Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Wawancara Eksklusif Tribun Timur

Pilgub Sulsel 2024 Sukses? Partisipasi Pemilih di Enrekang Tertinggi, Makassar Terendah

Dalam Podcast Ngobrol Politik Tribun Timur edisi Selasa (17/12/2424) hadir Komisioner KPU Sulsel, Hasruddin Husain.

Penulis: Hasriyani Latif | Editor: Hasriyani Latif
Tribun Timur
Komisioner KPU Sulsel, Hasruddin Husain dalam Podcast Ngobrol Politik Tribun Timur, Selasa (17/12/2424). 

==Partisipasi Masyarakat pada Pemilihan Gubernur Sulsel==

Enrekang Teratas, Makassar Terendah

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Partisipasi masyarakat dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Pilgub Sulsel) 2024 cukup tinggi dibanding perhelatan sebelumnya.

KPU menilai capaian ini menunjukkan peningkatan kesadaran masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya.

Dalam Podcast Ngobrol Politik Tribun Timur edisi Selasa (17/12/2424) hadir Komisioner KPU Sulsel, Hasruddin Husain memaparkan seperti apa partisipasi dalam Pilgub Sulsel 2024. 

Dipandu Host Annisa Husnuzhan, berikut petikan wawancaranya:

Tingkat partisipasi pemilih?

Pilgub 2024 tertinggi dibanding pilkada sebelumnya. Tahun 2013 tingkat partisipasi 68 persen, tahun 2018 partisipasinya 69,5 persen, dan Alhamdulillah berkat partisipasi masyarakat yang punya kesadaran politik, paham tentang pentingnya masyarakat sebagai pemilih maka tingkat partipasi pemilih di 2024 mencapai 71,5 persen. Ini tentu jadi capaian luar biasa.

Meningkatkan partisipasi pemilih?

KPU bekerja sesuai dengan PKPU Nomor 9 Tahun 2002. Bahwa dalam kegiatan sosialisasi, KPU mendatangi pemilih berdasarkan segmentasi. Seperti pemilih pemula, pemuda. Melalui program kegiatan prioritas dan terintegrasi yang kami canangkan di awal mulainya tahapan. KPU merumuskan program-program apa saja yang bisa menyentuh masyarakat, terutama pemilih pemula dan pemuda di atas 50 persen. Program ini kami coba rumuskan dalam bentuk kebijakan yang terintegrasi dengan 24 kabupaten/kota.

Program seperti apa?

Sebelum masuk tahapan pilkada, KPU Sulsel melakukan riset. Hasil riset ditemukan sesuatu yang kerap jadi masalah, yakni netralitas ASN, politik uang, dan hoaks. Ini menjadi roadmap KPU dalam menyusun program. Misalnya kerja sama dengan Unhas mengirim mahasiswa ke 24 kabupaten/kota melalui KKN Tematik. Mahasiswa sebanyak 260 orang dibekali tentang bagaimana jadi pemilih cerdas.
Kegiatan lainnya, Kafe Demokrasi. Ada sekitar 96 kafe di Sulsel yang kita sasar untuk diskusi bareng mahasiswa. KPU juga nobar film 'Tepatilah Janji'. Kami juga sentuh UMKM sampai komunitas, Pilkada Run yang mencetak Rekor Muri.

Kabupaten dengan partisipasi tertinggi?

Berdasarkan hasil rekap KPU, lima kabupaten tertinggi yakni Enrekang 81,17 persen, Parepare 80.85 persen, Soppeng 78,90 persen, Selayar 78,65 persen, dan Bantaeng 78,06 persen. 

Kabupaten terendah?

Partisipasi terendah Kota Makassar 58 persen. Pasca Pilgub kami dua kali evaluasi apa penyebabnya. Ternyata satu hal yang jadi masalah bahwa di Makassar banyak pemilih yang berasal dari luar. Tentu ini jadi tantangan kami ke depan seperti apa perumusan strategi.

Tantangan di lapangan?

Netralitas, politik uang, hoaks, selalu jadi masalah di Pilkada. Politik uang, misalnya sudah jadi kebrutalan demokrasi. 

Strategi menjangkau daerah terpencil?

Misalnya di Luwu Timur ada satu dusun di Mangkutana yang sudah jadi kultur sejak dulu tidak mau ke TPS. Alasannya, jika bupati/gubernur terpilih berbuat salah maka mereka ikut berdosa. Sama dengan wilayah kepulauan di Selayar. 
Jadi PPK/PPS diundang dan dibekali sebagai trainer. KPU memanfaatkan penyelenggara adhoc bukan hanya menyampaikan informasi tapi mengubah perilaku masyarakat. Sampai hari ini kami mengklaim bahwa beberapa program prioritas tersampaikan dengan baik ke pemilih di kepulauan.  

Mempertahankan partisipasi?

Apa yang kami lakukan melalui program prioritas, terintegrasi satu sama lain. Apapun yang KPU Sulsel lakukan, 24 kabupaten/kota 313 kecamatan sudah harus melakukan kegiatan serupa. KPU Sulsel tidak lagi melakukan program secara mandiri. 

Daerah terkendala signal?

Di Sulsel hampir semua daerah bisa terakses, kecuali wilayah pegunungan di mana kita tidak bisa andalkan teknologi karena kendala signal. Jadi kami metode langsung, mengumpulkan mereka dalam satu desa.  

Partisipasi masyarakat jadi KPPS?

Setiap tahapan pilkada, kami terkadang kesulitan merekrut KPPS. Kami berharap yang menjadi KPPS adalah kelompok pemuda.

Sulsel zona merah?

Sulsel ini aman, sejuk karena masyarakatnya sudah cerdas. Ada dinamika di beberapa daerah tapi berkat kerja sama KPU, bawaslu, polisi, TNI, dan kelompok keagamaan yang berperan serta dan terlibat langsung sehingga kita melalui pilkada dengan aman.

(Tribun-Timur.com/hasriyani latif)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved