Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini Aswar Hasan

Cetak Uang Palsu di UINAM

Pasalnya, institusi pendidikan keagamaan umumnya dianggap sebagai tempat yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan spiritual.

|
Editor: Sudirman
Ist
Aswar Hasan, Dosen Fisipol Unhas 

Anda tidak cukup menyatakan itu adalah oknum. Akui bahwa itu anggota rumah Anda.

Juga tidak cukup Anda menyatakan akan memberi sanksi tegas kepada anggota rumah Anda yang melakukan kejahatan itu. Murid SMA juga bisa menyatakan itu. 

Kenapa Anda menunggu polisi memberitahu Anda bahwa ada kejahatan terjadi di rumah Anda.

Harga kejahatan yang dilakukan oleh anggota, dan terjadi di rumah Anda belum sebanding dengan pengunduran diri sebagai rektor (kepala rumah) UIN Alauddin. 

Tapi, dengan mengundurkan diri, itu adalah sifat satria, mengakui bahwa Anda ikut bersalah di dalam terjadinya kejahatan itu. Tidak mundur bisa berarti pengecut.

Karena tidak mau menerima kejahatan anggota rumah sendiri, (yang awalnya) sesungguhnya oleh kesalahan kepala rumah yang tidak melaksanakan fungsi pengawasan terhadap suasana rumah. 

Tetaplah tegak dan tegar di atas sampah peradaban yang terjadi ini. Lakukan investigasi, berapa anggota keluarga yang terlibat,.. ada sindikat atau tidak,... seraya polisi juga berinvestigasi.

Jangan kuatir bila dua investigasi itu ada perbedaan. Belum lagi kalau  wartawan ikut investigasi. Nah, kalau rektor kuatir dengan hal itu, saya memintanya mundur.

Kini, terserah Anda, menimpakan seluruh kejahatan kepada anggota Anda sendiri dengan menyebutnya oknum, dan itu kepengecutan, atau Anda mundur sebagai rektor sebagai bukti kepala rumah yang bertanggung jawab, ksatria, bukan pengecut.(Tribun Timur, 16 /12-2024).

Ada beberapa faktor kompleks yang mungkin menjadi penyebab terjadinya hal tersebut, diantaranya: Lingkungan yang dianggap aman.

Lingkungan kampus yang dianggap aman dan terisolasi dapat memberikan rasa aman bagi pelaku untuk melakukan aktivitas ilegal tanpa terlalu khawatir akan ketahuan.

Di samping itu kurangnya pengawasan. Sistem pengawasan yang kurang ketat di lingkungan kampus dapat memberikan peluang bagi pelaku untuk melakukan aktivitas ilegal tanpa terdeteksi, adanya celah dalam sistem.

Adanya celah dalam sistem keamanan atau prosedur kampus dapat dimanfaatkan oleh pelaku untuk melakukan aksinya.
Faktor-faktor di atas saling berkaitan dan dapat saling memperkuat.

Namun, kasus ini menjadi pengingat bahwa masalah kriminalitas dapat terjadi di mana saja, termasuk di lingkungan yang dianggap suci.

Untuk mencegah terjadinya kasus serupa di masa depan, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak, antara lain: Penguatan nilai-nilai agama. Menanamkan nilai-nilai kejujuran, integritas, dan tanggung jawab sejak dini.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved