Unibos
Unibos Kukuhkan 2 Guru Besar, Prof Zulkifli Bidang Pertanian - Prof Seri Suriani Manajemen Keuangan
Dua profesor baru resmi bergabung di Unibos, Prof Zulkifli dan Prof Seri Suriani. Mereka mengangkat orasi ilmiah dalam bidang pertanian dan manajemen
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Guru besar Universitas Bosowa (Unibos) resmi bertambah. Pengukuhan dua guru besar Unibos berlangsung di Balai Sidang 45, Kampus Unibos, Jl Urip Sumoharjo pada Senin (20/1/2025).
Prof Zulkifli Maulana MP dikukuhkan sebagai Profesor Bidang Ilmu Budidaya Pertanian dan Perkebunan. Sementara Prof Seri Suriani sebagai Profesor Bidang Ilmu Manajemen Keuangan.
"Saya meyakini pengukuhan ini menginspirasi dosen segera menjadi guru besar," kata Prof Batara Surya.
Untuk meraih profesor, Rektor Unibos Prof Batara Surya menyebut ada dua indikator utama yang dinilai.
Diantaranya pemenuhan syarat khusus, dalam hal ini karya ilmiah dipublikasikan di jurnal internasional bereputasi terindeks Scopus.
Kemudian syarat tambahannya terkait dengan luaran karya ilmiah yang dihasilkan.
Terdekat, Unibos akan kembali menambah jumlah guru besar.
"11 dari 48 lektor kepala akan mengusulkan guru besar profesor pada periode pertama," jelas Prof Batara Surya.
Tahun 2025 ini, Unibos menargetkan menambah guru besar profesor 15 orang. Sementara untuk jabatan lektor kepala sebanyak 12 orang.
"Akan terdistribusi ke 9 Fakultas dan Pascasarjana," kata Prof Batara Surya.
Prof Zulkifli dan Prof Seri Suriani merupakan sosok penting di Unibos.
Prof Zulkifli menjabat sebagai Wakil Rektor 2 Unibos, sementara Prof Seri Suriani merupakan Wakil Rektor 3 Unibos.
Sementara itu, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah IX Andi Lukman mengapresiasi Unibos yang terus melahirkan guru besar.
"Hampir tiap bulan saya mendapat undangan untuk pengukuhan guru besar. InsyaAllah Unibos bulan 2 akan mengusulkan 11 calon guru besar," kata Andi Lukman.
Jalan menuju guru besar disebut Andi Lukman tak mudah. Baginya, selalu butuh jalan terjal dalam meneliti dan menghasilkan karya.
"Menjadi guru besar bukan hal mudah, bukan hal yang gampang. Tapi ini sebuah perjuangan penuh pengorbanan dan air mata," lanjutnya.
Dengan pengukuhan ini, Andi Lukman meminta guru besar tak berhenti berinovasi.
Dirinya meminta setiap guru besar tetap melakukan penelitian dan pengabdian bagi masyarakat.
"Indonesia sedang menunggu karya dan inovasi guru besar," tegas Andi Lukman.
Pengukuhan Guru Besar ini dihadiri Founder Bosowa Group Aksa Mahmud, Ketua Yayasan Aksa Mahmud Melinda Aksa, Wali Kota Makassar Terpilih Munafri Arifuddin serta jajaran guru besar Unibos.
Prof Dr Ir Zulkifli Maulana MP, Profesor Bidang Ilmu Budidaya Pertanian dan Perkebunan
Prof Zulkifli mengangkat orasi ilmiah berjudul 'Potensi Keanekaragaman Genetik Padi Berdasarkan Penanda RAPD dan Identifikasi Gen Ketahanan Terhadap Genangan dan Kekeringan'
Indonesia dikenal sebagai salah satu pusat keanekaragaman hayati dunia, bahkan disebut Negara mega-biodiversity.
Indonesia pun kaya dengan sumber plasma nutfah dibandingkan negara-negara lain di dunia. Plasma nutfah tanaman pangan merupakan aset penting yang harus dilestarikan.
"Di dalam plasma nutfah terkandung sifat-sifat yang diperlukan untuk pembentukan atau perbaikan sifat varietas unggul yang diinginkan," kata Prof Zulkifli.
"Plasma nutfah tidak ternilai harganya untuk, misalnya, perbaikan varietas di masa depan," lanjutnya.
Petani pun dinilai lebih leluasa dan lebih murah bila melakukan pertukaran benih lokal dengan sesama petani.
Penggunaan benih unggul-hibrida, petani memiliki hak pemanfaatan yang relatif terbatas. Secara hukum petani harus membeli benih hibrida dari pabrik yang memproduksinya setiap kali petani hendak menanamnya untuk kepentingan komersial.
"Explorasi plasma nutfah tanaman padi lokal adalah suatu kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, dan meneliti jenis tanaman padi lokal, guna mengamankan dari kepunahannya dan memanfaatkannya sebagai sumber dalam perbaikan atau pembentukan varietas unggul baru dengan sifat-sifat yang diinginkan. Eksplorasi plasma nutfah tanaman pangan khususnya tanaman padi lokal telah dilakukan di berbagai daerah," kata Prof Zulkifli.
Dalam pengembangan padi lokal dengan varietas unggul baru, Prof Zulkifli melihat ada dua daerah yang punya potensi. Keduanya yakni Kabupaten Toraja Utara dan Enrekang.
Toraja Utara sudah memiliki beberapa jenis padi lokal yang ditanam. Diantaranya pare Bau, pare Tallang, pare Laloda, pare Birrang, pare Rogon, pare Ambo, pare Kobo, pare Lea dan pare Bumbungan. Sementara itu di daerah Enrekang padi lokal ditanam diantaranya pare Salle, pare Pulu Lotong, pare Pinjan, pare Pulu Mandoti, pare Lambau, pare Pallan, pare Solo, pare Mansur dan pare Kamida.
Hasil penelitiannya, analisis keragaman dengan penanda RAPD menempati 18 aksesi padi lokal ke dalam empat kluster. Kluster pertama terdiri atas pare Ambo, pare Birrang, pare Kobo, pare Lalodo. Kluster kedua hanya pare Pinjan. Lalu Kluster ketiga terdiri atas pare Bau, pare Pallan, pare Mansur, pare Salle, pare Rogon, pare Lambau, pare Solo, pare Kamida, pare Pulu Mandoti, pare Tallang, pare Lotong, pare Lea. Sementara Kluster keempat hanya pare Bumbungan.
Kemudian hasil identifikasi ketahanan gen terhadap genangan dengan menggunakan primer AEX1 F/R menunjukkan aksesi padi lokal pare Ambo, pare Bau, pare Birrang, pare Bumbungan, pare Kobo, pare Lalodo, pare Lea, pare Kamida, pare Lambau, pare Solo, pare Pulu Mandoti, pare Lotong, pare Pallan, pare Mansur, pare Salle dan pare Pinjan memiliki ketahanan gen terhadap genangan.
Sedangkan aksesi padi lokal pare Rogon dan pare Tallang tidak ditemukan adanya ketahanan gen terhadap genangan.
Terakhir hasil identifikasi ketahanan gen terhadap kekeringan dengan menggunakan primer RM20A dan RM228 memperlihatkan aksesi padi lokal pare Pinjan, pare Pulu Mandoti, pare Kobo, pare Mandi, pare Kasale, pare Puruk Kalokak dan pare Kombong memiliki ketahanan gen terhadap kekeringan.
Prof Dr Seri Suriani SE MSi, Profesor Bidang Ilmu Manajemen Keuangan
Prof Seri Suriani mengangkat tema orasi ilmiah 'Revolusi Finansial Berbasisi Driving Cost Efisiensi Dalam Memaksimalkan Pertumbuhan dan Keberlanjutan UMKM'
Dijelaskan ilmu manajemen keuangan mengalami transformasi besar akibat kemajuan teknologi, globalisasi, dan kompleksitas ekonomi. Ketidakpastian geopolitik, fluktuasi nilai tukar, dan dampak perubahan iklim membuat pengambilan keputusan keuangan semakin rumit.
"Ilmu ini perlu memperluas fokusnya, tidak hanya pada efisiensi pasar dan pengelolaan aset, tetapi juga pada stabilitas sistemik dan kesejahteraan masyarakat. Inovasi seperti blockchain, big data, dan kecerdasan buatan mengubah cara data keuangan dikelola, namun penggunaannya harus disertai perspektif etis dan keberlanjutan agar manfaatnya dirasakan lebih luas," kata Prof Seri Suriani.
"Paradigma baru yang menekankan keberlanjutan kini semakin penting, dengan tujuan menciptakan dampak positif tidak hanya bagi pemegang saham atau pemilik usaha, tetapi juga masyarakat dan lingkungan," lanjutnya.
Ilmu keuangan tradisional eksklusif dinilai perlu diubah menjadi lebih inklusif melalui pendidikan keuangan, akses pembiayaan mikro, dan pemberdayaan komunitas. Sementara itu resiko pelanggaran etika seperti manipulasi data dan pencucian uang juga harus diatasi dengan inovasi regulasi yang kuat.
Perspektif ini mendorong kolaborasi lintas disiplin untuk menghasilkan solusi yang relevan bagi tantangan modern.
Diantaranya pembiayaan UMKM, pengentasan kemiskinan, dan penanganan krisis iklim. Dengan pendekatan yang lebih inklusif, kritis, dan berkelanjutan, ilmu manajemen keuangan dapat membawa transformasi sosial adil dan berdampak luas.
"Sebagai Guru Besar di bidang Manajemen Keuangan, saya merekomendasikan Revolusi finansial yang merupakan solusi penting untuk mengatasi masalah keuangan yang dihadapi perusahaan dan UMKM. Dengan meningkatkan akses pembiayaan, efisiensi operasional, dan diversifikasi pendapatan, konsep ini mendukung pertumbuhan usaha secara signifikan," kata Prof Seri Suriani.
Selain itu, dibutuhkan transparansi inklusi keuangan dan dorongan untuk praktik bisnis yang berkelanjutan. Kemudian revolusi finansial yang membantu perusahaan dan UMKM mencapai keberlanjutan jangka panjang.
Menurutnya keberhasilan ini hanya dapat tercapai melalui kolaborasi pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan masyarakat. Efisiensi biaya bukan hanya alat bertahan, tetapi juga landasan bagi bisnis untuk berkembang, berinovasi, dan berkontribusi pada perekonomian.
"Saya mengajak kita semua untuk mewujudkan revolusi finansial dan menjadikan efisiensi sebagai budaya dan keberlanjutan sebagai tujuan, agar suatu bisnis UMKM dapat bersaing di tingkat global dan menjadi pilar ekonomi Indonesia," kata Prof Seri Suriani.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, Faqih Imtiyaaz
Unibos Punya 2 Guru Besar Baru Bidang Kebijakan Pembangunan dan Pertanian |
![]() |
---|
Rektor Unibos Kirim 2 Dosen ke Seminar Internasional di Tiongkok, Bahas Tantangan Perguruan Tinggi |
![]() |
---|
Daftar Lulusan Terbaik Wisuda ke-66 Unibos dan Poltekbos Makassar ke-9, Ada Raih IPK Sempurna 4,00 |
![]() |
---|
4.653 Mahasiswa Baru Unibos Makassar Ikut PKKMB 2024 |
![]() |
---|
Rektor UPN Veteran Yogyakarta Bicara Peluang dan Tantangan Transformasi Ekonomi Digital di Unibos |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.