Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sindikat Uang Palsu UIN

Punya Peran Vital Uang Palsu Andi Ibrahim Cs di UIN Alauddin, Mengapa ASS Tak Masuk DPO Polisi?

Sudah ada 17 orang ditangkap kasus uang palsu UIN, termasuk Kepala Perpustakaan UIN Alauddin, Andi Ibrahim.

Editor: Sudirman
Ist
AKBP Reonald Simanjuntak dan Andi Ibrahim. AKBP Reonald menyebut ASS bukanlah DPO kasus uang palsu UIN Alauddin. 

"Tolong hadir dan berikan keterangan yang kami butuhkan dalam pemeriksaan ini," jelasnya

Peran Vital ASS

Nama ASS mencuat dalam kasus peredaran uang palsu yang diproduksi di dalam kampus Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM), Samata, Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel). 

Sosok ASS dikabarkan seorang pengusaha tersebut, disebut memiliki peran sentral dalam kasus peredaran uang palsu itu.

Hal ini diungkapkan Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono saat konferensi pers di Mapolres Gowa, Kamis (19/12/2024) siang.

Menurut Yudhiawan, sebelum mesin pencetak uang palsu ditemukan di kampus UINAM, polisi terlebih dahulu mendatangi rumah yang berada di Jl Sunu 3, Kota Makassar, ternyata milik ASS.

"Kalau kita lihat dari TKP tempat cetak uang palsu, jadi di rumah saudara ASS di Jl Sunu, Kota Makassar. Kemudian juga ada di Jl Yasin Limpo (UINAM), Gowa," kata Irjen Pol Yudhiawan.

Awalnya produksi uang palsu itu berlangsung di rumah ASS di Jl Sunu 3, Kota Makassar. 

Namun karena jumlah uang yang akan dicetak semakin besar, mereka membutuhkan mesin dengan kapasitas lebih besar, yang akhirnya dipindahkan ke UINAM.

"Awalnya ditemukan di Jl Sunu Makassar, karena sudah mulai membutuhkan jumlah yang lebih besar, maka mereka membutuhkan alat yang lebih besar. Tadinya mereka menggunakan alat kecil," sebutnya.

Alat yang ditemukan di Perpustakaan UINAM itu, kata Yudhiawan, dibeli seharga Rp 600 juta. 

Mesin cetak uang palsu diperkirakan berbobot dua ton itu, didatangkan langsung dari China lewat Surabaya.

"Alat besar itu senilai Rp 600 juta dibeli di Surabaya, namun dipesan dari China. Alat itu dimasukkan oleh salah satu tersangka inisial AI ke dalam salah satu kampus di Gowa," bebernya.

Lebih lanjut Yudhiawan memaparkan, dalam kasus ini ada tiga sosok memiliki peran sentral. Salah satunya adalah ASS.

"Jadi mereka di balik 17 orang ini, perannya berbeda, tapi peran sentralnya ada pada saudara AI, saudara S, saudara ASS, dan ada juga yang DPO," jelas Yudhiawan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved