Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kabar Baik, Prabowo Subianto Izinkan Pengecer Jual Gas Elpiji 3 Kg

Prabowo Subianto telah meminta Kementerian ESDM yang dipimpin Menteri Bahlil Lahadalia agar mengizinkan kembali pengecer menjual elpiji 3 kg. 

Editor: Sudirman
TRIBUNNEWS / CHAERUL UMAM
GAS ELPIJI - Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/2/2025). Pengecer tetap diperbolehkan menjual gas elpiji 3 kg. 

Apalagi, lanjutnya, masyarakat sangat terbantu jika gas elpiji 3 kg dijual di pengecer atau di warung kelontongan.

"Masyarakat itu terbantu kalau kita (warung) jualan gas, karena kan biasa agen hanya buka sampai sore, kalau warung bisa sampai malam, bahkan 24 jam." ucapnya

"Untuk sekarang saya masih jual. Tapi kalau stok sudah habis pasti kami sudah tidak dapat jatah lagi.

Penolakan juga disuarakan Ali (51), pemilik kios kelontongan sekaligus pengecer gas 3 kg di Kabupaten Enrekang.

"Saya tidak setuju. Kasihan dengan orang yang tinggal di gunung kalau harus ke pangkalan untuk membeli gas,," ujar Ali, di warungnya, Senin (3/2/2025) siang.

Ali mengaku baru tahu dari wartawan kalau ada kebijakan baru hanya pangkalan yang boleh menjual gas 3 kg.

Menurutnya, masyarakat akan sangat terbebani kalau pengecer gas dihilangkan.

Soal harga elpiji 3 kg, Ali mengaku menjualnya Rp29 ribu per tabung.

Senada dengan Ali, pemilik kios lain, Lia (45), juga tidak setuju dengan aturan tersebut.

"Kasihan konsumen kalau harus jauh-jauh ke pangkalan untuk membeli gas. Untung kalau gasnya ada, kalau pas kosong, bagaimana," tutur Lia, di tokonya.

Pemilik pangkalan elpiji di Pasar Sudu, Enrekang, M Said Lahu (71), mengamini jika aturan baru tersebut dapat memberatkan masyarakat.

Sebab, keberadaan pengecer elpiji sangat membantu konsumen, khususnya yang tinggal jauh dari pangkalan.

Penjual bakso di Pasar Sudu, Kelurahan Kambiolangi, Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang, mengaku khawatir tidak kebagian gas 3 kg jika membeli di pangkalan.

"Susah juga, karena banyak orang antri di pangkalan, jadi kadang tidak kebagian," tutur Supri. 

Senada dengan Supri, Zainuddin, penjual Coto Makassar yang juga berjualan di Pasar Sudu, mengaku pasrah dengan berlakunya aturan tersebut.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved