Pembatasan Elpiji 3 Kg
Harga Gas Elpiji 3 Kg Melonjak, Dinas Perdagangan Lutim Sidak Pangakalan 'Nakal'
Dinas Perdagangan Luwu Timur melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah pengecer dan menemukan harga jual jauh di atas HET.
Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM, LUTIM - Harga tabung gas elpiji 3 kilogram di Kabupaten Luwu Timur mengalami lonjakan yang signifikan, memicu keluhan dari masyarakat.
Menanggapi hal ini, Dinas Perdagangan Luwu Timur melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah pengecer dan menemukan harga jual jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
Kepala Dinas Perdagangan Luwu Timur, Senfry Oktavianus mengaku, pihaknya telah melaporkan temuan tersebut dalam rapat bersama Sales Branch Manager (SBM) Pertamina dan meminta perhatian khusus terhadap kendala distribusi.
"Kami khawatir pengecer menjual di atas HET. Kalau selisihnya hanya Rp2.000 hingga Rp3.000 masih bisa dimaklumi, tapi jika mencapai Rp10.000 atau lebih, itu sangat memberatkan masyarakat," ujar Senfry, Selasa (4/2/2025).
Menurutnya, Luwu Timur memiliki dua zona distribusi elpiji. Zona satu meliputi delapan kecamatan Burau, Wotu, Mangkutana, Tomoni, Kalaena, Tomoni Timur, dan Angkona dengan HET sebesar Rp20 ribu per tabung.
Sementara itu, zona dua yang mencakup Wasuponda, Towuti, dan Nuha, menetapkan HET sebesar Rp22 ribu per tabung.
Namun, kata Sefry, laporan di lapangan menunjukkan adanya pangkalan yang menjual elpiji hingga Rp25.000 per tabung.
Baca juga: Kisruh Elpiji 3 Kg, Ekonom Unhas: Pemerintah Baiknya Lakukan Evaluasi
Bahkan, ada pengecer yang menjualnya seharga Rp35.000.
"Kami langsung turun ke agen PT Harindo Gas Utama setelah menerima laporan masyarakat. Hasilnya, kami mengambil tindakan tegas dengan mengeluarkan surat pemutusan hubungan usaha sebagai efek jera. Kami harap pangkalan lain bisa menaati aturan," tegasnya.
Selain itu, Senfry mengapresiasi jajaran Polres Luwu Timur, khususnya Unit Tipidter, yang berhasil mengungkap dugaan penyalahgunaan distribusi gas elpiji 3 kg.
Meski demikian, ia memastikan ketersediaan gas elpiji 3 kg di Luwu Timur masih mencukupi.
Hanya saja, pihaknya mengkhawatirkan adanya distribusi ilegal ke luar daerah.
"Menjelang Ramadan dan Lebaran, kami berharap masyarakat tidak kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kg. Kami juga mengimbau ASN dan warga berpenghasilan menengah ke atas untuk beralih ke gas non-subsidi, seperti ukuran 5 kg atau 12 kg, agar subsidi tepat sasaran," akunya.
Terkait wacana dari Menteri ESDM yang melarang penjualan gas elpiji 3 kg di pengecer, Senfry meminta pengecer yang masih beroperasi untuk menjual dengan harga yang wajar.
"Kalau pun dijual di pengecer, tolong jangan terlalu mahal. Paling tinggi Rp25.000 sudah cukup," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Satuan Reskrim Polres Luwu Timur mengungkap dugaan penyalahgunaan distribusi tabung gas elpiji 3 kilogram.
Pengungkapan ini berawal dari laporan masyarakat terkait sulitnya mendapatkan elpiji bersubsidi.
Dari hasil penyelidikan, Unit Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) bersama Resmob Sat Reskrim Polres Luwu Timur mengamankan lima unit mobil yang mengangkut ribuan tabung elpiji 3 kg di wilayah Kecamatan Mangkutana.
Pengungkapan Kasus
Satuan Reskrim menghentikan satu unit mobil Grand Max di Jalan Trans Sulawesi, Desa Kasintuwu, Kecamatan Mangkutana, Jumat (24/1/2025).
"Mobil tersebut mengangkut 297 tabung elpiji 3 kg yang dibeli dari dua pangkalan di Kabupaten Luwu Timur dengan harga di atas harga eceran tertinggi (HET)," jelas Kasi Humas Polres Luwu Timur, Bripka A Muh Taufik, Senin (3/2/2025).
Kata Taufik, menurut hasil penyelidikan, ratusan tabung gas tersebut dibeli dari sejumlah pangkalan yang ada di Luwu Timur.
"Diantaranya pangkalan RA di Kelurahan Tomoni sebanyak 100 tabung dengan harga Rp31.000 per tabung," bebernya.
"Kemudian pangkalan T di Kecamatan Wotu sebanyak 196 tabung dengan harga Rp25.000 per tabung," tambahnya.
Dugaan sementara, elpiji tersebut akan dibawa ke Pendolo dan Morowali untuk dijual kembali dengan harga lebih tinggi.
Selanjutnya, pada Senin (27/1/2025) sekitar pukul 02.30 WITA, Satuan Reskrim kembali mengamankan empat unit mobil Daihatsu Grand Max di lokasi yang sama.
Menurut Taufik, mobil-mobil tersebut dikemudikan tiga orang sopir.
Tabung elpiji yang diangkut berasal dari Kota Palopo dan Kabupaten Wajo.
"Total barang bukti yang diamankan dalam dua operasi ini meliputi 5 unit mobil Grand Max, 1.070 tabung gas 3 kilogram berisi gas, 270 tabung gas 3 kilogram kosong," terang Taufik.
Berdasarkan penyelidikan awal, tabung LPG tersebut diduga akan dijual kembali di Kabupaten Poso dan Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, dengan harga Rp33.000 hingga Rp35.000 per tabung.
Taufik menambahkan, pihaknya kini mengamankan 5 sopir mobil yang mengangkut tabung gas berisi ratusan elpiji tersebut di Mapolres Luwu Timur.
"Inisial sopir mobil yang diamankan adalah WA (28), AR (27), AG (38), HA (25), IW (25)
Langkah Kepolisian
Atas temuan ini, menurut Taufik, Unit Tipidter Sat Reskrim Polres Luwu Timur akan melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait dugaan penyalahgunaan pengangkutan dan atau niaga bahan bakar gas bersubsidi.
Kasus ini mengacu pada Pasal 55 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, yang telah diubah menjadi Pasal 55 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja.
"Ancaman hukuman pidana penjara paling lama 6 tahun dan denda paling tinggi Rp 60 miliar," ujar Taufik.
Taufik mengaku, Polres Luwu Timur mengimbau masyarakat untuk segera melaporkan jika menemukan indikasi penyelewengan distribusi LPG bersubsidi agar tidak merugikan masyarakat yang berhak menerima.(*)
Pertamina Patra Niaga Sulawesi Tambah 217.320 Tabung LPG 3 Kg |
![]() |
---|
Polsek Bontomanai Pantau Ketersediaan LPG 3 Kg di Agen dan Pangkalan |
![]() |
---|
Kontroversi LPG 3 Kg, Dedy Ansary: Bahlil Tegak Lurus Instruksi Prabowo Subianto |
![]() |
---|
Warga Makassar Senang Gas Elpiji 3 Kg Bisa Dibeli Lagi di Pengecer |
![]() |
---|
Kisruh Elpiji 3 Kg, Ekonom Unhas: Pemerintah Baiknya Lakukan Evaluasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.