Pengacara Ditembak di Bone
Farid Mamma Tantang Kapolda Sulsel: Tangkap Penembak Rudi S Gani dalam 2 Minggu
Kasus penembakan pengacara Rudi S Gani menjadi tamparan bagi kapolda selaku pimpinan tertinggi kepolisian di Sulsel.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Farid Mamma, advokat senior yang juga anggota Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Sulawesi Selatan geram atas kasus penembakan Rudi S Gani.
Rudi S Gani merupakan pengacara yang tewas ditembak Orang Tak Dikenal (OTK) di malam tahun baru.
Hingga kini polisi belum berhasil menangkap penembak sang pengacara itu.
Farid Mamma pun menantang kapolda Sulsel untuk segera menangkap penembak Rudi S Gani.
"Kami tantang kepolisian tangkap pelaku dalam dua minggu. Jika dalam tempo itu pihak kepolisian belum mampu mendapatkan pelaku, mohon maaf, polisi tidak profesional," ujar Farid dalam Podcast Ngobrol Virtual Tribun Timur, Jumat (3/1/2025).
Jika dalam dua minggu sejak insiden belum ada titik terang, ia bersama rekan pengacara lainnya akan membawa kasus ini ke Mabes Polri.
Ia menuturkan, kasus penembakan ini menjadi tamparan bagi kapolda selaku pimpinan tertinggi kepolisian di Sulsel.
Apalagi kasus ini pertama kalinya di Sulsel.
"Kalau pelaku tidak ditangkap, kami para pengacara juga khawatir," ujarnya.
Terkait hubungannya dengan kasus ditangani Rudi, ia tak mau berspekulasi.
Baca juga: DPRD Bone Turun Tangan, Polisi Didesak Segera Tangkap Penembak Pengacara Rudi
Ia hanya berharap kasus yang menimpa rekan sejawatnya jadi atensi pihak kepolisian.
"Informasi dari 47 perkara yang ditangani, kita bisa melihat siapa-siapa di balik semua ini. Adakah hubungannya atau tidak. Sampai sekarang penyebab meninggalnya Rudi kami belum tahu dan kami juga tak ingin berspekulasi," jelasnya.
Sebelumnya, Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono berjanji dalam waktu dekat, kasus penembakan pengacara Rudi S Gani bisa terungkap.
"Pak Jenderal janji dalam waktu dekat, kasusnya bisa terungkap," kata Ketua Dewan Kehormatan Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Sulsel Tadjuddin Rachman (67) mengutip perkataan Kapolda Sulsel, usai bertemu di Mapolda Sulsel, Jl Perintis Kemerdekaan Km 19, Biringkanaya, Kota Makassar, Kamis (2/1/2025).
Mengutip Kapolda, Tadjuddin menjelaskan, polisi lokal sejak Selasa malam, sudah menerjunkan tim dari Watampone dan Krimum Polda Sulsel untuk olah TKP dan pengumpulan alat bukti.
Selain tim dari Polres Bone, kemarin Polda juga instruksikan ke Direktur Kriminal Umum (dirkrimum) Kombes Pol Jamaluddin dan Dansat Brimob Polda Sulsel untuk amankan tempat kejadian perkara.
Bersama sekitar 70 advokat, staf ahli bidang hukum DPRD Sulsel ini, menemui jenderal bintang dua itu di selasar utama mapolda.
Pertemuan tak terjadwal itu berlangsung sekitar 15 menit.
"Kita memang datang mendadak, dan Pak Kapolda beberapa kali menegaskan komitmennya," ujar sahabat seangkatan Mahfud MD di UII Jogyakarta ini.
Tadjuddin menjadi juru bicara dan di audiens dan penyampaian aspirasi ini.
Sebelum diterima kapolda, Tadjuddin cs bertemu dengan Kabid Propam Polda Sulsel KBP Zulham Effendy.
Tadjuddin menyebut selama 42 tahun jadi pengacara baru kali inilah ada insiden menyasar advokat.
"Sering ada kejadian, teror tapi sampai penembakan di depan keluarga belum pernah terjadi," ujar advokat senior ini.
Dia juga menyebut, pihak Peradi Sulsel juga sudah membentuk tim investigasi khusus dan tim pengawal penyidikan kasus ini.
Detik-detik Penembakan
Rudi S Gani tewa ditembak OTK di Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan jelang pergantian tahun, Selasa (31/12/2024).
Istri Rudi S Gani, Hj Maryam (45) menceritakan detik-detik dugaan penembakan terhadap sang suami.
Maryam mengatakan saat kejadian, ia dan Rudi tengah berkumpul di rumah dengan sanak keluarga.
Mereka membuat acara makan bersama sembari menunggu malam pergantian tahun.
"Kita sementara makan-makan sama keluarga, tiba-tiba ada suara ledakan langsung dia (Rudi) tergeletak," kata Maryam.
Maryam menyaksikan suaminya tumbang tepat di sampingnya.
Meski demikian, Maryam mengaku tidak mengetahui pasti sumber ledakan.

Pasalnya, di sekeliling rumahnya di Desa Pattuku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, suasananya tidak begitu terang.
"Tidak ada saya lihat (orang di luar rumah) karena gelap juga, karena ada mobil terparkir di depan jadi di belakangnya agak gelap," ujarnya.
Maryam juga mengaku, tidak begitu memperhatikan suasana sekitar lantaran sementara makan.
"Tidak ada kita perhatikan karena sementara makan," ucapnya.
Saat sang suami tumbang, Maryam sempat menduga korban mengalami pecah pembuluh darah.
"(Awalnya) saya belum lihat luka, pemikiran saya itu pecah pembuluh darah, karena ada darah keluar," terang Maryam.
"Saya periksa ternyata tidak, saya bersihkan (darahnya) ternyata ada memar di samping hidung," sambungnya.
Maryam baru sadar suaminya menjadi korban penembakan setelah dibawa ke puskesmas dan diperiksa oleh polisi.
Keluarga baru tahu, suaminya jadi korban penembakan justru saat di puskesmas.
"Baru saya tahu waktu ada polisi bilang di puskesmas bahwa ini ditembaki, ditembak," bebernya.
Ditembak Senapan Angin dari Jarak 20 Meter
Pengacara Rudi S Gani dipastikan tewas karena tertembus peluru di bagian wajah.
Berdasarkan hasil autopsi terhadap jenazah almarhum, pelaku diperkirakan menembak korban dengan menggunakan senjata angin dari jarak kurang lebih 20 meter.
“Hasil otopsi korban mengalami luka tembak di bagian muka bawah mata kanan,” kata Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Didik Supranoto saat ditemui wartawan di kantornya, Kamis (2/1/2025) siang.
Akibat tembakan orang tak dikenal (OTK) itu, lanjut Didik, peluru bersarang di tulang leher korban.
“Kemudian peluru bersarang di tulang leher,” ujar perwira menengah tiga melati ini. Proyektil itu kata Didik, telah dibawa tim Labfor untuk diselidiki.
Didik mengatakan, Tim Labfor telah meneliti proyektil peluru yang bersarang di tulang leher korban.
Hasilnya kata dia, peluru tersebut bukan dimuntahkan dari jenis senjata api.
“Proyektil dibawa ke Labfor dan pihak Labfor menyatakan peluru itu merupakan peluru senapan angin, bukan senjata api,” kata Kombes Pol Didik Supranoto ditemui wartawan di kantornya, Kamis (2/1/2025).
Meski demikian, pihaknya mengaku masih menyelidiki lebih lanjut terkait peluru yang digunakan pelaku.
“Peluru tersebut kaliber 8 milimeter, sekarang masih dalam penyelidikan,” jelasnya.
Berdasarkan informasi yang didapat, pelaku diperkirakan menggunakan senapan jenis Pre-Charged Pneumatic (PCP) atau tabung angin semiotomatik. Senapan angin ini termasuk senjata yang dijual bebas di pasaran.
Pellet PCP atau pelurunya bermaterial tembaga alumunium. Bukan logam timbal seperti peluru senjata api organik milik aparat.
Laboratorium forensik Polda Sulsel juga mengidentifikasi kalibrasi atau ukuran pellet terbilang besar kaliber 8 mm (milimeter).
Pellet seukuran biji kacang tanah itu sejatinya untuk satwa atau kertas target olahraga menembak.
Namun, di kasus penembakan di malam Tahun Baru 2025 ini menyasar organ vital pengacara anggota perhimpunan advokat Indonesia (Peradi) Sulsel itu.
Tim gabungan penyidik direktorat reserse dan kriminal umum dan forensik Polda Sulsel, masih menyidik kasus menghebohkan ini.
Selain aparat polisi, tim pengacara dan penyidik partikelir dari Peradi Sulsel, juga dilaporkan tengah mengumpulkan bukti, petunjuk, keterangan, dugaan motif, dan latar belakang kasus ini.
Olah TKP
Dalam perkembangan lainnya, Tim Laboratorium Forensik Polda Sulsel, telah melakuan olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah almarhum, Desa Pattuku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Rabu (1/1/2025) sore.
Olah TKP itu diperlukan untuk penyelidikan terkait insiden maut di malam pergantian tahun tersebut.
Dari dokumentasi foto yang diterima, tampak personel Tim Labfor menganalisa sekitar lokasi rumah korban.
Selain itu, sekeliling rumah korban juga tampak telah dipasangi garis polisi.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Sulsel Kombes Pol Jamaluddin Farti yang dikonfirmasi, mengaku telah mengerahkan tim khusus menyelidiki kasus itu.
“Dari Labfor Polda juga diturunkan untuk backup olah TKP. Tim Resmob Polda juga backup untuk pengungkapannya,” jelas Kombes Pol Jamaluddin Farti.(*)
Peradi Sesalkan Polisi, Penembak Pengacara Rudi S Gani Masih Misterius hingga HUT Bhayangkara |
![]() |
---|
6 Bulan Berlalu, Kasus Penembakan Rudi S Gani Pengacara di Bone Masih Misteri |
![]() |
---|
Aktivis Bone Soroti Lambannya Kinerja Polisi Bongkar Kasus Penembakan Rudi S Gani |
![]() |
---|
Ternyata Ini Sebab Polisi Sulit Tangkap Penembak Rudi S Gani, Padahal Sudah 62 Saksi Diperiksa |
![]() |
---|
Warga Heran, Hampir Sebulan Penembak Pengacara Rudi S Gani di Bone Belum Ditangkap |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.