Polisi Tembak Polisi
Hukuman Seumur Hidup Menanti Danang Iskandar
Tersangka kasus polisi tembak polisi di Solok Selatan, AKP Dadang Iskandar, resmi dipecat dari Polri.
TRIBUN-TIMUR.COM- Tersangka kasus polisi tembak polisi di Solok Selatan, Sumatera Barat, AKP Dadang Iskandar, resmi dipecat dari Polri.
Kabid Humas Polda Sumatera Barat (Sumbar) Kombes Dwi Sulistyawan mengkonfirmasi langsung.
"Sudah dilakukan proses sidang KKEP (Komisi Kode Etik Polri) yang hukumannya PTDH atau pemberhentian tidak dengan hormat," ujar Kabid Humas Polda Sumatera Barat (Sumbar) Kombes Dwi Sulistyawan, dikutip dari Kompas TV, Minggu (1/12/2024).
Usai menjalani sidang etik Polri di Jakarta pada Selasa (26/11/2024), eks-Kabag Ops Polres Solok Selatan itu dibawa kembali ke Padang.
"Jadi besoknya langsung dibawa ke Polda Sumbar untuk dilanjutkan proses penyidikan," ucapnya.
Dwi mengatakan, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sumbar kini sedang melanjutkan penyidikan kasus penembakan yang menewaskan Kompol (Anumerta) Ryanto Ulil Anshar.
"Di kepolisian sudah selesai, di Propam sudah selesai. Saat ini dilanjutkan proses pidananya di Kriminal Umum, dan saat ini sedang dilanjutkan proses penyidikannya," ungkapnya.
Ia menuturkan, pemecatan Dadang merupakan komitmen Kapolda Sumbar Irjen Suharyono, yang menyatakan, dalam waktu tujuh hari, tersangka harus diproses pemecatannya.
"Ini malah belum tujuh hari, sudah diproses. Selanjutnya, proses tindak pidana umum yang akan dilakukan oleh Ditreskrimum Polda Sumbar," tuturnya, dilansir dari Tribun Padang.
Dalam kasus polisi tembak polisi di Solok Selatan ini, tersangka terancam Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 subsider KUHP subsider Pasal 351 ayat 3 KUHP, dengan ancaman hukuman mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling lama 20 tahun. Sebelumnya, dalam sidang, Dadang Iskandar dijatuhi hukuman etik berupa PTDH.
"Sanksi administratif berupa pemberhentian tidak dengan hormat," jelas Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho di Gedung TNCC Mabes Polri, Jakarta, Selasa malam, dikutip dari Antara.
Sandi mengungkapkan, atas putusan tersebut, Dadang tidak mengajukan banding, yang berarti menerima putusan tersebut.
Kasus polisi tembak polisi ini terjadi di parkiran Polres Solok Selatan, Jumat (22/11/2024). Dadang menembak mati rekannya, Kasat Reskrim Polres Solok Selatan AKP Ryanto Ulil Anshar.
Penembakan tersebut diduga berkaitan dengan pemberantasan tambang ilegal di Solok Selatan yang dilakukan Ulil.
Dirreskrimum Polda Sumbar Kombes Andri Kurniawan menjelaskan, Dadang tidak senang Ulil menangkap rekannya yang diduga pengusaha tambang ilegal.
"Di mana rekanan pelaku ini dilakukan penegakan hukum oleh korban di Polres Solok Selatan, sehingga ketika yang bersangkutan mencoba meminta tolong, kemudian tidak ada respons. Selanjutnya yang bersangkutan melakukan penembakan," terangnya, Sabtu (23/11/2024).
Christina Yun Abubakar, ibunda Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, AKP Ryanto Ulil Anshari, mengungkapkan bahwa anaknya sempat meminta izin untuk berhenti menjadi anggota Polri.
Permintaan itu disampaikan Ryanto Ulil tiga bulan sebelum ia tewas ditembak rekannya, Kabag Ops Polres Solok Selatan, AKP Dadang Iskandar.
"Dia pernah bilang sama saya, kalau tidak salah tiga bulan yang lalu saat dia menelepon. Katanya, 'Mama, saya mau tanya. Seandainya saya keluar dari polisi, apa Mama mengizinkan?'" ujar Christina saat ditemui di rumah duka di Kompleks Antang Jaya, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (22/11/2024) malam.
Christina mengaku meminta anaknya untuk mempertimbangkan keputusan tersebut.
"Saya bilang jangan keluar dari polisi. Itu masa depanmu. Itu kebaikan Tuhan buat kamu. Kami bukan siapa-siapa, tidak punya apa-apa, tapi (Ulil) bisa lulus. Jadi, syukuri apa yang Tuhan berikan," ungkapnya. Mendengar jawaban ibunya,
Ulil hanya mengatakan terima kasih. "Dia juga bilang nanti akan cerita," kata Christina.
Perasaan Tertekan
Christina mengatakan, sebulan setelah percakapan telepon tersebut, Ulil sempat berkunjung ke Makassar dan terlihat galau.
Namun, saat berada di rumah, Ulil tak banyak bercerita.
Ia lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-temannya.
Selama berada di Makassar, Christina sempat dirawat di rumah sakit.
Karena itu, Ulil menunda kepulangannya ke Solok Selatan untuk menjaga ibunya.
Setelah kembali ke Solok Selatan, Ulil tetap sering berkomunikasi dengan sang ibu melalui panggilan video.
Saat itu Christina melihat Ulil seperti tertekan.
Namun, Christina tak ingin mendesak. Ia hanya berpesan agar anaknya semakin mendekatkan diri kepada Tuhan.
”Saya bilang, apa pun masalahnya, datang sama Tuhan. Berdoa, minta kekuatan, karena hanya Tuhan yang mampu tolong kita. Saya juga bilang bahwa saya akan selalu ada,” kata Christina. (*)
Polisi Tembak Polisi di Makassar, Begal Aldy Monyet Tertuduh! Korban Minta Restoratif Justice |
![]() |
---|
Sosok Calon Jenderal Kombes Armaini Bentak AKP Danang Iskandar |
![]() |
---|
Besaran Gaji Hilang Setelah AKP Dadang Iskandar Dipecat dari Polri, Istri Meradang |
![]() |
---|
Brigjen TNI Elphis Rudy Harap Kapolri Jangan Kalah Lawan Dadang Pengkhinat Bangsa |
![]() |
---|
Pesan Irjen Yudhiawan di Pemakaman Kompol Anumerta Ulil ‘Kita Milik Tuhan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.