Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini Andi Yahyatullah Muzakkir

Kiai Ahmad Dahlan, Universitas dan Konsesi Tambang

Muhammadiyah memiliki organisasi otonom  dan amal usaha yang konsen pada “Pencerdasan Bangsa.”

Editor: Sudirman
ISTIMEWA
OPINI - Andi Yahyatullah Muzakkir Founder Sekolah Kota dan Anak Makassar Voice. 

Sementara, kita tentu tahu Muhammadiyah memiliki ratusan perguruan tinggi, puluhan institut dan sekolah tinggi, juga politeknik dan akademik.

Pemberian IUP pengelolaan tambang ini bagi perguruan tinggi adalah momok sejarah dan sebagian orang yang meletakkan dasar pemikiran bahwa perguruan tinggi dasarnya selain mengacu pada tridarma perguruan tinggi yakni “pendidikan dan pengajaran,” “penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan,” “pengabdian pada masyarakat,” ditambah kalau Muhammadiyah ada Al Islam kemuhammadiyaan,” juga UU dasar tentang pencerdasan bangsa, tentu sangat bertentangan.

Dalam artian perguruan tinggi akan kehilangan fungsi fundamental gerakannya sebagai wadah “pencerdasan bangsa.” Sungguh perguruan tinggi juga makin pragmatis hari ini.

Tawaran perguruan tinggi akan IUP, izin pengelolaan tambang yang juga akan menyasar perguruan tinggi Muhammadiyah sungguh menjadi tantangan puncak Muhammadiyah. Apakah benar Muhammadiyah hari ini makin pragmatis?

Seperti bahasan awal tadi apakah Muhammadiyah era kiai Ahmad Dahlan dan hari ini masih terjaga semangat dan konsen pada “pencerdasan bangsa?” Atau malah seperti organisasi pada umumnya?

Lalu dimana kebanggaan kita sebagai kader Muhammadiyah, kalau memang benar IUP, izin pengelolaan tambang ini dipertimbangkan dan akan diterima oleh perguruan tinggi Muhammadiyah?

“Apa yang hendak dicapai oleh perguruan tinggi Muhammadiyah?”

Semodern-modernnya cara berpikir Kiyai Ahmad Dahlan. Namun, satu hal yang pasti bahwa niat tulus, niat mulia pasti selalu menjadi semangat Muhammadiyah yakni “pencerdasan bangsa” sebesar apapun pengaruh besar arus pragmatisme harus dihadapi.

Tak ada penguatan lain, tak ada tujuan mulia jika berkaitan dengan tambang, sebab itu selalu mengarah pada pengrusakan lingkungan dan masa depan generasi selanjutnya.

Dan pasti, perguruan tinggi Muhammadiyah akan mengalami degradasi dari yang awalnya konsen pencerdasan bangsa menjadi fokus mengerjakan hal teknis, konsen pada tambang yang juga ikut serta melakukan pengurasakan lingkungan.

Kalau Kiai Ahmad Dahlan masih hidup hari ini, apa tanggapan beliau melihat Muhammadiyah menerima IUP, izin pengelolaan tambang dan juga perlahan perguruan tingginya akan terseret oleh pengelolaan tambang

Nyatanya, Muhammadiyah makin jauh dari semangat pendidikan dan pencerdasan bangsa, sebaliknya malah makin pragmatis.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved