Opini Aswar Hasan
Isra Mikraj dan Pembebasan Palestina
Ayat tersebut membuktikan dan menunjukkan bahwa Masjid Al-Aqsa bukanlah hanya milik umat Islam di Palestina, tetapi milik seluruh umat Islam di dunia
Oleh: Aswar Hasan
Dosen Fisipol Unhas
TRIBUN-TIMUR.COM - "Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjid Al-Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya..." (QS. Al-Isra: 1).
Ayat tersebut membuktikan dan menunjukkan bahwa Masjid Al-Aqsa bukanlah hanya milik umat Islam di Palestina, tetapi milik seluruh umat Islam di dunia.
Karena itu, pemeliharaan dan pembebasan Palestina dengan Masjid Al Aqsa bukan hanya menjadi perjuangan lokal bangsa Palestina saja, tetapi juga bagian dari parjuangan dan tanggung jawab umat Islam sedunia.
Isra Mikraj tidak hanya merupakan peristiwa spiritual dan historis yang memiliki makna mendalam bagi umat Islam. Tetapi merupakan peristiwa keimanan yang mendalam yang memiliki efek gelobal.
Peristiwa tersebut mengisahkan perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjid Al-Aqsa (Isra), kemudian menuju Sidratul Muntaha di langit tertinggi (Mikraj).
Masjid Al-Aqsa, yang menjadi salah satu pusat dari peristiwa ini, memiliki hubungan erat dengan Palestina, dan menjadikannya simbol terpenting dalam perjuangan umat Islam, termasuk dalam konteks pembebasan Palestina dari penjajahan.
Dalam Isra Mikraj, Masjid Al-Aqsa menjadi titik penting yang menegaskan kedudukannya sebagai salah satu tempat suci dalam Islam.
Bahkan, pernah menjadi tempat arah kiblat umat Islam sebelum di pindahkan ke Masjidil Haram ( Q.S, 2; 143-145).
Masjidil Al Aqsa bukan hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga simbol sejarah dan spiritualitas umat Islam.
Kedudukan Masjid Al-Aqsa dalam peristiwa Isra Mikraj menunjukkan bagaimana Allah SWT mengangkat derajat tempat ini sebagai pusat keberkahan sebagaimana telah digambarkan di Al Qur’an Surah Al Isra ayat 1.
Isra Mikraj mengajarkan nilai keadilan yang universal. Ketika Nabi Muhammad SAW diperintahkan untuk menyampaikan kewajiban shalat kepada umatnya (sebagai inti dari Isra Mikraj) perintah ini datang sebagai bentuk penghubung langsung antara manusia dengan Tuhan, tanpa perantara.
Nilai keadilan tersebut juga relevan dalam konteks pembebasan Palestina.
Palestina hingga saat ini masih menghadapi penjajahan oleh bangsa Israel yang didukung sepenuhnya oleh Amerika.
Ketidakadilan, dan pelanggaran hak asasi manusia yang dialami secara berkepanjangan oleh bangsa Palestina, hurus diakhiri demi HAM secara berkeadilan.
Untuk itu, momen Isra Mikraj mengingatkan umat Islam untuk terus memperjuangkan dan mendukung hak-hak rakyat Palestina yang telah dirampas, baik dalam bentuk dukungan moral, diplomasi, maupun aksi nyata.
Sejak tahun 1948 Israel menjajah wilayah tersebut dan berlanjut hingga kini, Masjid Al-Aqsa menjadi saksi ketegangan politik dan konflik berkepanjangan di sana.
Umat Islam di seluruh dunia memandang Masjid Al-Aqsa sebagai amanah yang harus dijaga, karena posisinya dalam sejarah Islam sangat vital yang tak terbantahkan.
Bahwa pembebasan Palestina bukan hanya sekadar isu politik, tetapi ke lebih subtansial yaitu masalah keimanan.
Nabi Muhammad SAW telah mendorong umat Islam untuk memperhatikan Masjid Al-Aqsa, dengan mengatakan: "Janganlah kalian bersusah payah melakukan perjalanan (untuk tujuan ibadah) kecuali ke tiga masjid, yaitu Masjidil Haram, Masjidku (Masjid Nabawi), dan Masjid Al-Aqsa." (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis tersebut mengandung beberapa pesan penting dengan makna yang mendalam dalam kehidupan kita, baik dari sisi teologis, spiritual, maupun praktis.
Hadis ini menegaskan bahwa ada tiga masjid utama dalam Islam yang memiliki keutamaan khusus yaitu, Masjidil Haram (Makkah).
Dimana Ka'bah berada, merupakan kiblat umat Islam dan tempat pelaksanaan ibadah haji serta umrah. Masjidil Haram ini, melambangkan ketundukan total kepada Allah sebagai pusat tauhid.
Kemudian Masjid Nabawi (Madinah. Masjid ini dibangun oleh Nabi Muhammad SAW dan menjadi tempat makam beliau.
Masjid ini merupakan simbol dakwah dan pusat peradaban Islam. Masjid ini, menjadi simbol persatuan umat Islam dan pusat ilmu pengetahuan.
Masjid Al-Aqsa (Yerusalem). Masjid ini merupakan kiblat pertama umat Islam dan tempat Isra Nabi Muhammad SAW, dan di sanalah beliau Mikraj ke Sidratul Muntaha olehnya itu, memiliki hubungan erat dengan sejarah kenabian Nabi Muhammad, SAW.
Masjid ini telah menjadi simbol yang melambangkan perjuangan keadilan dan pembebasan dari penjajahan.
Ketiga masjid suci tersebut menghubungkan dan mempersatukan umat Islam di seluruh dunia, tanpa memandang perbedaan etnis, budaya, atau bahasa mereka.
Perjalanan menuju masjid-masjid ini memperkuat rasa kebersamaan dan solidaritas di antara umat Islam.
Karenanya, Masjid Al-Aqsa saat ini menjadi simbol perjuangan umat Islam di seluruh dunia untuk keadilan dan kebebasan, dalam rangka mengingat situasi penjajahan dan konflik yang melingkupinya.
Hadis ini mengingatkan pula pentingnya menjaga Masjid Al-Aqsa sebagai warisan Islam yang tidak hanya milik rakyat Palestina, tetapi juga milik bagi seluruh umat Islam di dunia.
Bahwa perjalanan untuk mengunjungi Masjid Al-Aqsa, selain bernilai ibadah, juga dapat menjadi bentuk dukungan spiritual dan moral kepada saudara-saudara Muslim di Palestina.
Dengan demikian, Isra Mikraj bukan hanya sekadar peristiwa spiritual, tetapi juga memiliki relevansi sosial dan politik yang mendalam, bagi umat Islam dan kenanusiaan terutama dalam konteks pembebasan Palestina sebagai bangsa terjajah.
Masjid Al-Aqsa, adalah simbol sentral dalam setiap pembahsan hikmah Isra Mikraj. Menjadi pengingat bahwa perjuangan untuk keadilan di Palestina adalah bagian dari tanggung jawab umat Islam secara keseluruhan. Wallahu a’ lam bisawwabe.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.