandung korban, lanjut Yudhi, diduga terlibat akibat paksaan dari sang ibu tiri NI untuk melakukan penyiraman air panas terhadap korban.

"Jadi keduanya (kakak kandung korban) diduga ikut menyiram maupun ikut memukul. Keduanya masih di bawah umur, karena di bawah ancaman dari kedua orang tuanya," bebernya.

JENGUK KORBAN - Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan Wibisono didampingi Kapolres Pelabuhan Makassar AKBP Restu Wijayanto ditemui wartawan seusai menjenguk IS (8) dan SF (9) korban penyekapan orangtua yang dirawat di RS Bhayangkara Makassar, Jl Andi Mappaodang, Kecamatan Tamalate, Senin (10/2/2025) sore.
JENGUK KORBAN - Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan Wibisono didampingi Kapolres Pelabuhan Makassar AKBP Restu Wijayanto ditemui wartawan seusai menjenguk IS (8) dan SF (9) korban penyekapan orangtua yang dirawat di RS Bhayangkara Makassar, Jl Andi Mappaodang, Kecamatan Tamalate, Senin (10/2/2025) sore. (Dok. Tribun-Timur.com/Muslimin Emba)


Kondisi terkini korban

"Kondisi sudah membaik karena kita memberikan asupan gizi yang baik. Karena kan mereka memang butuh untuk pertumbuhan kedepan," kata Irjen Pol Yudhiawan dihampiri wartawan di pelataran RS Bhayangkara Makassar, Jl Mappaodang, Kecamatan Tamalate.

Penanganan terhadap saudara kandung itu, lanjut Yudhi melibatkan Tim Gizi dari RS Bhayangkara.

Olehnya itu, untuk asupan keduanya sejauh ini selalu dalam pantauan yang terstandarisasi kesehatan.

"Jadi kita ada juga ahli Gizi, jadi tidak mesti kasih makan (terus) meski kurang makan kemarin. Tapi bertahap," jelasnya.

Selain menjamin asupan gizi keduanya, kata Yudhi, RS Bhayangkara juga menyiapkan tim trauma healing untuk pemulihan psikis keduanya.

"Terus kita juga berikan mainan, kemudian ada juga ahli dari trauma healing supaya anak itu tetap menjaga kesehatan baik fisik maupun kejiwaannya," terang Yudhi.

Dua Korban Selamat Berkat Kesigapan Polisi Respon Laporan Masyarakat 

Apa yang dilakukan personel Polsek Wajo Resor Pelabuhan Makassar, patut diacungi jempol.

Berkat respon cepatnya atas informasi adanya dugaan penyekapan dalam kamar wisma, dua anak di Kota Makassar, selamat dari penyiksaan yang dialami.

Kapolres Pelabuhan Makassar AKBP Restu Wijayanto mengatakan, kasus penyekapan yang dialami kakak-beradik IS (8) dan SF (9), terungkap berdasarkan laporan masyarakat.

"Jadi awalnya pada tanggal 6 Februari, tadi malam. Pihak Bhabinkamtibmas dan juga informasi dari masyarakat melaporkan adanya anak yang disekap oleh orang tuanya di dalam satu wisma yang seperti kos-kosan di wilayah Kecamatan Wajo," kata Restu kepada wartawan.

Untuk memastikan kebenaran informasi tersebut, personel Polsek Wajo pun mendatangi lokasi.

Saat polisi tiba di lokasi, mereka menemukan kedua bocah tersebut dalam kondisi memprihatinkan. 

Mereka disekap di dalam kamar mandi wisma dengan posisi tubuh diikat dengan rantai, dan digembok. 

Selain itu, korban disebut dalam kondisi luka yang cukup parah.

"Berbekal dari informasi tersebut, kita melakukan pengecekan. Ternyata benar adanya penyekapan di dalam WC," ujarnya.

Polisi langsung membawa kedua korban ke RS Bhayangkara untuk mendapatkan pertolongan medis.  

"Kemudian tim opsnal dari Polres Pelabuhan dan Polsek Wajo tadi malam sudah mengamankan sekitar pukul 01.30 pagi dan langsung dibawa ke RS Bhayangkara," terang Restu.

Sesampainya di rumah sakit, kondisi kedua bocah tersebut cukup memilukan.

Mereka mengalami kekurangan gizi serta luka-luka akibat kekerasan yang diterima.  

"Kita langsung memberikan pertolongan pertama dan melakukan visum yang dikhawatirkan, kondisi anak cukup kritis pada saat sampai di RS Bhayangkara," ungkapnya.

Dokter menemukan beberapa luka, termasuk luka bakar dan bekas pukulan benda tumpul di leher korban.


Kulit Korban Melepuh Diduga Disiram Air Panas 

Dua anak yang menjadi korban penyekapan orangtuanya di Kecamatan Wajo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, mengalami luka bakar yang cukup serius.

Utamanya sang adik laki-laki berinisial IS (8). Korban disebut mengalami luka bakar hingga 58 persen.

Hal itu diungkapkan Dokter Spesialis Bedah RS Bhayangkara, dr Elvis Jeferson, saat mendampingi Kapolres Pelabuhan Makassar, AKBP Restu Wijayanto menjenguk korban.

"Dari pemeriksaan awal dari IGD kita periksa memang untuk anak pertama ada luka bakar di perut dan di paha," kata dr Elvis.

"Terus yang anak kedua luka bakarnya lebih banyak karena luka bakarnya sekitar 58 persen anak kedua, kalau anak pertama sekitar 5 persen saja," sambungnya.

Dr Elvis pun belum dapat memastikan berapa lama kedua bocah ini harus dirawat agar dapat pulih.

Pasalnya, selain luka bakar keduanya juga mengalami kondisi malnutrisi karena beberapa hari tidak diberi makan.

"Karena kondisinya yang kurang gizi sekali kemungkinan semingguan tidak makan jadi itu butuh waktu, kita belum bisa pastikan berapa lama, nanti sementara kami kerja sama juga dengan dokter anak dan dokter gizi," bebernya.

Sebelumnya diberitakan, nasib memilukan dialami dua anak kakak beradik perempuan berinisial SF (9) dan laki-laki IS (8) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Kedua saudara kandung ini disekap di dalam kamar wisma di Kecamatan Wajo, Kota Makassar.

Keduanya berhasil diselamatkan oleh personel Polsek Wajo yang mendapat informasi penyekapan itu.

Tidak hanya disekap, keduanya juga mengalami berbagai macam penyiksaan fisik. Mulai dirantai hingga disiram air panas.

Mirisnya, pelaku penyekapan dan penyiksaan itu bukanlah orang lain.

Melainkan kedua orang tua korban, yaitu sang ayah kandung berinisial AY (37) dan ibu tirinya NI (28).

Kapolres Pelabuhan Makassar AKBP Restu Wijayanto yang prihatin dengan peristiwa itu, pun menjenguk kedua korban yang dirawat di RS Bhayangkara.

Restu memboyong istri dan sejumlah personel polwan untuk menghibur korban.

"Kondisi dari dua korban sudah mulai membaik," kata Restu kepada wartawan seusai menjenguk korban di pelataran RS Bhayangkara Makassar, Jl Mappaodang, Jumat (7/2/2025).

"Sebelumnya, mereka mengalami kurang gizi karena tubuhnya sangat kurus," lanjutnya.

Selain mengalami malnutrisi, lanjut Restu, kedua kakak-beradik ini juga memiliki sejumlah luka yang mengkhawatirkan akibat dugaan penyiksaan fisik.

"Ada beberapa luka yang dikhawatirkan bisa menyebabkan infeksi, terutama pada bagian tubuh yang terluka," terangnya.  

Berdasarkan penyelidikan sementara polisi, kata Restu, korban IS dan SF terakhir kali disekap pada 31 Januari.

Puncaknya, pada 3 Februari, keduanya ditemukan dalam kondisi dirantai di dalam toilet.

"Memang mengalami beberapa kekerasan fisik dari orang yang ada di rumahnya," terang Restu.

Selain dipukul dan dirantai, dugaan  penyiksaan terhadap keduanya kata Restu juga diduga menggunakan air panas.

Pasalnya kondisi kulit kedua korban mengalami luka melepuh.

"Indikasinya, mereka disiram air panas, dan dari beberapa keterangan saksi, dua anak ini memang terkena siraman air panas," bebernya.

Saat ini, penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Makassar masih mendalami kasus itu.

Kedua orangtua korban yang diduga pelaku dalam kasus itu masih dalam pemeriksaan polisi.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved