Alasan tak Logis Aipda Cerita Diguna-guna Mantan Istri
Kesaksian mengenai Aipda Nikson Pangaribuan juga diungkapkan oleh Ketua RT 2 Kabupaten Bogor, Hamid (65).
TRIBUN-TIMUR.COM, BOGOR - Kesaksian mengenai Aipda Nikson Pangaribuan juga diungkapkan oleh Hamid (65), Ketua RT 2 RW 4 Desa Dayeuh, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Ketua lingkungan di tempat korban dan pelaku tinggal itu menceritakan bahwa keluarga Herlina Sianipar merupakan keluarga yang baik dan tak pernah bermasalah dengan tetangga.
Meski tak pernah mengikuti kegiatan warga karena posisi rumahnya di pinggir jalan raya dan tak dekat dari pemukiman warga lain, namun keluarga Herlina selalu bertegur sapa ketika bertemu warga di sana.
Aipda Nikson pun begitu.
Hamid menyebut pelaku kerap menyapa siapapun yang bertemu dengannya meski bukan orang yang mudah bergaul dengan warga lainnya.
"Orangnya sia-sia, aing-aing lah (tak peduli). Gitu kan istilahnya," ucap Hamid.
Hamid mengaku terakhir bertemu Aipda Nikson sekitar seminggu yang lalu.
Saat itu, Hamid diajak masuk ke dalam rumahnya untuk meneguk segelas kopi hangat yang dibuat langsung oleh tangan Aipda Nikson.
Hamid tak menyangka jika kedatangannya itu menjadi pertemuan terakhir dirinya dengan ibu Aipda Nikson yang sempat bertanya karena sudah lama tak melihat Hamid itu.
Meski begitu, kata Hamid, terkadang tingkah laku Aipda Nikson kerap membuat dirinya bingung.
Perangai seperti orang yang mengalami stres juga beberapa kali ditunjukkan oleh Aipda Nikson.
Sampai pada suatu hari tepatnya sekitar bulan September 2024, Hamid yang saat itu baru pulang dari desa lain melihat Aipda Nikson tengah marah-marah di atas sepeda motornya di depan sebuah rumah.
Entah apa yang dipermasalahkan saat itu.
Tubuh tinggi dan besarnya itu membuat Hamid tak berani bertanya banyak saat Aipda Nikson memarahi karyawan seorang bos besar bernama Deden karena kekayaannya di kampungnya tersebut.
"Dia (Aipda Nikson) kan ke sana (rumah bos Deden), ada anak buahnya Deden, Namanya Islaw. Saya lagi lewat. Dia (Aipda Nikson) lagi ngomel tuh, ngomelin si Islaw. 'Sini lu gue matiin lu' gitu," ungkapnya.
Beruntung, saat itu tak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan karena Hamid meminta Islaw untuk tidak keluar rumah dengan menggunakan isyarat dari kejauhan.
Tak lama dari situ, Hamid mendapat penjelasan dari Aipda Nikson mengapa kala itu dia marah-marah.
Tak disangka, Aipda Nikson mengaku kalau dirinya terkena guna-guna dari mantan istrinya seminggu sebelum kejadian itu.
"Istrinya di Ciamis sekarang. Waktu masih nikah di Cikarang tinggalnya. Semenjak cerai (Aipda Nikson tinggal) di rumah ibunya. Ada setahun lalu cerainya," jelasnya.
"(Alasan kenapa marah-marah) mungkin ya karena dia malu ya si Nikson. Katanya 'maaf, saya dulu pernah negor anak buahnya Deden. Saya diguna-guna istri saya," sambungnya.
Korban Tanya Anak Tetangga
Sementara itu sepasang suami-istri bernama Bahrul Ulum (50) dan Esih (38), tetangga yang tinggal di seberang rumah Herlina pun menjadi saksi jika korban dan keluarga tak pernah bermasalah.
Mereka tak menyangka jika telah terjadi pembunuhan sadis di depan rumahnya yang dijadikan tempat usaha jual-beli barang-barang bekas seperti besi tua hingga kardus itu.
Malam itu, memang Bahrul Ulum dan keluarga mengaku tidak mengetahui jika ada peristiwa tersebut karena gerbang rumah yang terbuat dari seng sudah tertutup. Saat itu, mereka sudah lelap tertidur.
"Kalau ngobrol sih masih suka, tapi kalau waktu kejadiannya enggak tahu, tahunya malah pas pagi-pagi, waktu malam itu malah enggak tahu sama sekali," kata Bahrul Ulum.
Herlina dan Aipda Nikson, disebut Bahrul Ulum kerap menyapa keluarganya selama bertetangga kurang lebih 18 tahun lamanya.
Bahkan, korban beberapa kali menjual kardus bekas sembako kepadanya.
Sang istri, Esih juga mempunyai pandangan yang sama dengan Bahrul Ulum.
Keluarga Herlina disebutnya tidak pernah mempunyai masalah dengan para tetangganya tersebut.
Esih pun mengaku terakhir dia bertegur sapa dengan Herlina pada Jumat (29/11) atau dua hari sebelum akhirnya ditemukan tewas bersimbah darah.
Kala itu, Esih yang tengah menggendong anak bungsunya itu ditegur oleh Herlina. Korban kala itu mengagumi anak Esih yang memang berbadan gemuk sehingga membuatnya gemas.
"Kemarin masih nanya anak saya yang kecil ini, 'umur berapa bu?' katanya gitu ke saya, saya jawab umur 7 bulan bu, 'ohh sudah gede ya, cepet banget gedenya', katanya gitu," ucap Esih.
Ternyata komunikasi itu merupakan percakapan antara Esih dan Herlina untuk yang terakhir kalinya.(tribun network/abd/dod)
Awal Mula Perselisihan Atalia Praratya Istri Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi |
![]() |
---|
Warga Dedi Mulyadi Jualan Bendera di Maros Sulsel |
![]() |
---|
Awal Mula Marsma TNI Fajar Adriyanto Digelari Red Wolf, Dari Duel Udara Lawan Pilot Amerika Serikat |
![]() |
---|
Wilayah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Paling Banyak Warga Miskin Pakai Bansos Main Judol |
![]() |
---|
Kondisi Terkini Wabup Garut Putri Karlina Istri Maula Putra Dedi Mulyadi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.