Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Deng Ical Minta Komdigi Libatkan Ras Terkuat di Bumi Bumikan Aturan Pembatasan Medsos pada Anak

Ibu-ibu dinilai politisi PKB yang pernah menjabat Walikota Makassar itu adalah tulang punggung pembentukan karakter anak

Editor: AS Kambie
DOK TRIBUN TIMUR
Anggota Komisi I DPR RI sekaligus Anggota Panja Judi Online, Syamsu Rizal MI Deng Ical. 

TRIBUN-TIMUR.COM – Komisi I DPR RI menilai pembatasan penggunaan sosial media pada anak didik perlu keterlibatan ras terkuat dimuka bumi, yakin kaum perempuan, khususnya Ibu. 

 “Pembatasan medsos pada anak perlu libatkan ras terkuat dimuka bumi, ya kaum perempuan, kaum ibu. Kalau tidak dilibatkan bisa tidak berjalan itu,” kata anggota Komisi I DPR RI H Syamsu Rizal MI Deng Ical, Sabtu, 18 Desember 2025. 

Ibu-ibu dinilai politisi PKB yang pernah menjabat Walikota Makassar itu adalah tulang punggung pembentukan karakter anak. Hingga penting dilibatkan secara langsung dalam pembatasan medsos pada anak. 

 “Kalau diibaratkan di dunia sepakbola, ibu-ibu itu seperti keeper Maarten Paes nya Timnas Indonesia. Pembatasan medsos anak-anak akan menjadi efektif karena bisa diarahkan oleh ibu atau kakak perempuannya,” kata politisi yang akrab disapa Deng Ical

 Kaum perempuan di era digital ujar Deng Ical, menjadi salah satu obyek yang sangat terdampak, khususnya dalam penggunaan sosial media. “Jika anak terkena efek negatif sosmed, maka yang pertama menderita itu jelas ibunya, “ katanya. 

 Di sisi lain, Deng Ical yang dikenal memiliki kepedulian dan ketertarikan pada dunia pendidikan melihat kaum ibu juga menjadi korban sosmed. Dengan intensitas tinggi dalam menggunakan sosmed tanpa disadari, si Ibu kata Deng Ical sudah terjangkit penyakit baru di era digital.

 “Sebutannya Brain Rot, satu kondisi yang tidak disadari terjadinya penurunan intelektualitas akibat terlalu sering nonton konten receh, hiburan durasi pendek, cuplikan atau potongan even. Ini yang sering terjadi di kalangan kaum perempuan, yang sukanya konten receh itu, ” tukasnya. Mereka jadi lupa kritis dan jarang menggunakan analisa.

Perempuan, secara khusus kaum Ibu di mana Deng Ical adalah seorang pendidik bagi anak-anaknya. “Ibu kan madrasah pertamanya anak, kalau sudah terkena Brain Rot bagaimana kualitas pendidikan anak dirumah?” katanya mempertanyakan. 

Sebelum menjadi sebuah gagasan yang diseriusi pemerintah, rencana membuat regulasi pembatasan penggunaan sosial media untuk anak, maka kaum Ibu perlu dimasukan dalam nomenkaltur aturan yang mendapatkan bimbingan literasi sosial media. 

 “Saya ingin, dalam aturan batasan sosmed itu ada tertuang bagaimana negara hadir memberikan Literasi Sosial Media khusus bagi kaum Ibu. Ini perlu dilakukan entah bagaimana formatnya, nanti kita diskusikan ke Komdigi, “ kata Deng Ical

 Kuliah Lagi Demi Anak dan Generasi Emas

Untuk memberikan pemahaman komprehensif bagi anak, tidak salah bila pemerintah mewacanakan untuk membuka kelas kuliah khusus bagi ibu-ibu. Bahkan sampai sarjana, atau double degree bagi ibu yang sudah sarjana.

Materi dan proses kuliahnya tentu menyesuaikan dengan ketersediaan waktu. Tugas pokok tetap mengatur rumah tangga. Tapi meningkatkan pengetahuan dan wawasan mendidik anak juga tidak kalah pentingnya.

Pemerintah bisa menggandeng Perguruan Tinggi atau lembaga pendidikan lainnya yang mampu mengUpgrade literasi digital ibu-ibu sehingga Cakap untuk diajak berdiskusi dengan anak-anak.

 SPAK Satuan Pendidikan Anti Korupsi

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved