Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Catatan Akhir Tahun: Menuju Sulsel Emas, Gemas, atau Cemas?

Apakah tahun ini menjadi tahun emas bagi provinsi ini, atau justru tahun yang penuh gemas dan justru menuju titik kecemasan?

Editor: Sudirman
zoom-inlihat foto Catatan Akhir Tahun: Menuju Sulsel Emas, Gemas, atau Cemas?
Ist
Ismail Suardi Wekke, Pangerang Petta Rani Fellowship

Oleh: Ismail Suardi Wekke

Pangerang Petta Rani Fellowship

TRIBUN-TIMUR.COM - AKHIR tahun menjadi momen refleksi dan proyeksi. Sulawesi Selatan (Sulsel), dengan segala dinamikanya, tak luput dari sorotan.

Apakah tahun ini menjadi tahun emas bagi provinsi ini, atau justru tahun yang penuh gemas dan justru menuju titik
kecemasan? Mari kita telaah lebih dalam.

Sulsel telah menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Sektor pariwisata, pertambangan, dan pertanian menjadi tulang punggung ekonomi daerah. Proyek-proyek infrastruktur yang masif, seperti pembangunan jalan antar kabupaten.

Begitu pula dengan adanya tol dan pelabuhan, serta Makassar New Port. Ini semua diharapkan dapat semakin meningkatkan
konektivitas dan daya saing daerah.

Namun, di balik gemerlap pertumbuhan ekonomi, terdapat sejumlah tantangan yang perlu diatasi. Kesenjangan sosial perlu dilihat “apakah menjadi perhatian serius untuk diatasi?”.

Pertumbuhan ekonomi yang tidak merata seringkali memicu ketimpangan dan ketidakpuasan masyarakat.

Selain itu, isu lingkungan seperti kerusakan hutan dan pencemaran juga perlu menjadi perhatian serius.

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia turut memberikan dampak yang signifikan terhadap ekonomi Sulsel.

Sektor pariwisata yang menjadi salah satu sumber pendapatan utama daerah mengalami penurunan yang drastis.

Meskipun pemerintah telah berupaya untuk memulihkan sektor pariwisata, namun proses pemulihan ini membutuhkan waktu yang tidak singkat.

Belum lagi banjir melanda daerah utama, Makassar, Maros, Pangkep, sampai ke Barru.

Ini jalur yang menghubungkan selatan dan utara. Ketika banjir melanda, maka tentu saja dengan mudah disimpulkan bahwa serapan pohon terhadap debit air, tidak lagi memadai.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved