Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilkada 2024

2 Kader PPP Kalah di Pilkada Sulsel, Prof Sukri: Harus Berbenah

Meskipun diusung dengan sejumlah tokoh potensial, kekalahan mengindikasikan adanya tantangan besar yang harus dihadapi PPP.

Penulis: Renaldi Cahyadi | Editor: Hasriyani Latif
Tribun Timur
Pengamat politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Sukri Tamma. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) gagal meraih kursi dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Sulawesi Selatan.

Dua kandidat unggulan mereka tumbang di Kabupaten Gowa dan Barru

Meskipun diusung dengan sejumlah tokoh potensial, kekalahan ini mengindikasikan adanya tantangan besar yang harus dihadapi partai berlambang kakbah itu.

Mereka yang tumbang adalah Wakil Ketua PPP Amir Uskara dan mantan Anggota DPR RI Muh Aras.

Pengamat politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Sukri Tamma mengatakan PPP harus segera melakukan pembenahan secara menyeluruh. 

Ia menilai meskipun PPP memiliki tokoh-tokoh yang berkualitas, strategi partai dalam mendekati masyarakat terbilang kurang agresif. 

"PPP tidak berhasil mengunci realitas pemilih dan loyalitas pendukungnya," katanya saat dihubungi Tribun-Timur.com, Jumat (13/12/2024).

Meskipun PPP memiliki tokoh-tokoh berpengalaman seperti Amir Uskara, yang dikenal luas di Sulsel dan bahkan tingkat nasional, kegagalan dalam Pilkada menjadi catatan penting bagi partai tersebut. 

“Pak Amir Uskara adalah salah satu tokoh besar di Sulsel dan sudah malang melintang, baik di tingkat provinsi maupun nasional," ungkapnya.

"Mestinya beliau bisa menjadi patron politik yang kuat. Namun kenyataannya, PPP justru gagal memenangkan posisi kepala daerah,” tambahnya.

Baca juga: Dua Kader PPP Tumbang di Pilkada Sulsel: Amir Uskara Kalah di Gowa, Muhammad Aras Keok di Barru

Menurut Prof Sukri, PPP merupakan partai yang sudah lama berdiri, sejak era Orde Baru, namun PPP kalah bersaing dengan partai-partai baru yang mulai menunjukkan kekuatan mereka. 

Sebagai partai lama, PPP seharusnya sudah memiliki basis pemilih tradisional yang loyal. 

Namun kenyataannya, meskipun PPP telah lama berdiri, dukungan pemilih terhadap mereka tetap fluktuatif dan belum stabil. 

"Bahkan di beberapa daerah, PPP kalah bersaing dengan partai-partai baru seperti Nasdem, yang meskipun baru tiga kali mengikuti pemilu, kini sudah menguasai beberapa daerah di Sulsel dengan bupati sebagai pemimpin," tuturnya.

Ia juga menekankan adanya perbedaan kecenderungan pemilih antara pemilu legislatif dan Pilkada yang mempengaruhi hasil yang diperoleh oleh partai.

Namun, Prof Sukri juga mengingatkan bahwa kegagalan ini seharusnya tidak menjadi alasan untuk saling menyalahkan.

"Masih ada waktu lima tahun ke depan untuk membangun kembali kepercayaan publik dan kekuatan partai," ujarnya.

Lanjut Prof Sukri, ia menegaskan jika PPP perlu melakukan evaluasi mendalam dan mencari strategi baru untuk memenangkan hati pemilih.

Hal itu agar PPP bisa bangkit dan kembali menjadi kekuatan politik yang signifikan di Sulsel.

"Kekalahan ini menjadi tantangan besar bagi PPP di Sulsel, yang harus segera mengevaluasi strategi dan memperbaiki struktur partai jika ingin kembali bersaing dalam Pilkada mendatang," jelasnya.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved